Pemprov Maluku Gandeng Unpatti Atasi TBC dan Stunting
Pemerintah Provinsi Maluku berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Unpatti untuk mengatasi permasalahan TBC dan stunting di Maluku, dengan fokus pada pemerataan tenaga kesehatan.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku dan Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura (Unpatti) resmi bekerja sama untuk menangani masalah kesehatan serius di Provinsi Maluku, yaitu Tuberkulosis (TBC) dan stunting. Kolaborasi ini diumumkan pada Jumat, 9 Mei 2024 di Ambon, Maluku. Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan, khususnya di daerah terpencil.
Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, menjelaskan bahwa keterlibatan Unpatti sangat krusial dalam pencapaian pemerataan distribusi tenaga medis. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat yang memprioritaskan penanganan TBC dan stunting. Pemprov Maluku menyadari pentingnya perencanaan strategis dan alokasi sumber daya manusia yang tepat untuk mengatasi kedua permasalahan kesehatan tersebut.
Langkah ini juga selaras dengan visi Unpatti untuk menjadi pusat unggulan pendidikan kedokteran dan kesehatan yang berdaya saing nasional dan internasional pada tahun 2035. Dengan fokus pada lingkungan laut pulau, Unpatti berkomitmen untuk berkontribusi langsung pada peningkatan kesehatan masyarakat Maluku.
Fakultas Kedokteran Unpatti: Solusi untuk Kesehatan Maluku
Dekan Fakultas Kedokteran Unpatti, dr. Bertha Jean Que, menjelaskan bahwa pendirian fakultas ini didorong oleh kebutuhan mendesak akan solusi permasalahan kesehatan di Maluku. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya tenaga dokter di berbagai puskesmas, terutama di daerah terpencil. Beliau menekankan kualitas lulusan Unpatti yang secara konsisten menunjukkan prestasi di atas rata-rata nasional dalam ujian nasional.
Namun, tantangan terbesar kini adalah bagaimana memberdayakan lulusan berkualitas tersebut untuk melayani masyarakat di pulau-pulau terpencil. Dr. Que berharap adanya dukungan penuh dari pemerintah daerah dan provinsi untuk memastikan pemerataan pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Maluku.
“Unpatti memiliki tanggung jawab yang besar untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan bermutu karena terbukti ujian nasional kami selalu memperoleh nilai di atas rata-rata nasional, tinggal bagaimana para lulusan kami dapat diberdayakan untuk menolong masyarakat di pulau-pulau. Untuk itu kami mohon perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah ataupun provinsi untuk memperhatikan hal ini sehingga pelayanan kesehatan merata di Provinsi Maluku,” ungkap dr. Bertha Jean Que.
Digitalisasi Kesehatan: Menjangkau Wilayah Terluar
Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan akses kesehatan, Pemprov Maluku juga tengah berupaya melakukan digitalisasi sistem pelayanan kesehatan. Langkah ini diharapkan dapat menjangkau masyarakat di wilayah terluar dan terpencil yang selama ini sulit diakses. Digitalisasi ini akan mempermudah akses informasi kesehatan, pemantauan kondisi pasien, dan koordinasi antar tenaga kesehatan.
Dengan adanya kolaborasi antara Pemprov Maluku dan Fakultas Kedokteran Unpatti, diharapkan akan terjadi peningkatan signifikan dalam penanganan TBC dan stunting di Maluku. Komitmen bersama untuk pemerataan pelayanan kesehatan dan pemanfaatan teknologi digital menjadi kunci keberhasilan upaya ini. Kolaborasi ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dalam mengatasi permasalahan kesehatan serupa.
Pemerataan akses layanan kesehatan merupakan kunci untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam hal kesehatan. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan program-program kesehatan di Maluku dapat berjalan lebih efektif dan efisien, serta mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat Maluku.