Nilai Budaya Kuat, PFN Tertarik Garap Film "Menuju Pelaminan"
PT Produksi Film Negara (PFN) tertarik berkolaborasi dalam produksi film "Menuju Pelaminan" karena nilai budaya dan daya tarik pasarnya yang luas, mengangkat cerita pernikahan lintas budaya Jawa dan Minang.
Apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana? Film "Menuju Pelaminan" karya Rekam Films, yang disutradarai oleh Yuda Kurniawan dan ditulis oleh Husein M Atmodjo, menarik perhatian PT Produksi Film Negara (PFN) karena nilai budaya yang kuat dan daya tarik pasar yang luas. Film ini terpilih dalam 'Pitching Forum' Indonesia Film Financing (IFF) PFN di Jakarta pada bulan Januari 2024. PFN melihat potensi besar film ini untuk mengangkat cerita relevan bagi masyarakat Indonesia, khususnya mengenai pernikahan lintas budaya. Proses produksi yang menantang, dengan perjalanan panjang dan kondisi cuaca yang tak menentu, juga menjadi bagian dari daya tarik proyek ini.
Film "Menuju Pelaminan" bercerita tentang pernikahan dua mempelai dari latar belakang budaya yang berbeda, yakni Jawa dan Minang. Cerita ini bukan hanya tentang pernikahan dua individu, tetapi juga tentang bagaimana dua keluarga dengan tradisi dan budaya yang berbeda dapat bersatu. Hal ini sejalan dengan misi PFN untuk mendukung film-film lokal yang berkualitas dan memiliki nilai budaya tinggi. Dengan mengangkat tema ini, diharapkan film ini dapat memberikan edukasi dan hiburan bagi penonton.
Keterlibatan PFN dalam produksi "Menuju Pelaminan" juga merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat ekosistem perfilman nasional dan membangun kolaborasi internasional. Kerja sama dengan mitra internasional seperti Little Green White (LGW) dan One Light Holdings dari Singapura menunjukkan komitmen PFN untuk memperluas jangkauan film Indonesia ke pasar internasional. Dengan demikian, "Menuju Pelaminan" diharapkan tidak hanya sukses di dalam negeri, tetapi juga mampu memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke kancah internasional.
Potensi Besar "Menuju Pelaminan" di Mata PFN
Dirana Sofiah, Project Leader IFF PFN, menjelaskan alasan di balik ketertarikan PFN terhadap film "Menuju Pelaminan". Ia menekankan bahwa film ini mampu menghadirkan cerita yang relevan dengan kehidupan masyarakat Indonesia. "'Menuju Pelaminan' bukan sekadar film tentang pernikahan, tetapi juga tentang perjalanan dua keluarga dalam memahami perbedaan dan membangun kebersamaan," ujar Sofiah. Hal ini menunjukkan bahwa PFN tidak hanya fokus pada aspek komersial, tetapi juga pada nilai-nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam film tersebut.
Sofiah menambahkan bahwa film ini menghadirkan drama ringan yang dekat dengan keseharian masyarakat Indonesia. Perbedaan latar belakang budaya Jawa dan Minang menjadi fokus cerita, yang digambarkan sebagai dinamika hangat dan penuh makna. "Sebuah pernikahan tidak hanya menyatukan dua hati, tetapi juga dua keluarga, dua tradisi, dan dua budaya. Film 'Menuju Pelaminan' hadir untuk mengangkat dinamika tersebut dalam sebuah kisah yang hangat dan penuh makna," katanya. Ini menunjukkan bahwa film ini diharapkan mampu menyentuh hati penonton dengan cerita yang relatable dan mendalam.
Dengan terpilihnya dalam IFF PFN, "Menuju Pelaminan" berkesempatan mengeksplorasi tradisi pernikahan di Yogyakarta dan Padang. Film ini akan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia melalui cerita yang kuat dan visual yang memikat. Kombinasi komedi situasi ringan dengan nilai-nilai kekeluargaan dan keberagaman budaya diharapkan dapat menjadi sarana hiburan sekaligus edukasi. Hal ini menunjukkan bahwa PFN melihat film ini sebagai media yang efektif untuk mempromosikan nilai-nilai positif kepada masyarakat.
PFN juga melihat film ini sebagai langkah untuk memperkuat sineas dan industri perfilman dalam negeri. Dengan mengambil latar keindahan alam dan budaya Yogyakarta dan Padang, film ini mencerminkan banyak kisah yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia. Tantangan produksi yang dihadapi, seperti jarak tempuh yang jauh dan cuaca yang tidak menentu, semakin memperkuat komitmen PFN untuk mendukung sineas lokal dalam menghasilkan karya berkualitas.
Tantangan Produksi dan Kolaborasi Internasional
Proses produksi "Menuju Pelaminan" dimulai pada November 2024, dengan lokasi syuting di Yogyakarta dan Padang. Tim produksi harus menempuh perjalanan darat lebih dari 2.000 kilometer pulang-pergi. Tantangan cuaca juga menjadi kendala, dengan intensitas hujan yang tinggi sepanjang November hingga Desember. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat tim produksi untuk menyelesaikan film ini.
Kolaborasi PFN dengan Little Green White (LGW) dan One Light Holdings dari Singapura juga menjadi langkah strategis dalam membangun jaringan kerja sama internasional. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperluas jangkauan film "Menuju Pelaminan" dan memperkenalkan budaya Indonesia ke pasar internasional. Hal ini menunjukkan komitmen PFN untuk tidak hanya fokus pada pasar domestik, tetapi juga memperluas pasar ke kancah internasional.
Dengan perpaduan narasi yang kuat, visual yang indah, dan kerja sama lintas budaya, "Menuju Pelaminan" diharapkan menjadi film yang menghibur dan memberikan kontribusi dalam memperkenalkan keberagaman Indonesia. Film ini diharapkan menjadi contoh kolaborasi yang sukses antara PFN, sineas lokal, dan mitra internasional dalam menghasilkan karya film yang berkualitas dan bernilai budaya tinggi.
Melalui film ini, PFN berharap dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas perfilman Indonesia dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia. Kolaborasi ini juga menjadi bukti komitmen PFN dalam mendukung perkembangan industri perfilman nasional dan internasional.