KPA Kota Sorong Perkuat Koordinasi Cegah HIV/AIDS: 215 Kasus Baru di 2024
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sorong memperkuat koordinasi lintas sektor untuk mencegah dan menangani kasus HIV/AIDS yang meningkat, dengan 215 kasus baru tercatat pada tahun 2024.
Kota Sorong, Papua Barat Daya, menghadapi tantangan serius dalam penanganan HIV/AIDS. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sorong gencar memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak untuk menekan angka kasus yang terus meningkat. Hal ini disampaikan oleh Plt. Sekretaris KPA Kota Sorong, Jenny Isir, Jumat lalu.
Penguatan koordinasi ini dinilai krusial. Setiap anggota KPA dan pemangku kepentingan lainnya memiliki peran vital dalam pencegahan dan penanganan HIV/AIDS. Jenny Isir menjelaskan, strategi ini mencakup pemaparan situasi terkini HIV/AIDS di Kota Sorong dan upaya konkret yang akan dilakukan.
Kolaborasi dan sinergi antar berbagai pihak menjadi kunci. Setiap stakeholder perlu mengoptimalkan perannya sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Angka kasus HIV/AIDS di Kota Sorong menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan. Data menunjukan total 215 kasus baru tercatat sepanjang tahun 2024.
Data kumulatif dari tahun 2004 hingga 2024 menunjukkan angka yang cukup tinggi. Tercatat 4.016 orang dengan status positif HIV/AIDS. Rinciannya, 1.210 kasus stadium HIV pada laki-laki, 1.715 kasus pada perempuan, 619 kasus stadium AIDS pada laki-laki, dan 469 kasus pada perempuan. Sayangnya, 492 orang telah meninggal dunia akibat penyakit ini.
Kelompok usia 20-29 tahun menjadi yang paling terdampak, dengan 1.735 kasus didominasi oleh pelajar SMA. Sebanyak 3.722 kasus (dari tahun 2004 hingga 2024) penularannya melalui hubungan seksual, menjadi metode penularan paling dominan. Penularan juga terjadi melalui jalur homoseksual dan transfusi darah.
Tingginya angka kasus HIV/AIDS di Kota Sorong mengharuskan langkah cepat dan tepat. KPA Kota Sorong menerapkan metode layanan strategis dan mengandalkan dukungan dari berbagai pihak. Upaya konkret yang dilakukan antara lain pengobatan rutin, distribusi kondom di tempat-tempat rawan, serta sosialisasi dan edukasi kepada ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).
Pemeriksaan rutin juga dijalankan. Orang dengan Infeksi Menular Seksual (IMS) menjalani pemeriksaan bulanan, sementara ODHA diperiksa setiap tiga bulan. Ketersediaan obat Antiretroviral (ARV) juga terjamin. Obat ARV tersedia di Rumah Sakit Sele Be Solu, Rumah Sakit Angkatan Laut, dan 10 puskesmas di Kota Sorong.
KPA Kota Sorong berharap penguatan koordinasi ini akan menghasilkan penanganan HIV/AIDS yang lebih optimal di Kota Sorong. Dengan kerjasama dan komitmen semua pihak, diharapkan penyebaran HIV/AIDS dapat dikendalikan dan dampaknya dapat diminimalisir.