Kue Talam Samarinda: Primadona Takjil Ramadhan yang Menggoda Selera
Kue talam, jajanan tradisional Kalimantan Timur, menjadi primadona takjil di Samarinda selama Ramadhan, dengan cita rasa yang khas dan tekstur lembut yang disukai banyak orang.
Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Di Samarinda, Kalimantan Timur, selama bulan Ramadhan, kue talam menjadi jajanan takjil favorit. Awaliyah, seorang penjual kue talam dengan pengalaman 15 tahun, merasakan peningkatan penjualan yang signifikan selama bulan puasa. Kue talam buatannya laris manis karena cita rasa yang khas dan penggunaan bahan-bahan berkualitas. Tingginya permintaan membuat Awaliyah dan suaminya kewalahan memenuhi pesanan, bahkan pembeli datang dari luar kota Samarinda.
Kue talam, penganan tradisional Kalimantan, telah menjadi daya tarik tersendiri bagi warga Samarinda yang mencari takjil. Aroma pandan dan rasa manis legit gula aren menjadi kombinasi sempurna yang membuat kue ini begitu digemari. Keunikan rasa dan tekstur lembutnya membuat kue talam ini berbeda dari kue-kue lainnya.
Pembeli rela mengantre panjang untuk mendapatkan kue talam, khususnya amparan tatak pisang yang menjadi varian paling populer. Hal ini menunjukkan betapa besarnya minat masyarakat terhadap kue tradisional ini, dan bagaimana kue talam telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi berbuka puasa di Samarinda.
Kelezatan Kue Talam Awaliyah: Rahasia di Balik Rasa yang Khas
Awaliyah, sang pemilik gerai, mengungkapkan rahasia di balik kelezatan kue talam buatannya. Ia menekankan pentingnya penggunaan bahan-bahan berkualitas, seperti kentang asli untuk bingka bakar, telur segar, santan kental, gula aren pilihan, dan pandan wangi. "Rahasia kami ada di bahan-bahan yang segar dan berkualitas," ujarnya.
Kombinasi bahan-bahan tersebut menghasilkan tekstur kue yang lembut dan rasa yang khas, gurih, manis, dan harum. Tidak heran jika kue talam buatan Awaliyah begitu digemari. Proses pembuatan yang teliti dan penuh perhatian pada detail juga menjadi kunci kesuksesannya.
Selain amparan tatak pisang, Awaliyah juga menawarkan berbagai jenis kue talam lainnya, seperti talam ketan pandan, sari muka, kakaraban, dan talam India. Namun, amparan tatak pisang tetap menjadi primadona, dengan perpaduan rasa manis dan gurih yang begitu pas.
Setiap talam dipotong menjadi 20 bagian dan dijual dengan harga Rp15.000 per potong. Dalam sehari, Awaliyah mampu menjual lebih dari 300 potong kue talam, menunjukkan tingginya permintaan akan produknya.
Kue Talam: Lebih dari Sekedar Jajanan Takjil
Kue talam buatan Awaliyah bukan hanya diminati warga Samarinda saja, tetapi juga menarik perhatian pembeli dari luar kota. "Banyak juga yang datang dari luar kota khusus untuk membeli kue talam kami," kata Awaliyah dengan bangga. Hal ini membuktikan bahwa kue talam buatannya telah memiliki reputasi yang baik dan menjadi daya tarik tersendiri.
Salah satu pembeli, Daniati, memberikan testimoni positif tentang kue talam Awaliyah. "Lebih lembut dan manisnya pun pas," katanya. Ia juga mengapresiasi penggunaan pandan asli dan gula aren berkualitas yang memberikan cita rasa autentik pada kue tersebut. Daniati khususnya menyukai amparan tatak pisang karena perpaduan rasa manis, gurih, dan tekstur lembutnya.
Keberhasilan Awaliyah dalam memasarkan kue talam menunjukkan potensi besar dari produk kuliner tradisional. Dengan menjaga kualitas bahan baku dan cita rasa, kue talam dapat menjadi produk unggulan yang mampu bersaing di pasar dan bahkan menarik minat wisatawan.
Suksesnya penjualan kue talam Awaliyah selama Ramadhan juga menjadi bukti bahwa produk lokal berkualitas dapat diterima dan digemari oleh masyarakat luas. Ini merupakan contoh nyata bagaimana kekayaan kuliner Indonesia dapat menjadi sumber ekonomi dan kebanggaan daerah.
Di tengah ramainya pilihan takjil modern, kue talam tetap menjadi pilihan favorit. Hal ini menunjukkan bahwa cita rasa tradisional masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat, dan menjadi bukti kekayaan kuliner Indonesia yang patut dijaga dan dilestarikan.