Mubadala Energy: Proyek Gas Aceh Target Produksi 2028, Dorong Investasi di Berbagai Sektor
Mubadala Energy, perusahaan energi UEA, berencana kembangkan proyek gas Tangkulo-1 di Aceh, target produksi 2028, dan jajaki peluang investasi di sektor pariwisata, agroindustri, energi, infrastruktur, dan zona ekonomi khusus.
Mubadala Energy, perusahaan energi internasional asal Uni Emirat Arab (UEA), berencana mengembangkan proyek gas alam di Aceh. Proyek Tangkulo-1, yang terletak di Blok South Andaman, ditargetkan mulai berproduksi pada tahun 2028. Pengembangan ini diharapkan memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian Aceh, termasuk efek berganda atau multiplier effect.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Duta Besar UEA untuk Indonesia, Abdulla Obaid Salem Al Dhaheri, saat kunjungannya ke Banda Aceh pada Selasa, 11 Maret 2024. Kunjungan tersebut sekaligus menjadi ajang pertemuan penting dengan Gubernur Aceh dan Presiden Direktur Mubadala Energy Indonesia, Abdulla Bu Ali. Pertemuan ini difokuskan pada peluang investasi di berbagai sektor prioritas di Aceh.
Selain sektor energi, potensi investasi di sektor pariwisata, agroindustri, infrastruktur, dan zona ekonomi khusus juga menjadi pembahasan utama. Kedua belah pihak menekankan keinginan untuk membangun kerja sama yang lebih erat dan saling menguntungkan. Potensi Aceh di berbagai sektor dinilai sangat menjanjikan oleh pihak Mubadala Energy.
Pengembangan Proyek Tangkulo-1 dan Dukungan Pemerintah Aceh
Salah satu fokus utama pertemuan tersebut adalah rencana pengembangan proyek Tangkulo-1. Presiden Direktur Mubadala Energy Indonesia, Abdulla Bu Ali, menekankan pentingnya dukungan penuh dari Pemerintah Aceh dan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan kelancaran proyek dan tercapainya target produksi di tahun 2028. Dukungan ini dinilai krusial untuk menghindari hambatan yang dapat menunda proyek.
Abdulla Bu Ali menyampaikan bahwa Mubadala Energy telah menemukan cadangan gas yang signifikan di sumur eksplorasi laut dalam Layaran-1 dan Tangkulo-1. Penemuan awal sebelumnya juga telah dilakukan di sumur eksplorasi laut dalam Timpan-1, Blok Andaman II, di mana Mubadala Energy bermitra dengan Harbour Energy sebagai operator.
Ia menyampaikan apresiasi atas dukungan yang telah diberikan oleh Pemerintah Aceh selama tahap kampanye pengeboran sumur Layaran-1 dan Tangkulo-1. "Kami harap dukungannya berlanjut agar tidak ada hambatan yang dapat menunda proyek ini, dan Insya Allah kami dapat menghasilkan gas pertama Tangkulo-1 di tahun 2028, dalam rangka mendukung target Pemerintah Indonesia," ujar Bu Ali.
Dukungan tersebut sangat penting bagi keberhasilan proyek ini dan kontribusinya terhadap target produksi gas nasional. Keberhasilan proyek ini juga akan berdampak positif bagi perekonomian Aceh dan membuka peluang investasi lebih lanjut.
Investasi di Aceh: Sektor Prioritas dan Potensi Besar
Pertemuan tersebut juga membahas peluang investasi di berbagai sektor prioritas di Aceh. Selain proyek gas, Mubadala Energy tertarik untuk berinvestasi di sektor pariwisata, agroindustri, dan infrastruktur. Potensi Aceh di sektor-sektor ini dinilai sangat besar dan menjanjikan.
Komitmen Mubadala Energy untuk berinvestasi di Aceh menunjukkan kepercayaan terhadap potensi ekonomi daerah tersebut. Kerja sama yang erat antara Mubadala Energy dan Pemerintah Aceh diharapkan dapat menghasilkan proyek-proyek yang berkelanjutan dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat Aceh.
Pemprov Aceh sendiri menyambut baik rencana investasi Mubadala Energy. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian Aceh dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. Pemerintah Aceh berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh agar proyek-proyek tersebut dapat berjalan lancar.
Dengan adanya rencana pengembangan proyek gas dan investasi di berbagai sektor, Aceh diharapkan dapat semakin berkembang dan maju. Kerja sama yang baik antara pemerintah dan investor sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Proyek Tangkulo-1 diharapkan tidak hanya menghasilkan gas alam, tetapi juga menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan daerah, dan mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh secara berkelanjutan. Keberhasilan proyek ini akan menjadi contoh nyata bagi investasi asing di Indonesia.