NTP Sumsel Anjlok 7,12 Persen di April 2025: Indeks Petani Turun, Harga Konsumsi Naik
Nilai Tukar Petani (NTP) Sumatera Selatan terjun bebas 7,12 persen di April 2025, disebabkan penurunan indeks diterima petani dan kenaikan indeks dibayar petani, sektor perkebunan alami penurunan signifikan.
Palembang, 3 Mei 2025 - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melaporkan penurunan signifikan pada Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan April 2025. NTP Sumsel tercatat sebesar 123,47, mengalami penurunan sebesar 7,12 persen dibandingkan bulan Maret 2025 yang mencapai angka 132,94. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penurunan indeks yang diterima petani dan kenaikan indeks yang dibayar petani. Laporan ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kesejahteraan petani di Sumsel.
Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, menjelaskan bahwa penurunan indeks yang diterima petani (It) sebesar 5,90 persen menjadi salah satu faktor utama penurunan NTP. Sementara itu, indeks yang dibayar petani (Ib) justru mengalami kenaikan sebesar 1,31 persen. Kondisi ini menunjukkan disparitas antara pendapatan petani dan pengeluaran yang harus mereka tanggung.
Penurunan NTP juga dipengaruhi oleh penurunan di berbagai subsektor pertanian. Subsektor perkebunan mengalami penurunan paling drastis, yaitu sebesar 8,82 persen. Subsektor tanaman pangan turun 1,85 persen, peternakan 1,38 persen, dan perikanan (baik tangkap maupun budidaya) masing-masing turun sekitar 1,29 persen. Satu-satunya subsektor yang menunjukan peningkatan adalah hortikultura, yang mengalami kenaikan sebesar 3,70 persen.
Analisis Penurunan NTP Sumsel
Penurunan NTP Sumsel di bulan April 2025 menunjukkan tantangan yang dihadapi petani dalam menjaga kesejahteraan mereka. Penurunan indeks yang diterima petani mengindikasikan harga komoditas pertanian yang cenderung menurun. Sementara itu, kenaikan indeks yang dibayar petani menunjukkan peningkatan harga barang dan jasa yang dibutuhkan petani untuk kegiatan produksi dan konsumsi rumah tangga.
Penurunan signifikan pada subsektor perkebunan perlu menjadi perhatian khusus. Pemerintah daerah perlu melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebab penurunan tersebut dan mencari solusi yang tepat. Hal ini dapat berupa peningkatan efisiensi produksi, diversifikasi komoditas, atau dukungan harga.
Meskipun subsektor hortikultura mengalami peningkatan, hal ini belum cukup untuk mengimbangi penurunan di subsektor lain. Diversifikasi usaha pertanian dan peningkatan nilai tambah produk pertanian menjadi strategi penting untuk meningkatkan pendapatan petani.
Dampak terhadap Kesejahteraan Petani
Penurunan NTP berdampak langsung pada kesejahteraan petani di Sumsel. Dengan pendapatan yang menurun dan pengeluaran yang meningkat, petani akan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup mereka. Hal ini dapat berdampak pada kualitas hidup, pendidikan anak, dan akses kesehatan.
Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk membantu petani menghadapi situasi ini. Bantuan berupa subsidi, pelatihan, dan akses permodalan dapat membantu petani meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka. Penting juga untuk memastikan harga komoditas pertanian tetap stabil dan menguntungkan petani.
Selain itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan daya saing produk pertanian Sumsel di pasar. Peningkatan kualitas produk, inovasi teknologi, dan akses pasar yang lebih luas dapat membantu petani meningkatkan pendapatan mereka.
Kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga
Di sisi lain, indeks konsumsi rumah tangga di Sumsel mengalami kenaikan sebesar 1,58 persen pada April 2025, meningkat dari 126,09 menjadi 128,09. Kenaikan ini terjadi di semua kelompok pengeluaran, termasuk makanan, minuman, dan tembakau; pakaian dan alas kaki; perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga; serta perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga. Kenaikan yang paling signifikan terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yaitu sebesar 11,29 persen.
Kenaikan indeks konsumsi rumah tangga ini menunjukkan peningkatan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat Sumsel. Hal ini dapat memperparah kondisi petani yang sudah mengalami penurunan NTP, karena mereka harus menghadapi peningkatan biaya hidup.
Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP)
Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) Sumsel pada April 2025 juga mengalami penurunan sebesar 6,21 persen, mencapai angka 127,12. Penurunan ini terjadi hampir di semua subsektor, menunjukkan tantangan yang kompleks dalam sektor pertanian Sumsel.
Pemerintah dan pemangku kepentingan terkait perlu bekerja sama untuk mengatasi permasalahan ini dan meningkatkan kesejahteraan petani di Sumsel. Strategi yang komprehensif dan berkelanjutan diperlukan untuk memastikan keberlanjutan sektor pertanian dan kesejahteraan petani.