Pemkot Pekalongan Dorong Pertanian Cerdas, Gaet Generasi Muda Kembali ke Sawah
Pemerintah Kota Pekalongan gencar mengkampanyekan pertanian cerdas atau Smart Farming untuk menarik minat generasi muda agar kembali bertani dan meningkatkan produktivitas pertanian di tengah keterbatasan lahan.
Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, meluncurkan kampanye besar-besaran untuk mendorong penerapan teknologi sistem pertanian cerdas, atau yang lebih dikenal dengan Smart Farming. Kampanye ini bertujuan utama untuk menarik minat generasi muda agar kembali terjun ke sektor pertanian, di tengah tantangan lahan pertanian yang semakin terbatas di daerah tersebut. Inisiatif ini diresmikan pada Senin, 24 Maret 2024, dan diharapkan mampu merevolusi sektor pertanian di Pekalongan.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan, Lili Sulistyawati, menjelaskan bahwa program Smart Farming ini merupakan upaya untuk memodernisasi sektor pertanian di Kota Pekalongan. Dengan teknologi modern, diharapkan pertanian menjadi lebih efisien dan menarik bagi kaum muda. "Kami menawarkan pertanian yang lebih cerdas dan efisien untuk menarik anak muda agar lebih tertarik bertani," ujar Lili Sulistyawati.
Sistem pertanian cerdas ini menawarkan solusi praktis dan efektif bagi para petani. Otomatisasi dalam penyiraman dan pengaturan suhu melalui gadget, misalnya, akan mengurangi beban kerja dan meningkatkan produktivitas. Hal ini diharapkan dapat menjawab tantangan yang selama ini dihadapi oleh para petani, terutama generasi muda yang cenderung memilih pekerjaan di sektor lain.
Menuju Pertanian Modern di Pekalongan
Salah satu keberhasilan program ini ditunjukkan melalui panen perdana buah melon di greenhouse hidroponik yang menerapkan sistem Smart Farming. Sistem ini bekerja secara otomatis, sehingga petani hanya perlu mengatur komposisi pupuk, kepekatan, dan mengisi air sesuai takaran. "Greenhouse hidroponik sistem smart ini bekerja secara otomatis karena hanya perlu mengatur komposisi pupuk, kepekatan, dan mengisi air sesuai takaran saja," jelas Lili Sulistyawati.
Penerapan teknologi Smart Farming ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga kualitas dan kuantitas hasil panen. Dengan sistem yang terkontrol, risiko gagal panen dapat diminimalisir, dan produktivitas pertanian dapat ditingkatkan secara signifikan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para petani dan menjadikan pertanian sebagai profesi yang menjanjikan.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya, turut memberikan dukungan penuh terhadap program ini. Ia berharap agar teknik sistem pertanian cerdas ini dapat diterapkan lebih luas oleh masyarakat, sehingga optimalisasi lahan pertanian dapat diwujudkan. Dengan begitu, keterbatasan lahan tidak lagi menjadi penghalang bagi peningkatan produksi pertanian.
Edukasi dan Peluang Ekonomi
Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan memanfaatkan inovasi teknologi ini sebagai media edukasi bagi masyarakat dan generasi muda. Mereka dididik tentang pentingnya penerapan pertanian cerdas untuk menghasilkan produk hortikultura dengan nilai ekonomis tinggi. Program ini juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.
Dengan mengadopsi teknologi Smart Farming, para petani muda di Pekalongan tidak hanya mendapatkan kemudahan dalam bertani, tetapi juga membuka peluang usaha yang menjanjikan. Hasil pertanian yang berkualitas dan bernilai ekonomis tinggi akan meningkatkan daya saing produk lokal dan membuka akses pasar yang lebih luas.
Program Smart Farming di Pekalongan ini menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat diintegrasikan dengan sektor pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan menarik minat generasi muda. Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan sektor pertanian di Kota Pekalongan dan Indonesia secara keseluruhan. Inovasi ini juga diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata bagi ketahanan pangan nasional.
Melalui program ini, Pemkot Pekalongan berupaya untuk menciptakan pertanian yang berkelanjutan dan modern, yang mampu bersaing di era globalisasi. Dengan demikian, sektor pertanian tidak hanya menjadi sektor tradisional, tetapi juga sektor yang inovatif dan menjanjikan bagi generasi muda.