Pemkot Bandarlampung Mitigasi Banjir: Kerjasama Antar Daerah dan Revitalisasi Drainase
Pemkot Bandarlampung mengambil langkah mitigasi banjir dengan kerjasama antar daerah, revitalisasi drainase, dan peningkatan ruang terbuka hijau untuk mengatasi banjir yang terjadi dua kali dalam dua bulan terakhir.
Banjir yang melanda Kota Bandarlampung dua kali dalam kurun waktu dua bulan terakhir telah mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung untuk mengambil sejumlah langkah strategis dalam mitigasi bencana ini. Asisten I Kota Bandarlampung, Sukarma Wijaya, menjelaskan bahwa upaya ini dilakukan setelah dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap penyebab banjir tersebut. Kerjasama antar daerah dan revitalisasi sistem drainase menjadi fokus utama dalam strategi mitigasi yang diterapkan.
Menurut Sukarma Wijaya, banjir di Bandarlampung tidak hanya disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi, tetapi juga kerusakan wilayah hulu di register 17 (perbatasan dengan Kabupaten Lampung Selatan) dan register 19 (perbatasan dengan Pesawaran). Pertumbuhan pemukiman di daerah tersebut mengurangi wilayah tangkapan air, sementara kurangnya pohon memperparah masalah limpasan air. "Catatan kami, selain intensitas hujan yang cukup tinggi, banjir di Bandarlampung juga disebabkan oleh rusaknya wilayah hulu di register 17 (perbatasan dengan Kabupaten Lampung Selatan di Panjang) dan register 19 (perbatasan dengan Pesawaran)," ungkap Sukarma.
Pemkot Bandarlampung menyadari pentingnya kolaborasi dalam mengatasi masalah ini. Oleh karena itu, kerjasama dengan Kabupaten Lampung Selatan dan Pesawaran akan difokuskan pada pemeliharaan wilayah catchment area di register 17 dan 19. Upaya ini diharapkan dapat meminimalisir dampak buruk dari limpasan air yang berlebih menuju Kota Bandarlampung.
Kerjasama Antar Daerah dan Peningkatan Ruang Terbuka Hijau
Kerjasama dengan Kabupaten Lampung Selatan dan Pesawaran akan difokuskan pada upaya pelestarian lingkungan di wilayah hulu sungai. Hal ini meliputi penanaman pohon dan upaya untuk mencegah kerusakan lingkungan yang dapat memperparah limpasan air. Selain itu, Pemkot Bandarlampung juga akan meningkatkan jumlah ruang terbuka hijau (RTH) di dalam kota. "Terkait masalah ini sebenarnya masih ada ruang yang bisa dimanfaatkan untuk menambah (RTH). Di antaranya dengan memanfaatkan perumahan-perumahan yang fasumnya sudah dimiliki pemerintah," jelas Sukarma.
Peningkatan RTH bertujuan untuk menyerap air hujan dan mengurangi limpasan air yang dapat menyebabkan banjir. Pemkot berencana memanfaatkan lahan fasum yang sudah dimiliki pemerintah di beberapa perumahan untuk menambah RTH. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas udara dan mengurangi dampak negatif dari limpasan air.
Tidak hanya itu, Pemkot juga akan melakukan penanaman pohon secara masif di berbagai wilayah untuk menyerap air hujan dan mengurangi limpasan air. Upaya ini merupakan bagian dari komitmen Pemkot untuk menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan ramah lingkungan.
Revitalisasi Sistem Drainase dan Infrastruktur Penunjang
Sistem drainase yang tidak memadai juga menjadi salah satu penyebab banjir di Bandarlampung. Oleh karena itu, Pemkot berencana untuk memperbaiki sistem drainase dengan memperlebar dan memperdalam saluran drainase. Pekerjaan ini akan mempertimbangkan kontur alur sungai agar tidak mengganggu ekosistem sekitar.
Selain itu, normalisasi sungai secara rutin akan dilakukan dengan bantuan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk beberapa sungai besar di Kota Bandarlampung. Pembersihan sampah dan sedimen tanah, pasir, lumpur, dan batu di sungai dan drainase juga akan dilakukan secara berkala untuk memastikan kelancaran aliran air.
Untuk mengantisipasi luapan air, Pemkot juga akan meninggikan sejumlah talud di sepanjang sungai. Pembangunan embung dan sumur resapan juga akan dilakukan untuk meningkatkan daya tampung air. Jalur evakuasi akan diperbanyak untuk mempermudah masyarakat menyelamatkan diri jika terjadi banjir.
Sebagai bagian dari upaya mitigasi, Pemkot Bandarlampung juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, khususnya terkait pengelolaan sampah. Masyarakat juga akan diberikan pemahaman tentang risiko tinggal di lereng dan bantaran sungai.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Pemkot Bandarlampung berharap dapat meminimalisir dampak banjir dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi warganya. Langkah-langkah komprehensif ini menunjukkan komitmen Pemkot dalam mengatasi masalah banjir secara berkelanjutan.