Pemkot Cirebon Intensifkan Gerakan Pangan Murah (GPM) Hadapi Ramadhan
Pemerintah Kota Cirebon menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di titik rawan pangan selama Ramadhan 2025 untuk memastikan ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau bagi masyarakat.
Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon, Jawa Barat, meningkatkan intensitas Gerakan Pangan Murah (GPM) di wilayah permukiman yang rawan pangan. Langkah ini diambil untuk memastikan ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau selama bulan Ramadhan 1446 H/2025 M.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon, Elmi Masruroh, menjelaskan bahwa program GPM akan digelar sebanyak tiga kali selama Ramadhan. Pelaksanaan perdana telah dilakukan di Kecamatan Kesambi pada sore hari, berbeda dengan jadwal pelaksanaan GPM di hari biasa. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat selama bulan Ramadhan.
Lebih lanjut, Elmi Masruroh menjelaskan bahwa pada Rabu, 12 Maret 2025, GPM akan dilaksanakan secara serentak di lima kecamatan di Kota Cirebon. Satu lokasi akan menyediakan 11 komoditas pangan lengkap, sedangkan empat lokasi lainnya menyediakan tiga jenis bahan pokok utama. Untuk pelaksanaan GPM pada 26 Maret 2025, Pemkot Cirebon masih berkoordinasi dengan pihak kelurahan untuk menentukan lokasi dan teknis penyelenggaraannya.
Gerakan Pangan Murah: Kolaborasi dan Harga Terjangkau
GPM merupakan hasil kolaborasi antara Pemkot Cirebon dan berbagai mitra. Program ini menyediakan bahan pangan pokok seperti beras berkualitas, telur, bawang, dan minyak goreng dengan harga yang lebih murah daripada harga pasaran. "Komoditas yang dijual pada GPM selalu di bawah harga pasar, selisihnya bisa mencapai Rp1.500-Rp2.000 per komoditas," kata Elmi Masruroh.
Wakil Wali Kota Cirebon, Siti Farida, menambahkan bahwa GPM bertujuan untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok selama Ramadhan dan menjaga stabilitas pasokan serta harga pangan, baik di tingkat produsen maupun konsumen. Ia berharap masyarakat dapat memanfaatkan program ini untuk mendapatkan bahan kebutuhan dengan harga terjangkau. Hal ini diharapkan dapat berdampak pada pengendalian inflasi di Kota Cirebon selama bulan Maret 2025.
Siti Farida juga menyampaikan optimismenya dalam menghadapi potensi kenaikan harga dan kekosongan stok beberapa bahan pokok selama Ramadhan. "Kami menyadari kenaikan harga dan kekosongan stok beberapa bahan pokok bisa terjadi selama Ramadhan, namun kami optimistis dapat mengatasinya melalui berbagai intervensi yang dilakukan, salah satunya dengan GPM," ucapnya.
Data Inflasi dan Intervensi Pemerintah
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Kota Cirebon mengalami deflasi (year on year/yoy) sebesar 1,03 persen pada Februari 2025, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,63. Secara bulanan, deflasi tercatat sebesar 0,78 persen, sedangkan inflasi kumulatif sebesar -1,54 persen. Meskipun demikian, Pemkot Cirebon tetap proaktif melakukan intervensi untuk mengantisipasi potensi gejolak harga selama Ramadhan.
GPM merupakan salah satu bentuk intervensi tersebut. Dengan menyediakan bahan pokok dengan harga terjangkau, Pemkot Cirebon berupaya meringankan beban masyarakat dan menjaga stabilitas harga di pasaran. Program ini juga diharapkan dapat berkontribusi pada pengendalian inflasi di Kota Cirebon, terutama selama bulan Ramadhan yang biasanya mengalami peningkatan permintaan terhadap bahan pokok.
Pemkot Cirebon berkomitmen untuk terus memantau situasi dan melakukan langkah-langkah strategis lainnya untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok selama Ramadhan. Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat, sangat penting untuk keberhasilan program ini.
Melalui berbagai upaya tersebut, Pemkot Cirebon berupaya memastikan bahwa masyarakat Kota Cirebon dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan tenang dan nyaman, tanpa harus khawatir dengan ketersediaan dan harga bahan pokok.