Longsor di Humbang Hasundutan Rusak Rumah dan Lahan Pertanian 24 KK
Tanah longsor di Kecamatan Baktiraja, Humbang Hasundutan, Sumut, akibat hujan deras telah merusak rumah dan lahan pertanian 24 KK, namun tidak menimbulkan korban jiwa.
Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara pada Minggu, 19 Februari 2025, mengakibatkan bencana tanah longsor yang menimbulkan kerusakan pada rumah dan lahan pertanian warga. Bencana ini terjadi di Dusun 1 Tambak Lombu Desa, Kecamatan Baktiraja. Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatera Utara mencatat dampak signifikan dari peristiwa ini, terutama bagi 24 Kartu Keluarga (KK) yang lahan pertaniannya terdampak.
Berdasarkan laporan yang diterima Pusdalops di Medan pada Kamis, 20 Februari 2025, longsor tersebut menyebabkan kerusakan pada sejumlah infrastruktur. Lima unit rumah mengalami kerusakan ringan, satu rumah rusak sedang, dan satu jembatan juga mengalami kerusakan sedang. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka yang dilaporkan, dan tidak ada warga yang harus mengungsi.
Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni Pancasilawati, atau yang akrab disapa Yuyun, membenarkan informasi tersebut. "Berdasarkan laporan yang diterima, lahan pertanian dari 24 KK terdampak akibat tanah longsor tersebut," ujar Sri Wahyuni. Pihak BPBD Sumut dan pemangku kebijakan terkait langsung bergerak cepat merespon kejadian ini.
Penanganan Bencana Longsor di Humbang Hasundutan
BPBD setempat, bersama dengan pemerintah daerah, langsung melakukan upaya penanganan pasca-bencana. Tim gabungan turun ke lokasi untuk melakukan evakuasi dan pembersihan material longsoran. Proses evakuasi berjalan lancar tanpa kendala berarti, berkat respon cepat tim penanggulangan bencana.
Selain evakuasi, upaya pembukaan akses jalan juga menjadi prioritas. Alat berat dikerahkan untuk membersihkan material longsoran yang menutupi badan jalan, sehingga aksesibilitas bagi warga terdampak dapat segera dipulihkan. Bantuan logistik juga telah disalurkan kepada warga yang terdampak untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Yuyun menambahkan, "Berdasarkan laporan tidak ada korban jiwa, tidak ada korban luka-luka dan pengungsi." Hal ini menunjukkan efektivitas respon cepat dari tim penanggulangan bencana dalam menangani situasi darurat. Kecepatan respon dan koordinasi yang baik antara BPBD setempat dan pihak terkait menjadi kunci keberhasilan dalam meminimalisir dampak buruk dari bencana ini.
Kondisi Terkini dan Tahap Penanganan
Saat ini, proses penanganan masih terus berlangsung di lokasi kejadian. Tim gabungan terus berupaya membersihkan material longsoran dan memastikan keselamatan warga terdampak. Perhatian khusus juga diberikan pada pemulihan lahan pertanian milik 24 KK yang terdampak, guna membantu mereka kembali beraktivitas seperti sedia kala.
Proses pemulihan pasca-bencana ini memerlukan kerjasama dan koordinasi yang baik dari berbagai pihak. Dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan juga masyarakat sekitar sangat penting untuk memastikan proses pemulihan berjalan lancar dan efektif. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak dalam menghadapi bencana alam serupa di masa mendatang.
Meskipun tidak ada korban jiwa, dampak ekonomi bagi 24 KK yang kehilangan lahan pertanian perlu mendapat perhatian serius. Upaya rehabilitasi dan rekonstruksi lahan pertanian menjadi hal penting yang perlu segera dilakukan untuk membantu mereka bangkit kembali.
Saat ini, fokus utama adalah memastikan keamanan dan kesejahteraan warga terdampak, serta pemulihan infrastruktur yang rusak. Semoga proses pemulihan berjalan lancar dan warga terdampak dapat segera kembali menjalani kehidupan normal.