Pertamina Bekali Anak-Anak di Jawa dengan Keterampilan Penanganan Darurat
Pertamina Regional Jawa melatih anak usia 9-15 tahun dalam penanganan keadaan darurat, termasuk pertolongan pertama dan respons cepat, guna mengurangi angka kematian akibat keterlambatan penanganan gawat darurat di rumah.
Pertamina Upstream Regional Jawa baru-baru ini mengadakan program edukasi inovatif yang mengajarkan anak-anak usia 9-15 tahun tentang keselamatan dan penanganan keadaan darurat. Program ini, yang bertepatan dengan Bulan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Nasional, bertujuan untuk memberdayakan anak-anak sebagai responden pertama di rumah saat orang dewasa tidak ada. Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kematian akibat keterlambatan penanganan gawat darurat di rumah.
Memberdayakan Anak Sebagai Responder Pertama
Analyst OHIH Regional Jawa, Niken Dyah Pawestri, menjelaskan bahwa program ini terinspirasi oleh negara-negara yang telah berhasil memberdayakan anak-anak melalui edukasi penanganan darurat. Dengan melibatkan anak-anak sejak dini, diharapkan golden time dalam penanganan gawat darurat dapat dimaksimalkan. "Kami berharap dapat mengedukasi lebih banyak anak-anak bangsa, sehingga kondisi kegawatdaruratan di rumah bisa lebih cepat tertangani," kata Niken.
Edukasi yang diberikan dikemas secara interaktif dan menarik melalui berbagai stan pameran. Stan self-care memberikan informasi tentang pentingnya menjaga kesehatan melalui pola makan sehat dan kebersihan diri. Stan Tooth Fairy mengajarkan cara menyikat gigi yang benar, sementara stan Family to Rescue membekali anak-anak dengan keterampilan merespons keadaan darurat, termasuk teknik resusitasi jantung paru (RJP) dan penanganan orang yang tidak sadarkan diri.
Keterampilan Praktis dan Penting
Anak-anak juga dilatih untuk mengamati keadaan darurat dan menghubungi layanan gawat darurat seperti 119 atau 112. "Edukasi ini memberikan mereka keterampilan penting yang tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga mengajarkan mereka untuk peduli dan bertindak cepat dalam situasi darurat," tambah Niken. Program ini merupakan bagian dari komitmen Pertamina Regional Jawa untuk memprioritaskan keselamatan dan kesehatan.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, program tahun 2025 ini melibatkan lebih banyak peserta anak-anak. Kerja sama dengan PT Pertamina Bina Medika-IHC melibatkan 15 tenaga medis, termasuk dokter umum, dokter gigi, dan tim darurat, untuk memberikan materi dan demonstrasi langsung kepada 101 anak peserta.
Sukses dan Harapan di Masa Depan
Salah satu peserta, Rifda Hanifah (11 tahun), berbagi pengalamannya, "Sekarang saya tahu kalau teman saya tersedak, saya bisa bantu dengan cara yang benar. Aku sempat ragu, tetapi setelah mempraktikkan langsung, aku merasa lebih percaya diri." Kisah Rifda menggambarkan keberhasilan program ini dalam meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan anak-anak dalam menghadapi situasi darurat.
Tim HSSE Regional Jawa berencana menjadikan program ini sebagai agenda tahunan. Tujuannya adalah untuk membekali lebih banyak anak dengan keterampilan kesehatan dan keselamatan sejak dini, menciptakan lingkungan yang lebih tanggap dan peduli terhadap kegawatdaruratan. Inisiatif ini menunjukkan komitmen Pertamina dalam meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat, dimulai dari usia muda.