Pertanian Jadi Prioritas Pembangunan Bantul 2025-2030, Bupati Targetkan Tanam Padi 34.546 Hektare
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, memprioritaskan sektor pertanian dengan fokus pada teknologi modern, pupuk organik, dan peningkatan produktivitas padi hingga 34.546 hektare pada tahun 2025.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengumumkan sektor pertanian sebagai prioritas utama pembangunan Kabupaten Bantul periode 2025-2030. Pengumuman ini disampaikan usai menghadiri panen raya padi di Blunyahan, Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Selasa, 29 April. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan daerah dan kesejahteraan petani Bantul. Langkah-langkah strategis pun telah disiapkan untuk mencapai target tersebut.
Prioritas pembangunan pertanian di Bantul meliputi peningkatan sarana dan prasarana, termasuk penggunaan teknologi pertanian modern seperti rice transplanter. Bupati menekankan pentingnya adaptasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian. Selain itu, Pemkab Bantul juga berkomitmen untuk menyediakan benih unggul dan pupuk, khususnya pupuk organik, guna mendukung praktik pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Pemkab Bantul menyadari pentingnya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Oleh karena itu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bantul ditugaskan untuk menyiapkan instalasi produksi pupuk organik. Langkah ini diambil untuk mengatasi dampak negatif penggunaan pupuk kimia secara berlebihan yang dapat merusak lahan pertanian dalam jangka panjang. Komitmen ini menunjukkan keseriusan Pemkab Bantul dalam menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan sektor pertanian.
Teknologi Modern dan Pupuk Organik: Kunci Ketahanan Pangan Bantul
Penggunaan teknologi pertanian modern, seperti rice transplanter, menjadi fokus utama dalam meningkatkan produktivitas padi. Mesin penanam padi ini diharapkan dapat mempercepat proses penanaman dan meningkatkan efisiensi kerja petani. Selain itu, Pemkab Bantul juga berkomitmen untuk menyediakan benih unggul yang berkualitas dan tahan terhadap hama penyakit.
Penggunaan pupuk organik menjadi strategi penting lainnya. Bupati menekankan perlunya mengurangi penggunaan pupuk kimia yang dapat merusak lahan pertanian dalam jangka panjang. Pemkab Bantul akan mendukung para petani untuk beralih ke pupuk organik melalui konsultasi dengan para pakar dan penyediaan instalasi produksi pupuk organik.
Pemkab Bantul menyadari pentingnya edukasi dan pendampingan bagi para petani dalam beradaptasi dengan teknologi dan pupuk organik. Oleh karena itu, pemerintah daerah akan terus berkonsultasi dengan para pakar pertanian untuk memberikan solusi terbaik dan ilmu pengetahuan terkini kepada para petani.
Target Produksi Padi dan Ketahanan Pangan
Pada tahun 2025, Pemkab Bantul menargetkan luasan tanam padi seluas 34.546 hektare. Target ini cukup ambisius mengingat total luas lahan pertanian di Bantul hampir 14 ribu hektare. Artinya, akan ada peningkatan intensitas tanam padi hingga dua, tiga, bahkan empat kali dalam setahun.
Dengan strategi ini, diharapkan setiap bulan akan ada aktivitas menanam dan panen padi di Bantul. Hal ini akan berdampak pada peningkatan produktivitas padi dan ketahanan pangan daerah. Pemkab Bantul optimistis target ini dapat tercapai dengan dukungan teknologi modern, pupuk organik, dan komitmen dari seluruh pihak terkait.
Bupati Abdul Halim Muslih juga menekankan pentingnya membuka pikiran dan menerima ilmu-ilmu baru yang relevan dengan perkembangan pertanian masa kini. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkab Bantul untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan sektor pertanian.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Pemkab Bantul optimistis dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan daerah. Komitmen ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam memajukan sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan para petani di Bantul.