Longsor Ujungberung Bandung: Pemkot Pastikan Penanganan Optimal, 80 KK Terdampak
Pemerintah Kota Bandung bergerak cepat menangani longsor di Ujungberung yang mengakibatkan 80 KK terdampak, dengan bantuan dan perbaikan infrastruktur segera dilakukan.
Longsor yang terjadi di kawasan permukiman Kelurahan Pasirjati, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung pada Sabtu (5/4) telah ditangani oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Bencana alam ini disebabkan oleh tingginya curah hujan yang mengakibatkan jebolnya benteng pembatas di Kampung Sukagalih. Wakil Wali Kota Bandung, H. Erwin, memastikan penanganan berjalan dengan baik dan berkolaborasi antar dinas terkait untuk memberikan solusi menyeluruh.
Hujan deras yang mengguyur Kota Bandung mengakibatkan erosi tanah penahan tebing (TPT) di sekitar aliran sungai. Erosi yang terjadi secara bertahap akhirnya menyebabkan kirmir ambruk dan mengakibatkan longsor. Kejadian ini mengakibatkan dampak signifikan bagi warga sekitar, dengan 80 kepala keluarga (KK) terdampak langsung.
Pemkot Bandung langsung merespon cepat dengan menyalurkan bantuan kepada warga terdampak. Dinas Sosial Kota Bandung telah mendistribusikan bantuan kepada 20 KK pada hari Sabtu, dan sisanya akan menerima bantuan pada Minggu. Selain bantuan sosial, Dinas Kesehatan Kota Bandung juga siap memberikan pelayanan dan bantuan medis bagi warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat longsor.
Penanganan Longsor dan Solusi Jangka Panjang
Wakil Wali Kota Bandung, H. Erwin, telah menginstruksikan aparat kewilayahan untuk mendata warga terdampak agar penyaluran bantuan dapat tepat sasaran dan efisien. Pemerintah juga memastikan penanganan longsor dilakukan secara bertahap, mulai dari penanganan sementara hingga solusi jangka panjang.
Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSABM) Kota Bandung telah melakukan perbaikan kirmir ambruk sebagai penanganan sementara. Perbaikan ini bertujuan untuk meminimalisir risiko lebih lanjut dan memastikan keamanan warga sekitar.
Untuk solusi jangka panjang, Pemkot Bandung merencanakan peninggian kirmir di titik-titik rawan longsor dan banjir. Pembuatan sumur biopori juga menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi masalah drainase dan mengurangi risiko longsor di masa mendatang. Langkah ini diharapkan dapat mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Bantuan untuk Warga Terdampak
Sebanyak 80 KK terdampak longsor di Ujungberung. Pemkot Bandung berkomitmen untuk membantu seluruh warga yang terdampak. Bantuan yang diberikan meliputi bantuan sosial dan pelayanan kesehatan. "Bagi warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat banjir, Dinas Kesehatan Kota Bandung siap memberikan pelayanan dan bantuan medis," jelas Wakil Wali Kota Bandung.
Penyaluran bantuan dilakukan secara bertahap dan terkoordinasi untuk memastikan semua warga terdampak menerima bantuan yang dibutuhkan. Pemkot Bandung juga terus memantau perkembangan situasi di lapangan dan siap memberikan bantuan tambahan jika diperlukan.
"Apabila ada masalah, seluruh dinas di Pemkot Bandung harus turun dan berkolaborasi untuk mencari solusi demi menyelesaikan permasalahan," tegas Wakil Wali Kota Bandung, menekankan pentingnya kolaborasi antar instansi pemerintah dalam menangani bencana.
Upaya Pencegahan Kejadian Berulang
Pemkot Bandung menyadari pentingnya upaya pencegahan untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang. Oleh karena itu, selain penanganan langsung, Pemkot Bandung juga fokus pada solusi jangka panjang untuk mencegah terjadinya longsor dan banjir. Peninggian kirmir dan pembuatan sumur biopori merupakan langkah konkret untuk mengatasi permasalahan drainase dan memperkuat struktur tanah.
Dengan komitmen dan kolaborasi antar instansi, Pemkot Bandung berupaya untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga Kota Bandung, khususnya warga di Kelurahan Pasirjati, Kecamatan Ujungberung. "Intinya, kami dari Pemkot Bandung akan selalu hadir dan berupaya mencarikan solusi agar kejadian serupa tidak terulang kembali," pungkas Wakil Wali Kota Bandung.
Pemerintah Kota Bandung berkomitmen untuk terus memantau dan mengevaluasi langkah-langkah yang telah dilakukan untuk memastikan efektivitas penanganan longsor dan pencegahan kejadian serupa di masa mendatang. Kolaborasi dan koordinasi antar instansi terkait akan terus ditingkatkan untuk memberikan respon cepat dan tepat dalam menghadapi bencana alam.