Pencarian Korban Jatuh dari Kapal Cepat di Perairan Maluku Dihentikan
Basarnas Ambon resmi menghentikan pencarian Latifa Sunet, penumpang KM Barcelona yang jatuh dari kapal di perairan Tanjung Alang, Maluku Tengah, setelah tujuh hari tanpa hasil.
Ambon, 2 Maret 2024 - Sebuah operasi pencarian dan pertolongan (SAR) yang telah berlangsung selama tujuh hari di perairan Maluku resmi dihentikan. Operasi yang dilakukan oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Ambon ini bertujuan menemukan Latifa Sunet, seorang perempuan berusia 65 tahun yang jatuh dari kapal cepat KM Barcelona. Kejadian nahas ini terjadi pada 24 Februari 2024, di sekitar perairan Tanjung Alang, Kabupaten Maluku Tengah, saat kapal tersebut tengah berlayar dari Sanana, Maluku Utara menuju Ambon.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon, Muhamad Arafah, mengumumkan penghentian operasi pencarian pada Minggu malam. Meskipun upaya maksimal telah dilakukan selama tujuh hari, termasuk pencarian intensif hingga sore hari di hari ketujuh, sayangnya tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban. "Setelah melakukan koordinasi dengan pihak keluarga, mereka menerima musibah ini dan menyampaikan terima kasih kepada Tim SAR Gabungan atas upaya pencarian yang telah dilakukan," ujar Arafah.
Insiden jatuhnya Latifa Sunet ke laut terjadi sekitar pukul 05.58 WIT. KM Barcelona sempat melakukan pencarian sendiri setelah kejadian, namun tanpa hasil. Laporan resmi mengenai kecelakaan laut ini diterima Basarnas Ambon dari Stasiun Radio Pantai (SROP) Ambon sekitar pukul 08.20 WIT. Basarnas Ambon langsung mengerahkan satu unit Rubber Boat (RBB) menuju lokasi kejadian untuk memulai operasi pencarian.
Pencarian Intensif Selama Tujuh Hari
Operasi pencarian melibatkan Tim SAR Gabungan yang terdiri dari berbagai unsur potensi SAR. Selama tujuh hari, tim melakukan pencarian secara intensif di sekitar lokasi kejadian. Upaya pencarian dilakukan dengan menggunakan berbagai peralatan dan metode, namun hingga hari ketujuh, tidak ada tanda-tanda keberadaan Latifa Sunet yang ditemukan.
Meskipun telah mengerahkan sumber daya dan peralatan terbaik, kondisi perairan yang luas dan kompleks serta waktu yang telah berlalu sejak kejadian, menjadi tantangan besar dalam operasi pencarian ini. Tim SAR Gabungan telah bekerja keras dan profesional dalam menjalankan tugasnya, namun sayangnya upaya tersebut belum membuahkan hasil yang diharapkan.
Penghentian operasi pencarian ini diambil setelah mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk hasil pencarian yang nihil dan koordinasi dengan pihak keluarga korban. Keputusan ini diambil dengan berat hati, namun tetap didasarkan pada pertimbangan profesional dan kemanusiaan.
Dukungan dan Terima Kasih kepada Tim SAR Gabungan
Pihak keluarga Latifa Sunet telah menerima keputusan penghentian pencarian dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota Tim SAR Gabungan atas dedikasi dan kerja kerasnya selama tujuh hari melakukan pencarian. Dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak sangat membantu kelancaran operasi SAR ini.
Penghentian operasi SAR ini menandai berakhirnya upaya pencarian Latifa Sunet. Seluruh unsur Potensi SAR yang terlibat telah kembali ke satuannya masing-masing. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi keselamatan pelayaran di perairan Indonesia.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya keselamatan dan keamanan dalam pelayaran, khususnya bagi penumpang kapal cepat. Diharapkan ke depannya akan ada peningkatan pengawasan dan prosedur keselamatan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Meskipun operasi pencarian telah dihentikan, ingatan akan Latifa Sunet dan upaya pencarian yang telah dilakukan akan tetap dikenang. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi musibah ini.