OJK Dorong Bank Tingkatkan Keamanan Data Nasabah Hadapi Ancaman Siber
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perbankan di Indonesia untuk meningkatkan keamanan siber dan perlindungan data nasabah guna mencegah serangan siber yang semakin meningkat.
Jakarta, 24 Februari 2024 - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggiatkan upaya pengamanan data nasabah perbankan nasional. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya ancaman siber dan serangan hacker yang mengincar data sensitif. OJK menekankan pentingnya langkah preventif untuk melindungi data nasabah dan menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia.
Peningkatan keamanan siber ini menjadi krusial mengingat pesatnya digitalisasi di sektor jasa keuangan. Ancaman siber tidak hanya berpotensi mengganggu operasional bank, tetapi juga merusak reputasi dan mengancam stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, OJK mendorong penerapan berbagai langkah keamanan yang komprehensif.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (PBKN) OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa bank-bank di Indonesia wajib menerapkan ketahanan siber yang kuat. Hal ini meliputi identifikasi ancaman, perlindungan aset, deteksi insiden siber, serta penanggulangan dan pemulihan insiden siber. Selain itu, bank juga diwajibkan untuk melakukan penilaian maturitas digital dan pengujian keamanan siber secara berkala, dengan tetap memprioritaskan perlindungan data pribadi (PDP) nasabah.
Langkah-Langkah Keamanan Siber yang Direkomendasikan OJK
OJK telah menetapkan sejumlah langkah keamanan siber yang harus diimplementasikan oleh perbankan nasional. Langkah-langkah tersebut antara lain:
- Penerapan ketahanan siber yang komprehensif, meliputi identifikasi, perlindungan, deteksi, dan penanggulangan insiden siber.
- Penilaian maturitas digital dan pengujian keamanan siber secara berkala.
- Penegakan perlindungan data pribadi (PDP) nasabah sesuai regulasi.
- Kerja sama dan kolaborasi dengan otoritas dan aparat penegak hukum untuk menciptakan ekosistem keamanan siber yang kuat.
- Berbagi informasi, pengalaman, dan praktik terbaik untuk mengidentifikasi potensi ancaman dan merespons insiden siber dengan cepat.
- Adopsi teknologi terkini untuk memperkuat perlindungan sistem dan data.
OJK dan Bank Indonesia (BI) juga telah membentuk Tim Tanggap Insiden Siber Sektor Keuangan (TTIS SK) untuk mengelola penanganan insiden siber secara terkoordinasi. TTIS SK bertujuan melindungi data sensitif, menjaga kepercayaan publik, dan meminimalkan dampak serangan siber terhadap stabilitas sistem keuangan.
Peran Penting Chief Information Security Officer (CISO)
Dian Ediana Rae menekankan peran penting Chief Information Security Officer (CISO) dalam menjaga keamanan siber di masing-masing lembaga jasa keuangan. CISO memiliki tanggung jawab untuk memastikan operasional bisnis yang aman dan responsif dalam pencegahan dan pengamanan seluruh infrastruktur informasi vital. Peran aktif CISO sangat krusial dalam menghadapi ancaman siber yang semakin canggih.
"Serangan hacker dengan ancaman pembobolan data nasabah digolongkan sebagai insiden siber di sektor jasa keuangan," ujar Dian. "Para hacker melihat potensi keuntungan yang sangat signifikan dengan mencuri data sensitif yang dimiliki PUSK." Oleh karena itu, peningkatan keamanan siber menjadi prioritas utama untuk melindungi nasabah dan menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia.
OJK terus berkomitmen untuk meningkatkan keamanan siber di sektor jasa keuangan melalui berbagai regulasi, kolaborasi, dan peningkatan kapasitas. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem keamanan siber yang tangguh dan melindungi data nasabah dari ancaman siber yang semakin kompleks.