Kotim Berkomitmen Selesaikan Krisis Air Bersih Secara Bertahap
Pemkab Kotim berkomitmen selesaikan krisis air bersih di wilayah selatan dengan perluasan jaringan PDAM secara bertahap, terutama di empat kecamatan yang menjadi prioritas.
Krisis air bersih di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) tengah menjadi fokus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat. Bupati Halikinnor, Jumat (17/1) lalu, menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan masalah ini dengan memperluas jangkauan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) secara bertahap. Pernyataan tersebut disampaikan saat peresmian bantuan pemasangan instalasi air bersih PDAM di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, yang mencakup 59 sambungan rumah (SR).
Wilayah selatan Kotim, khususnya di daerah pesisir, sering mengalami krisis air bersih saat musim kemarau. Danau dan sumur mengering, sementara air sungai menjadi asin akibat intrusi air laut. Akibatnya, masyarakat harus mengandalkan pasokan air bersih dari Sampit melalui mobil tangki. Kondisi ini juga berdampak pada kesehatan masyarakat, termasuk peningkatan kasus stunting, sehingga menjadi perhatian serius pemerintah.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemkab Kotim mengalokasikan dana puluhan miliar rupiah untuk perluasan jaringan pipa air bersih PDAM, menjangkau wilayah-wilayah yang selama ini kesulitan akses air bersih. Bupati Halikinnor menekankan pentingnya akses air bersih untuk kesehatan masyarakat dan berharap program ini dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Pemkab juga membantu pemasangan sambungan baru dan perbaikan sambungan yang rusak, meski prosesnya dilakukan bertahap.
Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Kotim, Rafiq Riswandi, menjelaskan bahwa di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan saja terdapat 220 SR yang perlu diperbaiki karena tidak berfungsi. Pada tahun 2024, direncanakan perbaikan 50 SR dan pemasangan 9 SR baru, sesuai ketersediaan anggaran. Sisanya, sekitar 170 SR, membutuhkan dana sekitar Rp850 juta (dengan biaya perbaikan per SR sebesar Rp5 juta) dan diupayakan melalui APBD Perubahan 2025 atau APBD Murni 2026.
Dinas Cipta Karya bersama Perumdam Tirta Mentaya telah melakukan survei lapangan. Saat ini, fokus utama adalah empat kecamatan di wilayah selatan: Mentaya Hilir Utara, Pulau Hanaut, Mentaya Hilir Selatan, dan Teluk Sampit. Meskipun demikian, beberapa titik di kecamatan lain juga masih membutuhkan perhatian terkait akses air bersih.
Pemkab Kotim menyadari pentingnya penyelesaian masalah krisis air bersih ini. Dengan komitmen dan langkah-langkah yang terencana, diharapkan akses air bersih dapat dinikmati seluruh masyarakat Kotim, khususnya di wilayah yang selama ini kesulitan mendapatkannya. Upaya bertahap ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Perluasan jaringan PDAM menjadi solusi jangka panjang yang diyakini dapat mengatasi krisis air bersih secara signifikan. Dukungan penuh dari pemerintah daerah dan kerjasama antar instansi terkait sangat krusial untuk memastikan keberhasilan program ini.