Narkoba Ancam Peradaban Bangsa: 3,33 Juta Jiwa di Indonesia Terjerat
Kepala BNN, Komjen Pol. Marthinus Hukom, menyatakan narkoba sebagai ancaman serius terhadap peradaban bangsa Indonesia, dengan 3,33 juta jiwa menjadi korban penyalahgunaan.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Komjen Pol. Marthinus Hukom, menyatakan bahwa narkoba merupakan ancaman serius terhadap peradaban bangsa Indonesia. Pernyataan ini disampaikan saat beliau membuka acara Implementasi Program P4GN Provinsi Kepulauan Babel di Pangkalpinang pada Rabu, 5 Maret. Marthinus menekankan betapa bahayanya penyalahgunaan narkoba, yang tidak hanya merusak individu, tetapi juga mengancam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut data survei prevalensi BNN, jumlah penduduk Indonesia yang terjerat penyalahgunaan narkoba mencapai angka yang mengkhawatirkan, yaitu 3,33 juta jiwa atau sekitar 1,7 persen dari total populasi Indonesia yang mencapai 280 juta jiwa. Angka ini, meskipun terlihat kecil secara persentase, menunjukkan dampak yang sangat besar mengingat jumlah korban yang signifikan. Marthinus menegaskan bahwa "Jumlah penduduk Indonesia yang terperangkap dalam penyalahgunaan narkotika ini hanya 1,7 persen dan ini jangan dibilang sedikit."
Lebih lanjut, Marthinus menjelaskan bahwa dampak penyalahgunaan narkoba ini tidak bisa dianggap remeh. Ia menyinggung sejarah Perang Candu pada abad ke-19 sebagai contoh bagaimana narkoba dapat melemahkan suatu negara secara fisik, moral, dan mental. Dengan membandingkan angka tersebut dengan jumlah pengguna narkoba dunia yang mencapai 296 juta jiwa, kepala BNN menyoroti urgensi penanggulangan masalah ini di Indonesia.
Ancaman terhadap Generasi Muda
Marthinus mengidentifikasi dua fenomena utama terkait penyalahgunaan narkoba di kalangan anak muda. Pertama, rasa ingin tahu menjadi pemicu utama. Remaja yang sedang mencari jati diri dan eksistensi seringkali tergoda untuk mencoba narkoba, tanpa menyadari bahaya yang mengintai. "Setelah merasakannya, mereka belum mengetahui efek negatifnya karena mereka mendahului efek negatif tersebut dengan eksistensi dirinya untuk mendapatkan pujian dari teman-temannya," ujar Marthinus.
Kedua, pengaruh pergaulan sebaya juga berperan besar. Ketika remaja mulai lepas dari pengawasan keluarga dan memasuki lingkungan pertemanan yang lebih luas, mereka lebih rentan terhadap pengaruh negatif, termasuk ajakan untuk menggunakan narkoba. Marthinus menjelaskan, "Ketika remaja ini dalam keluarga maka pemegang otoritasnya adalah orang tua dan ketika sudah keluar dari lingkungan keluarganya maka dia sudah memiliki multi otoritas moral."
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran keluarga dan lingkungan dalam mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Pendidikan dan pengawasan yang ketat sangat diperlukan untuk melindungi generasi muda dari bahaya narkoba.
Bahaya Narkoba: Ancaman terhadap Peradaban
Bahaya narkoba tidak hanya terbatas pada individu, tetapi juga berdampak luas pada masyarakat dan peradaban bangsa. Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan berbagai masalah sosial, seperti meningkatnya angka kriminalitas, penurunan produktivitas kerja, dan kerusakan moral. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba harus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi.
BNN terus berupaya untuk menekan angka penyalahgunaan narkoba melalui berbagai program dan strategi. Namun, peran serta seluruh lapisan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari narkoba. Kesadaran dan kepedulian masyarakat sangat penting dalam mencegah dan memberantas peredaran narkoba di Indonesia.
Marthinus menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait untuk mengatasi masalah ini. Hanya dengan kerja sama yang solid dan komitmen yang kuat, Indonesia dapat terbebas dari ancaman bahaya narkoba dan membangun peradaban bangsa yang lebih baik.
Perlu diingat bahwa penyalahgunaan narkoba merupakan kejahatan yang sangat serius dan berdampak buruk bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Mari kita bersama-sama memerangi narkoba dan menciptakan Indonesia yang sehat dan bebas dari narkoba.