Kemensos Telusuri Ahli Waris Korban Longsor Gontor, 4 Santri Meninggal
Kemensos melakukan tracing ahli waris korban longsor di Ponpes Gontor, Magelang, yang mengakibatkan empat santri meninggal dan 25 lainnya luka-luka.
Kementerian Sosial (Kemensos) tengah melacak ahli waris para korban longsor di Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Darussalam Gontor Kampus 5 Darul Qiyam, Magelang, Jawa Tengah. Peristiwa nahas yang terjadi Jumat (25/4) sekitar pukul 10.30 WIB tersebut mengakibatkan empat santri meninggal dunia dan 25 lainnya mengalami luka-luka. Longsor terjadi di area belakang Gedung Aligarh, tepatnya di lokasi kamar mandi santri yang saat itu sedang ramai digunakan menjelang salat Jumat.
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, menyatakan bahwa tim Kemensos tengah melakukan asesmen, verifikasi, dan tracing ahli waris serta korban luka untuk proses pemberian santunan. Proses ini melibatkan koordinasi dengan Dinas Sosial dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Magelang untuk memastikan kebutuhan para korban terpenuhi. "Tim Kemensos melakukan asesmen, verifikasi dan tracing ahli waris dan korban terdampak untuk rencana pemberian santunan," kata Mensos Saifullah Yusuf dalam pernyataan tertulis.
Bencana longsor ini bermula dari tanah yang berada di bawah penampungan air di belakang kamar mandi yang tiba-tiba ambles. Akibatnya, tembok penampungan air ikut roboh dan menimpa para santri yang sedang mengantre dan mandi. Kejadian ini langsung dilaporkan kepada pihak terkait, dan para korban segera dievakuasi ke Rumah Sakit Merah Putih Magelang.
Pencarian Ahli Waris dan Penyaluran Bantuan
Proses tracing ahli waris korban longsor menjadi prioritas Kemensos untuk mempercepat penyaluran bantuan. Selain itu, Kemensos juga telah menyalurkan bantuan awal berupa kasur dan selimut melalui Gudang Dinsos Kabupaten Magelang. "Bantuan yang telah didistribusikan, yakni kasur 30 lembar, dan selimut 30 lembar," tambah Mensos.
Identitas empat santri yang meninggal dunia telah diungkap, yaitu Rayfhan Hafiz, Wildan Syifaul Haq, Bima Arya Sanjaya, dan Muhammad Fadhil Hanafi. Sementara itu, 25 santri lainnya mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Kemensos berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada para korban dan keluarga yang berduka.
Proses identifikasi dan verifikasi data korban dan ahli waris terus dilakukan untuk memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran dan merata. Kerja sama dengan pihak Ponpes Gontor dan instansi terkait lainnya juga terus dijalin untuk memastikan kelancaran proses tersebut. Selain bantuan berupa kasur dan selimut, Kemensos juga akan mempertimbangkan bantuan lainnya sesuai dengan kebutuhan para korban dan keluarga.
Kronologi Kejadian Longsor
Longsor yang terjadi di Ponpes Gontor bermula dari amblesnya tanah di bawah penampungan air di belakang kamar mandi. Lokasi ini merupakan area yang ramai digunakan para santri, terutama menjelang waktu salat Jumat. Kejadian ini terjadi secara tiba-tiba, sehingga banyak santri yang tidak sempat menyelamatkan diri.
Para ustadz dan pengurus pondok pesantren segera bertindak cepat untuk melakukan penyelamatan dan evakuasi korban. Mereka juga melaporkan kejadian ini kepada pihak berwenang agar mendapatkan bantuan dan penanganan medis yang cepat. Kecepatan respon dari pihak pondok pesantren dan instansi terkait sangat penting dalam meminimalisir korban jiwa dan luka-luka.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana alam, terutama di daerah-daerah yang rawan longsor. Penting untuk selalu melakukan pengecekan dan perawatan infrastruktur untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
Proses pemulihan pasca longsor masih terus berlangsung. Selain bantuan fisik, dukungan psikososial juga sangat dibutuhkan bagi para korban dan keluarga yang berduka. Kemensos dan instansi terkait terus berupaya untuk memberikan dukungan penuh dalam proses pemulihan ini.
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk selalu waspada dan siap menghadapi potensi bencana alam.