Menag Apresiasi Pesantren As'adiyah Macanang: Kemajuan Pesat di Tengah Keharmonisan Umat
Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan apresiasi tinggi terhadap perkembangan Pondok Pesantren As'adiyah Macanang di Sulsel, mengagumi kemajuan pesantren dan menekankan pentingnya kerukunan umat di Indonesia.
Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar, baru-baru ini mengunjungi Pondok Pesantren As’adiyah Macanang di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka menghadiri acara halal bihalal. Dalam kunjungannya, Menag memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kemajuan pesantren tersebut, yang ditandai dengan pembangunan gedung bertingkat dan masjid megah. Kunjungan ini terjadi pada tanggal 6 April 2024.
Apresiasi Menag tersebut disampaikan langsung saat beliau menghadiri acara halal bihalal di pesantren tersebut. "Bahkan sebelum saya menjadi Menteri Agama, Pondok Pesantren ini sudah berkembang pesat. Semoga ke depan kita bisa terus berbuat lebih banyak lagi," ungkap Menag Nasaruddin Umar. Pernyataan ini menunjukkan kekagumannya terhadap perkembangan pesantren yang telah dicapai jauh sebelum masa jabatannya.
Kunjungan Menag ini bukan hanya sekedar kunjungan biasa, melainkan juga menjadi momentum untuk menekankan pentingnya nilai-nilai kerukunan dan persatuan di Indonesia. Beliau menyoroti kekayaan budaya, bahasa, dan agama yang dimiliki Indonesia sebagai anugerah besar yang harus dijaga dan disyukuri bersama.
Kemajuan Pesantren As'adiyah Macanang dan Konsep Trilogi Kerukunan
Menag Nasaruddin Umar terkesan dengan perkembangan fisik Pondok Pesantren As’adiyah Macanang yang begitu pesat. Gedung-gedung baru yang megah dan masjid yang besar menjadi bukti nyata kemajuan pesantren tersebut. Kemajuan ini menunjukkan komitmen pesantren dalam menyediakan fasilitas terbaik bagi para santri.
Selain itu, Menag juga turut memperkenalkan konsep lanjutan dari trilogi kerukunan. Konsep ini mencakup hubungan harmonis antara manusia, alam semesta, dan Tuhan. Beliau menjelaskan pentingnya manusia sebagai makhluk ciptaan Allah untuk tunduk pada hukum takwini (hukum alam) dan hukum tasyri’i (hukum syariat).
Penjelasan Menag ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana manusia seharusnya bersikap sebagai khalifah di bumi. Dengan memahami dan menjalankan kedua hukum tersebut, diharapkan dapat tercipta kehidupan yang lebih harmonis dan seimbang.
Menag juga menekankan pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama di Indonesia, meskipun Indonesia memiliki keberagaman yang sangat tinggi. "Indonesia itu satu-satunya negara yang begitu luas, dengan begitu banyak perbedaan, tetapi tetap damai. Ini anugerah besar yang harus kita syukuri," tegasnya.
Apresiasi dari Ketua Yayasan dan Pemerintah Daerah
Ketua Yayasan Pondok Pesantren As’adiyah, Bunyamin M. Yafid, yang juga merupakan Staf Khusus/Tenaga Ahli Menag RI, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas suksesnya acara halal bihalal tersebut. Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi, termasuk para guru, santri, mahasantri, mahasiswa, alumni, dan orang tua santri.
Bunyamin juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Wajo dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan atas dukungan dan perhatian yang diberikan. "Saya ucapkan terima kasih kepada semua guru-guru kami, adik-adik santri, mahasantri, mahasiswa, para alumni, serta orang tua santri yang telah menyukseskan acara halal bihalal ini," ujarnya. Menurutnya, acara halal bihalal tersebut berjalan dengan sangat sukses dan meriah.
Kehadiran Menag Nasaruddin Umar dan berbagai pihak penting lainnya dalam acara tersebut semakin menambah semarak dan kesuksesan acara halal bihalal Pondok Pesantren As’adiyah Macanang. Hal ini menunjukkan besarnya perhatian dan dukungan terhadap pesantren tersebut.
Secara keseluruhan, kunjungan Menag ke Pondok Pesantren As’adiyah Macanang bukan hanya memberikan apresiasi terhadap kemajuan pesantren, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat nilai-nilai kerukunan dan persatuan di Indonesia. Keberhasilan pesantren ini diharapkan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi pesantren-pesantren lain di Indonesia.