Kodam XII Tanjungpura Dukung Ketahanan Pangan Bengkayang, Kalbar: Panen Raya Padi dan Sorgum
Kodam XII Tanjungpura berkolaborasi dengan pemerintah Bengkayang dan swasta panen padi dan sorgum di lahan Kompi B Yon Zipur, mendukung ketahanan pangan nasional.
Kodam XII Tanjungpura, bersama Pemerintah Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, dan pihak swasta, berhasil memanen padi gogo dan sorgum di lahan Kompi B Yon Zipur Bengkayang pada 17 Maret 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan nasional. Panen raya ini melibatkan teknologi tanpa olah tanah (TOT) pada lahan marjinal, menghasilkan jagung, padi, dan sorgum dalam jumlah signifikan. Mayor Arm Yogie, Pabandya Komsos Sterdam XII Tanjungpura, menjelaskan bahwa TNI aktif memanfaatkan lahan kering untuk menanam padi dan jagung, berkolaborasi dengan dinas terkait dan swasta untuk mencapai swasembada pangan di Kalimantan Barat.
Bengkayang memiliki potensi lahan kering yang besar, dan lahan tidur di lingkungan Yon Zipur dimanfaatkan untuk menanam komoditas pertanian. Kolaborasi ini diharapkan meningkatkan produksi pertanian di Bengkayang dan Kalimantan Barat secara keseluruhan. Kepala UPT Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Suyatno, menekankan pentingnya kerja sama antar instansi terkait, TNI, kepolisian, pemerintah daerah, dan Kementerian Pertanian untuk mencapai swasembada pangan. Ia berharap kolaborasi ini akan meningkatkan luas tanam padi, produksi, produktivitas, indeks pertanaman, dan kesejahteraan petani.
Suyatno juga menghubungkan panen bersama ini dengan visi Indonesia Maju menuju Indonesia Emas 2045. Ia menyebutkan salah satu misi pemerintah adalah memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan. Pemerintah berkomitmen untuk mencapai swasembada pangan, meskipun menghadapi tantangan seperti kebutuhan pangan yang meningkat seiring pertumbuhan penduduk. Ia memaparkan potensi lahan kering di Kalimantan Barat seluas 200.000 hektare, dengan 87.082 hektare tertanami pada tahun 2024. Namun, terjadi penurunan luas tanam padi lahan kering sebesar 35.000 hektare dalam lima tahun terakhir karena regulasi pembukaan lahan, produktivitas rendah, dan kesuburan tanah yang rendah.
Peningkatan Produksi Padi di Lahan Kering Bengkayang
Kabupaten Bengkayang, bersama Landak, Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu, dan Sekadau, memiliki potensi padi lahan kering yang besar. Bengkayang sendiri memiliki potensi 6.500 hektare, dengan 6.000 hektare telah ditanami. Masih terdapat potensi 500 hektare atau lebih yang belum dimanfaatkan. Untuk meningkatkan luas tanam, Kementerian Pertanian RI melalui BPTP Perkebunan Kalimantan Barat dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat memberikan bantuan berupa benih, pestisida, dan herbisida seluas 97.785 hektare. Bantuan ini diharapkan meningkatkan produksi padi lahan kering secara signifikan.
Suyatno menambahkan bahwa produksi padi lahan kering di Bengkayang pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 145.655 ton GKG (Gabah Kering Giling) dari lahan seluas 86.933 hektare. Ini menunjukkan upaya nyata dalam meningkatkan ketahanan pangan di wilayah tersebut. Program ini selaras dengan upaya pemerintah untuk mencapai swasembada pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Kerja sama yang erat antara Kodam XII Tanjungpura, pemerintah daerah, dan pihak swasta menjadi kunci keberhasilan program ini. Dukungan teknologi pertanian yang tepat dan bantuan dari pemerintah pusat diharapkan dapat mengatasi tantangan dalam meningkatkan produktivitas lahan kering dan mencapai swasembada pangan di Kalimantan Barat.
Keberhasilan panen padi dan sorgum di Bengkayang menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara TNI, pemerintah, dan swasta dapat berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Upaya ini diharapkan dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia untuk mencapai ketahanan pangan yang lebih optimal.
Dengan pemanfaatan lahan kering secara maksimal dan dukungan teknologi yang tepat, diharapkan produksi pertanian di Bengkayang dan Kalimantan Barat dapat terus meningkat, berkontribusi pada ketahanan pangan nasional, dan meningkatkan kesejahteraan para petani.