Pemkot Jaktim Libatkan Semua Pihak Gencarkan Kampung Siaga TBC
Wali Kota Jaktim, Munjirin, mengajak seluruh lapisan masyarakat dan instansi Pemkot Jaktim untuk berpartisipasi aktif dalam program Kampung Siaga TBC guna menekan angka penderita TBC di Jakarta Timur.
Wali Kota Jakarta Timur, Munjirin, menyerukan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat dan instansi pemerintah dalam upaya pemberantasan penyakit Tuberkulosis (TBC) melalui program Kampung Siaga TBC. Hal ini disampaikan usai Peluncuran Nasional Gerakan Bersama Penguatan Desa dan Kelurahan Siaga Tuberkulosis di Kantor Kelurahan Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (9/5).
Inisiatif ini diluncurkan sebagai respons terhadap tingginya angka penderita TBC di Jakarta Timur, dengan jumlah kasus mencapai 2.645 orang selama periode Januari hingga Maret 2025. Dari jumlah tersebut, 324 kasus ditemukan pada anak-anak akibat kontak erat dengan penderita TBC. Wilayah dengan kasus tertinggi terkonsentrasi di Pulogadung, Ciracas, Cakung, dan Pasar Rebo.
Kehadiran Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, pada acara peluncuran tersebut diharapkan mampu meningkatkan semangat para kader kesehatan di tingkat kelurahan dan kecamatan dalam menjalankan program Kampung Siaga TBC. Program ini juga bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan pengobatan TBC, serta mengurangi stigma negatif yang melekat pada penyakit ini. "Sehingga masyarakat yang tadinya kena TBC tidak mau mengaku, ya akhirnya mau mengaku, dan akhirnya mau untuk diobati," ujar Munjirin.
Kampung Siaga TBC: Kolaborasi untuk Pencegahan
Munjirin menekankan pentingnya kolaborasi antara Pemkot Jaktim, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dan seluruh pemangku kepentingan dalam menyukseskan program Kampung Siaga TBC. Ia berencana untuk berkoordinasi dengan setiap kelurahan guna melibatkan masyarakat secara aktif dalam penemuan kasus TBC. Edukasi masyarakat menjadi kunci utama dalam mencegah penularan, mengurangi stigma, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya penanganan dini penyakit ini.
Berbagai metode edukasi akan dijalankan, termasuk sosialisasi, kampanye, dan penyuluhan kesehatan. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga akan terus digencarkan sebagai bagian integral dari upaya pencegahan TBC. "Jadi nanti ke depannya kita akan lebih masif lagi menyukseskan gerakan Kampung Siaga TBC. Tidak hanya mengandalkan SKPD saja, tetapi dari Pemda ada dan justru keterlibatan dari semua stakeholders, semuanya ikut," tegas Munjirin.
Kampung Rambutan, yang telah meraih prestasi sebagai kampung dengan penanganan TBC terbaik, menjadi contoh sukses dalam program ini. Kelurahan ini telah membentuk 30 kader TBC yang terlatih untuk mendukung upaya penanganan penyakit tersebut. "Ada 30 orang kader di Kampung Rambutan. Semua sudah dilatih oleh Puskesmas Ciracas terkait Tuberkulosis dan komunikasinya seperti apa," jelas Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifendy.
Data dan Statistik Kasus TBC di Jakarta Timur
Data dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur menunjukkan bahwa selama tahun 2024, tingkat keberhasilan pengobatan TBC mencapai 65 persen, dengan 2.285 warga dinyatakan sembuh. Angka ini menunjukkan adanya kemajuan dalam penanganan TBC di wilayah tersebut, namun masih perlu ditingkatkan lagi.
Meskipun terdapat kemajuan, masih terdapat tantangan yang perlu diatasi. Tingginya angka kasus TBC, terutama di wilayah Pulogadung, Ciracas, Cakung, dan Pasar Rebo, menunjukkan perlunya fokus pada daerah-daerah tersebut. Upaya pencegahan dan deteksi dini perlu diperkuat di wilayah-wilayah ini untuk menekan angka penderita TBC.
Program Kampung Siaga TBC diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi masalah ini. Dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat dan instansi terkait, diharapkan program ini dapat mencapai tujuannya dalam menekan angka penderita TBC di Jakarta Timur dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi dan komitmen semua pihak. Partisipasi aktif masyarakat dalam mengikuti program edukasi dan pemeriksaan kesehatan sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Dengan kerja sama yang solid, diharapkan Jakarta Timur dapat menjadi contoh dalam upaya pemberantasan TBC di Indonesia.