Konsumsi Bensin di Sumatera Naik 15 Persen Jelang Lebaran 2025
Pertamina Patra Niaga Sumbagut memprediksi lonjakan konsumsi gasoline hingga 15 persen di lima provinsi Sumatera selama periode mudik Lebaran 2025, sementara konsumsi gasoil diprediksi turun.
PT Pertamina Patra Niaga Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) memprediksi peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis gasoline di wilayah operasionalnya selama periode mudik Lebaran 2025. Lonjakan konsumsi ini diperkirakan mencapai 15 persen, meliputi Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Riau, dan Kepulauan Riau. Peningkatan ini terjadi antara tanggal 17 Maret hingga 13 April 2025, dibandingkan rata-rata harian normal.
Menurut Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria, konsumsi gasoline yang meliputi Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo diperkirakan meningkat dari rata-rata harian normal 12.890 kiloliter (kl) menjadi 14.832 kl per hari. Sebaliknya, konsumsi gasoil (Biosolar, Dexlite, Pertamina Dex) diprediksi turun sekitar delapan persen, dari 8.957 kl menjadi 8.244 kl per hari.
Pertamina menjelaskan bahwa peningkatan konsumsi gasoline diprediksi karena meningkatnya perjalanan kendaraan pribadi selama periode mudik Lebaran. Sementara penurunan konsumsi gasoil dikaitkan dengan penurunan aktivitas logistik selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri. "Konsumsi gasoline kami prediksi mengalami kenaikan karena adanya peningkatan perjalanan kendaraan pribadi saat mudik lebaran, sedangkan untuk konsumsi gasoil diperkirakan menurun sekaitan turunnya aktivitas logistik selama Ramadhan dan Idul Fitri," jelas Susanto.
Lonjakan Konsumsi BBM di Sumatera Barat
Di Sumatera Barat, lonjakan konsumsi BBM diperkirakan lebih signifikan. Sales Area Manager Retail Sumbar Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fakhri Rizal Hasibuan, memperkirakan peningkatan konsumsi gasoline mencapai 22 persen selama periode Satgas Rafi 2025. Konsumsi harian akan meningkat dari rata-rata 2.139 KL di Januari 2025 menjadi 2.616 KL per hari.
Berbeda dengan gasoline, konsumsi gasoil diprediksi turun sekitar 9,7 persen, dari 1.423 kl menjadi 1.285 kl per hari. Sementara itu, konsumsi LPG untuk rumah tangga diperkirakan naik sekitar 12 persen, dari 490 metrik ton (mt) menjadi 548 mt per hari. Konsumsi avtur juga diprediksi meningkat sekitar 14 persen, dari 89 kl menjadi 102 kl per hari.
Pertamina telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Ramadhan dan Idul Fitri (Satgas Rafi) yang beroperasi dari 17 Maret hingga 13 April 2025 untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan BBM ini. Satgas ini bertugas untuk memastikan ketersediaan BBM, LPG, dan Avtur di wilayah operasional Sumbagut, termasuk Sumatera Barat. "Seluruh sarana dan fasilitas Pertamina dalam kondisi baik dan siap melayani kebutuhan energi masyarakat," tegas Satria.
Antisipasi Lonjakan Permintaan
Langkah antisipatif Pertamina ini menunjukkan kesiapan perusahaan dalam menghadapi lonjakan permintaan BBM selama periode mudik Lebaran. Dengan membentuk Satgas Rafi, Pertamina berupaya memastikan distribusi BBM berjalan lancar dan kebutuhan masyarakat terpenuhi. Data yang dipaparkan menunjukkan prediksi yang cukup akurat berdasarkan tren konsumsi BBM di masa-masa sebelumnya.
Perkiraan peningkatan konsumsi gasoline dan penurunan konsumsi gasoil mencerminkan perubahan pola konsumsi BBM selama periode Lebaran. Peningkatan mobilitas masyarakat dengan kendaraan pribadi berkontribusi pada peningkatan konsumsi gasoline, sementara penurunan aktivitas logistik menyebabkan penurunan konsumsi gasoil.
Pertamina terus memantau dan mengevaluasi situasi di lapangan untuk memastikan pasokan BBM tetap terjaga. Kesiapan infrastruktur dan distribusi menjadi kunci utama dalam memenuhi kebutuhan energi masyarakat selama periode ramai ini. Dengan langkah-langkah yang telah diambil, diharapkan masyarakat dapat merayakan Lebaran dengan tenang tanpa khawatir akan ketersediaan BBM.
Kesimpulannya, Pertamina telah melakukan persiapan yang matang untuk menghadapi lonjakan permintaan BBM selama periode mudik Lebaran 2025. Langkah-langkah yang diambil diharapkan mampu memastikan ketersediaan BBM dan kelancaran distribusi di lima provinsi Sumatera.