LaNyalla Ajak Mahasiswa Kembali ke Pancasila: Kritik Kebijakan Pemerintah dan Kuasai Sumber Daya Alam
Anggota DPD RI, LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengajak mahasiswa untuk kembali kepada nilai-nilai Pancasila dalam menyikapi kekecewaan terhadap kondisi bangsa dan mengkritisi kebijakan pemerintah.
Surabaya, 27 Februari 2024 - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menyerukan mahasiswa untuk kembali mengacu pada Pancasila sebagai dasar negara dalam upaya membangun Indonesia yang lebih baik. Ajakan ini disampaikan dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR-RI bertema 'Kembali ke UUD 1945 untuk menjaga Kebutuhan NKRI' di Surabaya, Kamis lalu. LaNyalla mengakui kekecewaan mahasiswa yang mengekspresikan keresahan lewat tagar 'Indonesia Gelap', namun mengajak mereka untuk melakukan kritik yang lebih konstruktif, khususnya terkait penguatan konstitusi.
LaNyalla menekankan pentingnya pemahaman atas sejarah Indonesia, khususnya bagaimana kekayaan alam Indonesia telah lama menjadi incaran negara-negara maju. Ia menyinggung praktik kolonialisme, bahkan dalam bentuk modern melalui liberalisasi ekonomi dan politik yang dilakukan secara sistematis oleh kapitalis neo-liberal. Menurutnya, "Indonesia yang dianugerahi kekayaan alam, sudah sejak dulu menjadi incaran negara-negara maju. Mulai dari datangnya VOC hingga penjajahan Belanda. Bahkan lanjut hingga saat ini melalui kolonialisme bentuk baru yang masuk melalui liberalisasi di semua lini, baik politik maupun ekonomi yang dilakukan secara sistematis oleh para kapitalis neo-liberal yang memang wataknya predatorik," ungkap LaNyalla.
Ia menjelaskan bahwa pasca Perang Dunia II, negara-negara maju terus berupaya menguasai negara-negara yang baru merdeka, termasuk Indonesia, melalui strategi kolonialisme baru dengan paradigma Neo-Liberalisme. Amandemen UUD 1945, menurutnya, telah membawa Indonesia ke dalam sistem perekonomian 'Daulat Pasar' dan sistem politik 'one man one vote', yang dinilai tidak sesuai dengan demokrasi Pancasila. Kondisi ini, menurut LaNyalla, mengakibatkan Indonesia semakin terjerat oleh kapitalisme, dengan sumber daya alam dieksploitasi dan keuntungannya dinikmati oleh pihak asing.
Menggali Kembali Nilai-Nilai Pancasila
LaNyalla mengajak mahasiswa untuk mempelajari kembali pemikiran para pendiri bangsa dan menghayati nilai-nilai Pancasila sebagai sistem yang paling sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Ia menekankan perlunya kembali ke UUD 1945 naskah asli untuk memperkuat konstitusi dan mencegah pengulangan penyimpangan seperti di era Orde Baru. "Karena itu saya mengajak semua elemen bangsa, untuk kita kembali ke Konstitusi asli, yaitu Undang-Undang Dasar 1945 naskah asli. Untuk kemudian kita benahi dan perkuat, agar tidak terulang lagi penyimpangan yang terjadi di era Orde Baru," tegasnya.
Dalam diskusi tersebut, LaNyalla menyatakan dukungannya terhadap kritik mahasiswa terhadap beberapa kebijakan pemerintah, termasuk program makan bergizi gratis. Ia bahkan lebih mendukung program pendidikan gratis daripada program makan gratis. Hal ini menunjukkan kesediaan LaNyalla untuk berdialog dan mempertimbangkan perspektif mahasiswa.
Acara tersebut dihadiri oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai perguruan tinggi di Surabaya, Plt. Ketua Umum Kadin Jatim, Diar Kusuma Putra, dan Sekretaris MPW Pemuda Pancasila Jatim, M. Agus Diah Muslim. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan terhadap upaya untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila dan mendorong partisipasi mahasiswa dalam pembangunan bangsa.
Konteks dan Implikasi
Pernyataan LaNyalla ini muncul dalam konteks keresahan mahasiswa terhadap kondisi bangsa. Ia mengajak mahasiswa untuk tidak hanya mengekspresikan kekecewaan, tetapi juga untuk berpikir kritis dan mencari solusi yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Ajakan ini menekankan pentingnya pemahaman sejarah dan konstitusi bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan globalisasi dan menjaga kedaulatan bangsa.
Lebih lanjut, LaNyalla menyoroti pentingnya mengkaji kembali sistem ekonomi dan politik Indonesia pasca amandemen UUD 1945. Ia mempertanyakan efektivitas sistem 'Daulat Pasar' dan 'one man one vote' dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Kritik ini menggarisbawahi perlunya evaluasi dan reformasi sistem untuk memastikan bahwa pembangunan berpihak pada rakyat Indonesia.
Kesimpulannya, seruan LaNyalla untuk kembali kepada Pancasila merupakan ajakan untuk merefleksikan kembali nilai-nilai dasar bangsa dalam menghadapi tantangan kekinian. Hal ini mencakup kritik terhadap kebijakan pemerintah, penguatan konstitusi, dan upaya untuk melindungi kekayaan alam Indonesia dari eksploitasi pihak asing. Ajakan ini juga menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan yang kritis dan konstruktif dalam membangun Indonesia yang lebih baik.