Pemkot Cirebon Lanjutkan Normalisasi Sungai Cikalong untuk Cegah Banjir
Pemerintah Kota Cirebon bersama BBWS Cimanuk-Cisanggarung melanjutkan normalisasi Sungai Cikalong untuk mengurangi risiko banjir di musim hujan, dengan pengerukan sedimentasi hingga 2 meter.
Banjir yang kerap melanda Kota Cirebon, Jawa Barat, mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon untuk kembali melanjutkan program normalisasi sungai. Kali ini, Sungai Cikalong menjadi target utama dalam upaya mengurangi potensi bencana banjir di musim hujan. Program ini merupakan kolaborasi Pemkot Cirebon dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung, yang dimulai sejak pertengahan April 2025.
Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, mengungkapkan bahwa program normalisasi Sungai Cikalong melibatkan dua unit alat berat untuk pengerukan sedimentasi. Langkah ini dinilai penting untuk mengatasi masalah sedimentasi dan penyempitan badan sungai yang selama ini menjadi pemicu utama banjir di beberapa wilayah Kota Cirebon. "Kami mengapresiasi respons cepat BBWS Cimanuk Cisanggarung yang langsung menindaklanjuti hasil koordinasi sebelumnya," ujar Wali Kota Effendi Edo.
Sebelumnya, normalisasi telah dilakukan di Kali Sijarak 1 dan beberapa titik muara di Kota Cirebon pada bulan April 2025. Setelah Sungai Cikalong, Pemkot Cirebon berencana untuk melanjutkan normalisasi ke beberapa aliran sungai terdekat. Kolaborasi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat dianggap sangat krusial untuk menangani masalah banjir yang menjadi permasalahan klasik di Kota Cirebon.
Normalisasi Sungai Cikalong: Upaya Mitigasi Banjir di Cirebon
Normalisasi Sungai Cikalong difokuskan pada pengerukan sedimentasi yang mencapai kedalaman 1 hingga 2 meter. Kondisi pendangkalan yang parah ini, ditambah dengan pertumbuhan vegetasi liar, menghambat aliran air dan meningkatkan risiko banjir. Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, menjelaskan bahwa pengerjaan dimulai dari muara sungai dan kini berlanjut ke bagian sungai yang mengalami pendangkalan terparah.
Menurut Dwi Agus Kuncoro, pengerukan sedimentasi dan pembersihan vegetasi liar merupakan tindakan segera yang diperlukan untuk memulihkan fungsi sungai. Setelah Sungai Cikalong, BBWS Cimanuk Cisanggarung berencana untuk melanjutkan normalisasi ke Sungai Kedung Pane. Lebih lanjut, pihaknya juga akan menyusun peta penanganan jangka panjang berdasarkan identifikasi titik-titik kritis di lapangan.
"Normalisasi sungai tidak hanya menjadi langkah darurat saat musim hujan, namun juga bagian dari komitmen menjaga infrastruktur lingkungan secara berkelanjutan," tegas Wali Kota Effendi Edo. Hal ini menunjukkan bahwa upaya normalisasi sungai bukan hanya solusi sementara, tetapi juga bagian dari strategi pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan di Kota Cirebon.
"Idealnya normalisasi dilakukan setiap lima tahun sekali agar fungsi sungai tetap optimal," tutur Dwi Agus Kuncoro. Pernyataan ini menekankan pentingnya perawatan dan pemeliharaan sungai secara berkala untuk mencegah terjadinya pendangkalan dan memastikan aliran air tetap lancar.
Langkah Antisipasi Banjir Jangka Panjang di Kota Cirebon
Pemkot Cirebon menyadari bahwa normalisasi sungai merupakan langkah penting, namun bukan satu-satunya solusi untuk mengatasi masalah banjir. Oleh karena itu, kolaborasi dan perencanaan jangka panjang menjadi kunci keberhasilan dalam upaya mitigasi bencana banjir di Kota Cirebon. Pemetaan titik-titik kritis dan rencana normalisasi berkala menjadi bagian dari strategi tersebut.
Selain normalisasi sungai, upaya lain yang mungkin perlu dipertimbangkan adalah peningkatan kapasitas drainase, penataan ruang kota yang memperhatikan aspek hidrologi, serta edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah sampah masuk ke sungai. Semua upaya ini harus terintegrasi untuk menciptakan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan.
Dengan adanya kolaborasi yang baik antara Pemkot Cirebon dan BBWS Cimanuk-Cisanggarung, diharapkan program normalisasi sungai dapat berjalan efektif dan mampu mengurangi risiko banjir di Kota Cirebon. Langkah ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga infrastruktur lingkungan dan melindungi masyarakat dari ancaman bencana alam.
Program normalisasi sungai ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Kota Cirebon, khususnya dalam mengurangi risiko banjir dan meningkatkan kualitas lingkungan. Keberhasilan program ini bergantung pada komitmen dan kerja sama semua pihak yang terlibat.