Klarifikasi Kontraktor Soal Rusaknya Alun-Alun Gadobangkong Sukabumi: Anggaran Rp15,6 Miliar, Patung Penyu Kardus?
Kontraktor proyek Alun-alun Gadobangkong Sukabumi, senilai Rp15,6 miliar, klarifikasi kerusakan yang terjadi; menjelaskan spesifikasi bahan bangunan dan peran kardus pada patung penyu.
Sukabumi, Jawa Barat, 6 Maret 2024 - Kontraktor proyek pembangunan Alun-alun Gadobangkong di Sukabumi, Jawa Barat, memberikan klarifikasi terkait kerusakan yang terjadi di alun-alun tersebut, yang baru diresmikan kurang dari setahun. Proyek senilai Rp15,6 miliar dari APBD Provinsi Jawa Barat tahun anggaran 2023 ini, menuai kontroversi setelah sejumlah fasilitas mengalami kerusakan, termasuk patung penyu yang viral di media sosial karena diduga terbuat dari kardus.
Perwakilan dari PT Lingkar Persada KSO, Imran Firdaus, menyatakan bahwa pekerjaan telah sesuai spesifikasi dan aturan pengadaan barang dan jasa. "Pekerjaan yang kami lakukan sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan menjalankan kewajiban sesuai aturan dalam pengadaan barang dan jasa," ujar Imran di Sukabumi, Rabu.
Alun-alun Gadobangkong, yang merupakan ruang terbuka hijau di Ibu Kota Kabupaten Sukabumi dan berada di kawasan Unesco Global Geopark Ciletuh Palabuhanratu, dibangun sebagai ikon wisata bertaraf internasional. Namun, kerusakan yang terjadi menimbulkan pertanyaan publik mengenai kualitas pembangunan dan penggunaan anggaran.
Penjelasan Kontraktor Terkait Kerusakan dan Patung Penyu
Imran menjelaskan bahwa setelah dipotong pajak dan sanksi keterlambatan, kontraktor hanya menerima Rp13 miliar. Selama masa pemeliharaan, berbagai perbaikan telah dilakukan, termasuk perbaikan batu sikat, andesit, dan penanganan kerusakan akibat banjir rob. Terkait patung penyu yang viral, Imran membantah penggunaan kardus sebagai bahan utama. Ia menjelaskan bahwa kardus hanya digunakan sebagai rangka, sementara bahan utama sesuai RAB adalah fiberglass yang dilapisi resin. "Bahan yang digunakan sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB) proyek yakni menggunakan fiberglass dan dilapisi resin," tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga fasilitas alun-alun. "Pembangunan sudah sesuai spesifikasi dan kami pun berharap masyarakat turut menjaga fasilitas yang ada, mengingat konsep alun-alun ini sebagai ruang terbuka hijau," imbuhnya. Kontroversi ini menunjukkan pentingnya pengawasan dan transparansi dalam proyek pembangunan publik.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi, Prasetyo, menyatakan masih menunggu anggaran dari Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Sukabumi untuk perbaikan fasilitas yang rusak.
Rincian Anggaran dan Tahapan Pembangunan
- Total anggaran proyek: Rp15,6 miliar (APBD Provinsi Jabar 2023)
- Anggaran diterima kontraktor setelah pemotongan: Rp13 miliar
- Serah terima bangunan: Dua tahap, Februari 2024 dan Agustus 2024
- Biaya pembuatan patung penyu: Rp30 juta
Kerusakan yang terjadi meliputi berbagai fasilitas di alun-alun, menimbulkan pertanyaan tentang pengawasan proyek dan kualitas material yang digunakan. Pernyataan kontraktor mencoba menjelaskan hal tersebut, namun tetap menjadi sorotan publik.
Ke depannya, peningkatan pengawasan dan transparansi dalam proyek pembangunan publik sangat penting untuk mencegah kejadian serupa dan memastikan penggunaan anggaran yang efektif dan bertanggung jawab. Peran serta masyarakat dalam menjaga fasilitas umum juga krusial untuk keberlanjutan proyek.