Pemulihan Akses Jalan Pasca Bencana Tanah Longsor Pekalongan Dipercepat
Kementerian PUPR bergerak cepat memulihkan akses jalan dan membangun jembatan Bailey darurat pasca bencana tanah longsor dan banjir di Pekalongan, Jawa Tengah, dengan prioritas utama membuka akses bagi warga.
Bencana alam berupa tanah longsor dan banjir di Petungkriyono, Pekalongan, Jawa Tengah, telah memaksa Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk bergerak cepat dalam memulihkan akses jalan bagi masyarakat. Menteri PUPR, Dody Hanggodo, menyatakan fokus utama adalah membersihkan material longsor dan pohon tumbang guna membuka akses jalan secepatnya.
Langkah awal yang dilakukan adalah pemetaan detail lokasi bencana menggunakan drone. Hal ini dilakukan untuk memastikan efisiensi dan efektivitas proses pembukaan akses jalan. Prioritas utama adalah memastikan warga tidak terisolir akibat bencana ini. Proses pembersihan material longsor melibatkan berbagai alat berat seperti mini excavator PC-50, dua unit PC 75, dan PC 70 breaker. Alat-alat berat tersebut dikerahkan untuk membersihkan ruas jalan yang terputus dari Desa Kasimbar hingga Jembatan Jimat 2 di Desa Petungkriyono.
Kementerian PUPR juga akan mengerahkan alat berat yang lebih besar, seperti excavator, untuk mempercepat rekonstruksi jalan yang terputus akibat longsor. Selain itu, pembangunan jembatan darurat (jembatan Bailey) juga menjadi prioritas untuk mengganti jembatan yang rusak akibat banjir bandang. Satu unit jembatan Bailey telah disiapkan di Jembatan Jimat 2, Desa Kayupuring, untuk memperlancar aktivitas warga sehari-hari.
Tidak hanya fokus pada perbaikan infrastruktur jalan, Kementerian PUPR juga memperhatikan kebutuhan air bersih dan sanitasi bagi warga terdampak. Tim tanggap darurat dari Balai Pelaksanaan Penyediaan Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Tengah tengah melakukan asesmen kebutuhan fasilitas dan infrastruktur untuk mendukung masyarakat. Upaya ini juga mencakup kegiatan pemberian bantuan yang bersifat sukarela serta layanan penting lainnya. Layanan ini antara lain berupa dapur umum, enam hidran umum dengan kapasitas dua ribu liter, enam toilet portabel, dan dua tangki air dengan kapasitas empat ribu liter.
Kementerian PUPR berkomitmen untuk menyelesaikan perbaikan infrastruktur secepat mungkin. Proses pemulihan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk penggunaan teknologi modern seperti drone untuk pemetaan dan mobilisasi alat berat skala besar. Selain itu, upaya pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak juga menjadi fokus utama, memastikan pemulihan menyeluruh pasca bencana.
Dody Hanggodo menekankan pentingnya kecepatan dalam penanganan bencana ini. 'Pertama, kami melakukan pemetaan rinci menggunakan drone. Kami akan memprioritaskan pembukaan akses terlebih dahulu. Kami tidak ingin warga terisolasi,' ujarnya Kamis lalu. Pernyataan ini menggarisbawahi komitmen pemerintah untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat yang terdampak.