Perempuan, Pilar Utama Pelestarian Lingkungan: Edukasi Keluarga Jadi Kunci
Peran perempuan dalam mengedukasi keluarga untuk mengurangi sampah dan melestarikan lingkungan mendapat sorotan dalam acara 'Inspirasi Kartini untuk Negeri'.
Jakarta, 22 April 2024 - Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Kebudayaan, Katarine Grace Fadli Zon, menekankan peran krusial perempuan dalam mengedukasi keluarga untuk menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini disampaikan dalam acara 'Inspirasi Kartini untuk Negeri' di Jakarta, sebuah acara yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Kartini dan Hari Bumi. Acara tersebut menyoroti pentingnya sinergi antara emansipasi perempuan dan tanggung jawab lingkungan.
Katarine Grace menjelaskan kontribusi perempuan dalam pelestarian lingkungan dapat dimulai dari rumah. 'Apa yang bisa dikontribusikan oleh seorang perempuan? Bisa dengan mengedukasi keluarga untuk melakukan pengurangan sampah atau pemilahan sampah dan sebagainya,' ujarnya. Dengan demikian, perempuan berperan sebagai agen perubahan dalam kebiasaan sehari-hari keluarga, membentuk pola hidup yang lebih ramah lingkungan.
Acara yang bertajuk 'Kartini Berkarya, Bumi Terjaga, Budaya Terpelihara' ini menekankan pentingnya peran perempuan dalam menjaga kelestarian lingkungan sebagai bagian dari emansipasi dan tanggung jawab sosial. Perempuan tidak hanya berjuang untuk hak-hak mereka, tetapi juga aktif berkontribusi dalam menjaga bumi untuk generasi mendatang.
Edukasi Keluarga: Langkah Awal Menuju Lingkungan Lestari
Katarine Grace menekankan pentingnya edukasi keluarga sebagai langkah awal dalam melestarikan lingkungan. Perempuan, sebagai pengasuh utama keluarga, memiliki peran kunci dalam menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sejak dini. Hal ini mencakup berbagai upaya, mulai dari pengurangan sampah, pemilahan sampah, hingga penggunaan kembali barang-barang bekas pakai.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa edukasi tidak hanya terbatas pada tindakan nyata, tetapi juga mencakup pemahaman akan dampak buruk dari kerusakan lingkungan. Dengan memahami konsekuensi dari perilaku yang tidak ramah lingkungan, keluarga dapat lebih termotivasi untuk melakukan perubahan.
Perempuan juga didorong untuk menjadi contoh bagi keluarga dalam menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. Dengan demikian, tindakan nyata akan lebih efektif dalam menanamkan kesadaran dan mengubah perilaku keluarga.
Hal ini sejalan dengan semangat Hari Kartini yang juga menekankan pentingnya peran perempuan dalam memajukan bangsa, termasuk dalam hal pelestarian lingkungan.
Gaya Hidup Ramah Lingkungan: Dimulai dari Hal Kecil
Senada dengan Katarine Grace, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Amurwani Dwi Lestariningsih, mengajak perempuan untuk turut serta melestarikan lingkungan melalui perubahan kebiasaan sehari-hari. Ia menekankan bahwa perubahan besar dimulai dari hal-hal kecil.
Amurwani memberikan contoh sederhana, seperti membawa botol minum dan wadah makanan yang dapat digunakan berulang kali. 'Ayo para perempuan, kita bersama-sama mendukung perubahan lingkungan dengan mengubah perilaku kita. Mengubah untuk setidaknya bawalah tumbler untuk tempat minum, bawalah tempat makanan yang tidak sekali pakai karena sampah dari makanan sekali pakai itu luar biasa banyaknya. Dan untuk daur ulangnya itu perlu bertahun-tahun,' katanya.
Dengan mengurangi penggunaan barang sekali pakai, perempuan dapat berkontribusi secara signifikan dalam mengurangi sampah dan melindungi lingkungan. Tindakan ini juga dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Lebih jauh, Amurwani menekankan pentingnya kesadaran akan dampak jangka panjang dari perilaku yang tidak ramah lingkungan. Perlu komitmen dan konsistensi untuk mengubah kebiasaan dan menciptakan gaya hidup yang lebih berkelanjutan.
Partisipasi Aktif dalam Pelestarian Lingkungan
Acara 'Inspirasi Kartini untuk Negeri' dihadiri oleh berbagai tokoh perempuan inspiratif, termasuk Cynthia Riza (istri Wamenbud Giring Ganesha), Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup Kementerian Lingkungan Hidup Jo Kumala Dewi, dan beberapa narasumber lainnya. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen bersama untuk mendorong partisipasi aktif perempuan dalam pelestarian lingkungan.
Melalui berbagai inisiatif dan kampanye, diharapkan semakin banyak perempuan yang tergerak untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Edukasi keluarga dan perubahan gaya hidup merupakan langkah awal yang penting dalam mencapai tujuan tersebut. Peran perempuan sebagai ibu dan pengasuh keluarga menjadi kunci dalam membangun generasi yang peduli lingkungan.
Kesimpulannya, peran perempuan dalam pelestarian lingkungan sangatlah penting dan tidak dapat diabaikan. Dengan mengedukasi keluarga dan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan, perempuan dapat berkontribusi signifikan dalam menjaga kelestarian bumi untuk generasi mendatang. Peran ini sejalan dengan semangat Hari Kartini dan Hari Bumi, yang menekankan pentingnya emansipasi perempuan dan tanggung jawab lingkungan secara bersamaan.