Pelemahan Rupiah: Ketidakpastian Tarif AS dan Dampaknya
Pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan oleh ketidakpastian rencana tarif perdagangan AS, peningkatan ketegangan perdagangan global, dan ekspektasi suku bunga AS yang tinggi.
Jakarta, 18 Februari 2025 - Rupiah kembali melemah, tergerus hingga 50 poin atau 0,13 persen menjadi Rp16.278 per dolar AS pada pembukaan perdagangan hari Selasa. Pelemahan ini, menurut pengamat mata uang Ibrahim Assuabi, merupakan dampak langsung dari ketidakpastian yang terus berlanjut seputar kebijakan tarif perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Ketidakpastian Kebijakan Tarif AS
Ibrahim menjelaskan bahwa rencana tarif impor AS yang masih belum jelas, meskipun Presiden Trump mengisyaratkan penerapan tarif timbal balik baru pada April, menjadi faktor utama pelemahan rupiah. Ketidakpastian ini membuat pasar keuangan global, termasuk Indonesia, was-was. Situasi semakin diperparah dengan rencana Uni Eropa untuk mempertimbangkan kontrol impor barang-barang AS tertentu, yang berpotensi meningkatkan ketegangan perdagangan global.
Lebih lanjut, kebijakan Trump pekan lalu yang mengenakan tarif 25 persen terhadap impor baja dan aluminium telah meningkatkan kekhawatiran akan tindakan balasan dari negara lain. Hal ini semakin memperburuk sentimen pasar dan menekan nilai tukar rupiah.
Suku Bunga AS dan Inflasi
Selain ketidakpastian tarif, ekspektasi suku bunga AS yang tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama juga turut berperan dalam pelemahan rupiah. Gubernur Federal Reserve, Christopher Waller, menyatakan bahwa meskipun inflasi akibat tarif Trump tidak akan signifikan, The Fed tetap akan mempertahankan suku bunga stabil dalam jangka waktu yang lebih panjang. Pernyataan ini muncul setelah data inflasi AS bulan Januari yang melampaui ekspektasi.
Investor kini fokus pada rilis notulen rapat Federal Reserve (The Fed) bulan Januari 2025. Mereka ingin melihat bagaimana para pembuat kebijakan mempertimbangkan risiko perang tarif yang lebih luas akibat kebijakan perdagangan Trump. Data inflasi AS bulan Januari yang meningkat tajam memperkuat sinyal The Fed untuk tidak terburu-buru menurunkan suku bunga, sehingga menambah tekanan pada rupiah.
Dampak pada Rupiah
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga ikut melemah, mencapai Rp16.275 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.208 per dolar AS. Pelemahan rupiah ini menunjukkan dampak nyata dari ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global terhadap perekonomian Indonesia. Situasi ini tentunya perlu diwaspadai oleh pemerintah dan pelaku usaha.
Ke depan, perkembangan kebijakan perdagangan AS dan pergerakan suku bunga AS akan terus menjadi perhatian utama. Perkembangan ini akan sangat memengaruhi stabilitas nilai tukar rupiah dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Pemerintah perlu menyiapkan strategi untuk menghadapi potensi pelemahan rupiah yang lebih lanjut.
Kesimpulan
Pelemahan rupiah yang terjadi merupakan cerminan dari kompleksitas situasi ekonomi global. Ketidakpastian kebijakan tarif AS, potensi eskalasi perang dagang, dan ekspektasi suku bunga AS yang tinggi menjadi faktor utama yang menekan nilai tukar rupiah. Pemantauan ketat terhadap perkembangan global dan antisipasi strategi mitigasi risiko menjadi kunci bagi Indonesia untuk menghadapi tantangan ini.