Menhub Perketat Pengawasan ODOL, Pastikan Angkutan Lebaran 2025 Lancar
Menhub Dudy Purwagandhy tekankan pengawasan ketat kendaraan ODOL dan kesiapan infrastruktur transportasi di Lampung untuk kelancaran angkutan Lebaran 2025.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi telah menginstruksikan peningkatan pengawasan terhadap kendaraan over dimension over loading (ODOL) guna memastikan kelancaran arus mudik Lebaran 2025. Langkah ini diambil untuk mencegah potensi kemacetan dan kecelakaan yang kerap terjadi selama periode mudik. Pengawasan ketat akan difokuskan pada jembatan timbang dan jalur-jalur utama mudik.
Dalam kunjungannya ke Lampung pada Kamis (13/3), Menhub Budi Karya Sumadi meninjau langsung kesiapan sarana dan prasarana transportasi. Peninjauan meliputi jembatan timbang, terminal, dan pelabuhan yang akan menjadi jalur utama arus mudik dan balik. Ia menekankan pentingnya memastikan semua fasilitas beroperasi optimal dan siap menghadapi lonjakan volume kendaraan selama Lebaran.
“Saya harap pengawasan pembatasan angkutan barang dan penertiban kendaraan kelebihan muatan atau over dimension over loading dapat ditingkatkan dengan pengawasan ketat di jembatan timbang khususnya pada masa angkutan Lebaran,” tegas Menhub Budi Karya Sumadi dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (15/3).
Pengawasan Ketat di Jembatan Timbang Way Urang
Salah satu fokus pengawasan adalah di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) atau Jembatan Timbang Way Urang, Lampung. UPPKB Way Urang memiliki luas area 19.620 m2 dengan kapasitas hingga 80 ton dan panjang platform 18 meter. Sepanjang tahun 2024, UPPKB ini telah memeriksa 25.817 unit kendaraan, rata-rata 2.151 unit per bulan. Menhub berharap pengawasan di jembatan timbang ini akan ditingkatkan selama masa angkutan Lebaran.
Peningkatan pengawasan ini bertujuan untuk mengurangi jumlah kendaraan ODOL yang beroperasi, sehingga dapat meminimalisir risiko kecelakaan dan kemacetan di jalan raya. Kendaraan ODOL seringkali menjadi penyebab utama kerusakan infrastruktur jalan dan meningkatkan potensi kecelakaan lalu lintas.
Selain itu, pengawasan ketat juga diharapkan dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi para pemudik. Dengan mengurangi jumlah kendaraan ODOL, diharapkan arus lalu lintas akan lebih lancar dan tertib.
Kesiapan Terminal dan Pelabuhan
Menhub juga meninjau Terminal Tipe A Rajabasa Lampung, yang memiliki luas 40.780 m2 dan melayani bus dari Bakauheni menuju Jawa dan Sumatera. Terminal ini diprediksi akan melayani 3.452 bus dengan 38.328 penumpang dan 2.994 bus dengan 33.268 penumpang pada Lebaran 2025, meningkat 1-5 persen dari Lebaran 2024. Ramp check telah dilakukan terhadap 223 bus, dengan 98 dinyatakan laik jalan, 65 perlu perbaikan, dan 60 tidak laik jalan.
Untuk meningkatkan kelancaran, dilakukan pembagian pelabuhan berdasarkan jenis kendaraan. Pelabuhan Wika Beton untuk sepeda motor, Pelabuhan Bakauheni untuk mobil pribadi dan bus, serta Pelabuhan BBJ Muara Pilu untuk truk besar. Sistem ini juga diterapkan di Merak, dengan pembagian serupa di Pelabuhan Ciwandan, Merak, dan BBJ Bojonegara.
Sistem tiket eksekutif ditiadakan selama masa angkutan Lebaran, semua tiket menjadi kelas reguler untuk menghindari kemacetan di dermaga. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memastikan kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2025.
Menhub Budi Karya Sumadi optimistis dengan kesiapan sarana dan prasarana transportasi di Lampung, dan memastikan operator akan memberikan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan berkendara bagi masyarakat selama mudik Lebaran.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan Angkutan Lebaran 2025 akan berjalan lancar dan aman. Pengawasan yang ketat terhadap kendaraan ODOL dan optimalisasi infrastruktur transportasi menjadi kunci keberhasilannya. Semoga masyarakat dapat menikmati perjalanan mudik dan balik dengan nyaman dan selamat.