Koalisi Ojol Nasional Menolak Ikut Aksi 20 Mei, Hindari Politisasi Isu Driver
Koalisi Ojol Nasional menolak ikut aksi demonstrasi 20 Mei karena khawatir aksi tersebut ditunggangi kepentingan politik pihak tertentu.
Koalisi Ojol Nasional (KON) menyatakan sikap untuk tidak terlibat dalam aksi demonstrasi yang akan berlangsung pada tanggal 20 Mei. Keputusan ini diambil karena KON menduga bahwa aksi tersebut telah dipolitisasi dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan yang tidak sejalan dengan kesejahteraan pengemudi ojek online (ojol).
Ketua Presidium KON, Andi Kristianto, mengungkapkan bahwa pihaknya mencurigai adanya pihak luar yang mencoba memanfaatkan isu-isu yang dihadapi pengemudi ojol demi kepentingan politik dan bisnis terselubung. Andi menegaskan bahwa KON tidak ingin suara para pengemudi ojol disalahgunakan oleh pihak-pihak yang memiliki agenda tersembunyi di luar kepentingan ojol. "Semakin banyak pihak-pihak luar yang mencoba mendompleng isu-isu driver ojek online (ojol) untuk kepentingan politik dan bisnis terselubung, tanpa memahami kondisi nyata ojol di lapangan," kata Andi.
Menurut Andi, ratusan komunitas ojol yang tergabung dalam KON lebih memilih untuk fokus pada solusi konkret demi kesejahteraan pengemudi ojol daripada terlibat dalam aksi yang berpotensi menjadi panggung politik. Ia juga meragukan klaim bahwa ratusan ribu pengemudi ojol akan turun dalam unjuk rasa, karena menurutnya, sebagian besar pengemudi lebih memilih untuk mencari nafkah demi keluarga mereka.
Menolak Dijadikan Alat Politik
Andi Kristianto dengan tegas menyatakan bahwa KON tidak ingin menjadi bagian dari gerakan politik yang tidak jelas tujuannya. Ia menekankan bahwa perjuangan KON murni untuk meningkatkan kesejahteraan pengemudi ojol dan harus tetap fokus pada solusi yang nyata.
Lebih lanjut, Andi mengatakan, “Kalau mau bahas nasib driver, bicara langsung dengan kami. Jangan membuat keputusan tanpa suara dari kami. Kelompok yang bukan dari komunitas ojol tidak mewakili kami.” Pernyataan ini sekaligus menegaskan bahwa KON tidak ingin diwakili oleh kelompok-kelompok yang tidak memahami realitas dan kebutuhan pengemudi ojol di lapangan.
KON juga menekankan pentingnya dialog langsung dengan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi terbaik bagi pengemudi ojol. Mereka percaya bahwa cara ini lebih efektif daripada turun ke jalan dengan tujuan yang tidak jelas.
Kemitraan yang Adil dan Menguntungkan
Andi Kristianto juga menyoroti status hubungan kerja antara pengemudi ojol dan aplikator. Ia menegaskan bahwa para pengemudi ojol sepenuhnya menyadari bahwa hubungan tersebut bersifat kemitraan, bukan hubungan kerja sebagai buruh.
Meskipun demikian, Andi menekankan perlunya regulasi yang memperkuat posisi pengemudi ojol agar tidak terus menerus berada dalam ketidakpastian. Regulasi ini diharapkan dapat menciptakan kemitraan yang adil dan menguntungkan bagi semua pihak.
“Kami tidak menuntut status jadi buruh atau karyawan, tapi kami butuh aturan yang memastikan kemitraan ini adil dan menguntungkan untuk semua pihak dan melindungi kami. Yang kami lawan adalah ketimpangan, bukan status kemitraan itu sendiri,” jelas Andi.
Mengutamakan Dialog dan Advokasi Kebijakan
KON berpendapat bahwa jalan terbaik untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi pengemudi ojol adalah melalui dialog terbuka dan penyusunan regulasi yang jelas. Mereka meyakini bahwa cara-cara politik berisiko dimanfaatkan oleh segelintir elit politik yang tidak mewakili realitas pengemudi di lapangan.
Andi menambahkan, “Kami lebih memilih jalur dialog dan advokasi kebijakan. Itu sikap kami. Aksi yang tidak jelas arah dan tujuannya justru salah-salah bisa merugikan nasib driver sendiri.”
Dengan demikian, KON secara tegas menyatakan sikap untuk tidak terlibat dalam aksi demonstrasi pada 20 Mei dan memilih untuk fokus pada upaya dialog dan advokasi kebijakan demi kesejahteraan pengemudi ojol.
Koalisi Ojol Nasional lebih memilih jalur dialog dan advokasi kebijakan. Sikap ini diambil sebagai bentuk komitmen untuk memperjuangkan kesejahteraan pengemudi ojol melalui cara-cara yang konstruktif dan tidak merugikan.