Mendiktisaintek Paparkan Visi AI Indonesia di Forum OIC-15: Solusi untuk Pangan, Kesehatan, dan Energi
Mendiktisaintek RI, Brian Yuliarto, memaparkan visi Indonesia tentang peran AI dalam menjawab tantangan pembangunan di Forum OIC-15.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) RI, Brian Yuliarto, menyampaikan visi strategis Indonesia mengenai kecerdasan buatan (AI) dalam forum internasional. Pertemuan Menteri ke-2 OIC-15 (Organisation of Islamic Cooperation) yang berlangsung di Teheran, Republik Islam Iran, menjadi wadah bagi Indonesia untuk berbagi pandangan tentang peran krusial AI dalam pembangunan.
Dalam forum tersebut, Menteri Brian menyoroti bagaimana AI dapat menjadi solusi transformatif untuk mengatasi tantangan di berbagai sektor vital. Sektor-sektor tersebut meliputi pangan, kesehatan, energi, dan hilirisasi sumber daya alam. Indonesia memandang AI bukan hanya sebagai teknologi masa depan, tetapi sebagai kunci untuk mengakselerasi transformasi sosial dan ekonomi yang inklusif.
"AI bukan sekadar teknologi masa depan, melainkan kunci untuk mempercepat transformasi sosial dan ekonomi yang inklusif. Indonesia melihat AI sebagai alat strategis untuk membangun ketahanan pangan, memperluas akses layanan kesehatan, memperkuat energi terbarukan, dan mendorong hilirisasi sumber daya alam secara berkelanjutan," kata Menteri Brian.
AI untuk Ketahanan Pangan dan Pertanian Presisi
Mendiktisaintek menjelaskan peran penting AI dalam mengatasi isu ketahanan pangan yang semakin mendesak akibat pertumbuhan populasi dan perubahan iklim. Teknologi pertanian presisi, pemanfaatan pesawat nirawak (drone), dan sensor pintar menjadi solusi yang ditawarkan AI untuk memantau kondisi lahan dan tanaman secara real-time.
AI menawarkan solusi inovatif di berbagai aspek pertanian, mulai dari pemantauan tanaman hingga analisis tanah dan optimalisasi rantai pasok. Sistem berbasis AI ini berpotensi meningkatkan produktivitas pertanian secara signifikan, mengurangi kehilangan hasil panen, dan membangun sistem pangan yang lebih tangguh terhadap tekanan lingkungan.
"AI menawarkan solusi di bidang pertanian presisi, pemantauan tanaman, analisis tanah, dan optimalisasi rantai pasok. Sistem berbasis AI dapat meningkatkan produktivitas pertanian, mengurangi kehilangan hasil panen, dan membangun sistem pangan yang lebih tangguh terhadap tekanan lingkungan," ungkapnya.
Perluasan Akses Layanan Kesehatan dengan Telemedisin Berbasis AI
Menteri Brian juga menekankan peran vital AI dalam memperluas akses layanan kesehatan, terutama di wilayah terpencil yang sulit dijangkau. Telemedisin dan sistem diagnostik pintar berbasis AI memungkinkan tenaga kesehatan untuk memberikan layanan yang lebih cepat, akurat, dan personal kepada masyarakat yang membutuhkan.
Teknologi AI berpotensi merevolusi sistem kesehatan melalui berbagai platform, termasuk telemedis, diagnostik berbantuan AI, model prediktif kesehatan, dan pengobatan yang dipersonalisasi. Pemanfaatan AI membantu mengatasi keterbatasan infrastruktur fisik dan kekurangan tenaga kesehatan, khususnya di daerah-daerah terpencil yang seringkali terabaikan.
"Teknologi ini dapat merevolusi sistem kesehatan melalui platform telemedis, diagnostik berbantuan AI, model prediktif kesehatan, dan pengobatan yang dipersonalisasi. Teknologi ini membantu mengatasi keterbatasan infrastruktur fisik serta kekurangan tenaga kesehatan, terutama di daerah terpencil," tambahnya.
AI dalam Pengembangan Energi Terbarukan dan Hilirisasi SDA
Dalam sektor energi terbarukan, Mendiktisaintek menyoroti bagaimana AI dapat mengoptimalkan integrasi sumber energi seperti surya, panas bumi, dan angin ke dalam jaringan listrik melalui sistem grid pintar. Sistem ini memungkinkan pengelolaan energi yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Hilirisasi sumber daya alam juga menjadi fokus utama dalam visi Indonesia. Dengan dukungan AI, proses pengolahan mineral dan bahan baku lokal dapat dilakukan dengan lebih efisien dan ramah lingkungan. Hal ini membuka peluang bagi pengembangan industri manufaktur nasional yang lebih maju dan kompetitif di pasar global.
Menteri Brian menegaskan kesiapan Indonesia untuk menjadi mitra strategis dalam pengembangan AI di dunia Islam. Kolaborasi erat lintas negara dan sektor menjadi kunci untuk mewujudkan masa depan teknologi yang inklusif dan berkeadilan bagi semua.
"Indonesia siap menjadi mitra strategis dalam mengembangkan ekosistem AI yang inovatif dan berkelanjutan di negara-negara OKI. Bersama-sama, kita dapat mengantarkan umat Islam pada era baru kemajuan teknologi yang inklusif dan berkeadilan," tutur Brian Yuliarto.