Perang Dagang AS-China: Rupiah Melemah, Target Ekonomi 2029 Diragukan?
Pernyataan yang saling bertentangan antara AS dan China terkait perang dagang membuat rupiah melemah dan menimbulkan pesimisme terhadap target pertumbuhan ekonomi Indonesia 8 persen di tahun 2029.
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi sorotan utama hari ini. Hal ini disebabkan oleh pernyataan yang saling bertolak belakang antara Amerika Serikat (AS) dan China mengenai negosiasi perang dagang. Pernyataan tersebut menimbulkan ketidakpastian di pasar keuangan global, termasuk Indonesia, yang berdampak pada melemahnya rupiah.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi, menjelaskan bahwa sinyal yang kontradiktif dari Presiden AS Donald Trump dan Beijing terkait kemajuan negosiasi perang dagang telah mengguncang pasar. Ketidakjelasan ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global, yang pada akhirnya mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Pelemahan rupiah terjadi setelah pernyataan Presiden Trump yang menyebut pembicaraan perdagangan sedang berlangsung, namun tanpa menjelaskan detail pihak yang terlibat. Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Menteri Keuangan AS, Scott Bessent. Namun, pemerintah China membantah adanya negosiasi, menekankan bahwa AS harus berhenti menciptakan kebingungan dan negosiasi harus didasarkan pada kesetaraan dan saling menguntungkan.
Perang Dagang dan Dampaknya terhadap Rupiah
Pernyataan kontradiktif dari AS dan China menciptakan ketidakpastian di pasar global. Ketidakpastian ini membuat investor cenderung menghindari aset berisiko, termasuk rupiah. Akibatnya, permintaan terhadap dolar AS meningkat, sehingga menyebabkan rupiah melemah.
Pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh sentimen domestik. Ibrahim Assuabi mengungkapkan pesimisme pelaku pasar terhadap target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen di tahun 2029. Target tersebut dianggap terlalu ambisius mengingat diperlukan laju pertumbuhan konsisten sekitar 6,76 persen setiap tahunnya hingga 2029.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah perlu melakukan akselerasi terencana dalam meningkatkan investasi, memperluas ekspor ke pasar nontradisional, dan mempercepat transformasi sektor manufaktur dan digital. Tantangan ini semakin berat dengan adanya ketidakpastian global akibat perang dagang AS-China.
Analisis Nilai Tukar Rupiah
Pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah melemah 26 poin atau 0,15 persen menjadi Rp16.856 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga melemah ke level Rp16.862 per dolar AS. Pelemahan ini menunjukkan dampak nyata dari ketidakpastian global dan sentimen negatif terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Ketidakpastian akibat perang dagang AS-China berdampak signifikan terhadap nilai tukar rupiah. Situasi ini membutuhkan langkah-langkah strategis dari pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan daya saing Indonesia di tengah ketidakpastian global.
Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi tantangan ini. Hal ini termasuk meningkatkan daya saing produk ekspor, menarik investasi asing, dan memperkuat koordinasi kebijakan ekonomi. Dengan demikian, Indonesia dapat mengurangi dampak negatif perang dagang AS-China terhadap perekonomian nasional.
Kesimpulan
Pelemahan rupiah yang terjadi merupakan cerminan dari ketidakpastian global yang disebabkan oleh perang dagang AS-China. Target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2029 juga diragukan mengingat diperlukan upaya signifikan untuk mencapai laju pertumbuhan yang konsisten. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mengurangi dampak negatif dari ketidakpastian global.