Pertumbuhan Ekonomi Kaltara 4,06 Persen di Triwulan I-2025: Sektor Non-Tambang Jadi Penopang Utama
Ekonomi Kalimantan Utara tumbuh positif 4,06 persen (yoy) di triwulan I-2025, ditopang sektor non-tambang, meskipun terjadi kontraksi 3,07 persen (qtq).
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada triwulan I-2025 mencapai 4,06 persen (year-on-year/yoy), berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Kenaikan ini terutama didorong oleh kinerja positif sektor non-tambang, menandakan keberhasilan upaya diversifikasi ekonomi daerah. Kepala BPS Kaltara, Mas'ud Rifai, memaparkan capaian ini di Tanjung Selor, Bulungan, Selasa (6/5).
Pertumbuhan ekonomi Kaltara yang positif ini menjawab pertanyaan apa yang terjadi, kapan terjadi (triwulan I-2025), di mana terjadi (Kaltara), berapa besar pertumbuhannya (4,06 persen yoy), mengapa terjadi (karena kinerja sektor non-tambang), dan bagaimana hal tersebut terjadi (melalui diversifikasi ekonomi). Meskipun terdapat kontraksi 3,07 persen (quarter-to-quarter/qtq), pertumbuhan yoy menunjukkan tren positif yang perlu diapresiasi.
Mas'ud Rifai menambahkan, "Kinerja positif ini didukung geliat sebagian besar lapangan usaha, khususnya sektor non-tambang." Pergeseran dinamika pertumbuhan ekonomi ini mengindikasikan bahwa upaya diversifikasi ekonomi Kaltara mulai membuahkan hasil. Hal ini menunjukkan bahwa Kaltara tidak hanya bergantung pada sektor pertambangan, tetapi juga mampu mengembangkan sektor-sektor ekonomi lainnya.
Sektor Non-Tambang Tumbuh Signifikan
Beberapa sektor non-tambang mencatatkan pertumbuhan signifikan. Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib memimpin dengan pertumbuhan 14,89 persen, didorong realisasi belanja pemerintah dan program sosial di awal tahun anggaran. Pertumbuhan ini menunjukkan efektivitas program pemerintah dalam mendorong perekonomian daerah.
Sektor Industri Pengolahan juga menunjukkan kinerja impresif dengan pertumbuhan 10,63 persen, menjanjikan peningkatan nilai tambah sumber daya alam melalui hilirisasi. Hal ini menunjukkan potensi besar Kaltara dalam pengolahan sumber daya alam menjadi produk bernilai tinggi.
Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tumbuh 9,34 persen, seiring peningkatan aktivitas pariwisata dan ekonomi lainnya. Pertumbuhan ini menunjukkan geliat sektor pariwisata yang berkontribusi pada perekonomian Kaltara.
Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh 9,08 persen, mencerminkan peningkatan daya beli dan konsumsi masyarakat. Hal ini menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kaltara.
Sektor Pertanian Tetap Penting
Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tumbuh 0,53 persen, meskipun moderat, tetap berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja dan ketahanan pangan daerah. Sektor ini menjadi penopang penting perekonomian Kaltara dan ketahanan pangan masyarakat.
Meskipun demikian, sektor Pertambangan dan Penggalian masih mendominasi struktur ekonomi Kaltara dengan kontribusi 28,67 persen terhadap PDRB triwulan I-2025. Empat sektor lainnya yang mendominasi adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (14,94 persen), Perdagangan Besar dan Eceran (13,56 persen), Konstruksi (12,03 persen), dan Industri Pengolahan (8,69 persen). Total kontribusi kelima sektor ini mencapai 77,89 persen.
Tantangan Diversifikasi Ekonomi
Mas'ud Rifai menekankan bahwa dominasi sektor pertambangan masih menjadi pekerjaan rumah dalam menciptakan struktur ekonomi yang lebih beragam dan berkelanjutan. Pertumbuhan positif di sektor non-tambang perlu terus didorong untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas tertentu.
Data BPS juga menunjukkan kontraksi ekonomi sebesar 3,07 persen (qtq). Beberapa sektor mengalami penurunan, termasuk Konstruksi (15,69 persen), Administrasi Pemerintahan (13,37 persen), dan Jasa Perusahaan (4,77 persen). Penurunan ini mungkin terkait siklus proyek dan anggaran pemerintah.
Namun, pertumbuhan positif di sektor Industri Pengolahan (3,16 persen) dan Pertanian (1,85 persen) sedikit menahan penurunan yang lebih signifikan. Pertumbuhan ekonomi Pulau Kalimantan secara keseluruhan tercatat 4,32 persen (yoy), lebih tinggi dari Kaltara. Pulau Sulawesi mencatatkan pertumbuhan tertinggi di Indonesia (6,40 persen).
Pentingnya Pengembangan Sektor Non-Tambang
Pemerintah daerah dan pemangku kepentingan perlu memperkuat pengembangan sektor non-tambang, menarik investasi, dan menjaga stabilitas ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Kaltara pada triwulan I-2025 memberikan harapan, namun tantangan diversifikasi dan kontraksi kuartalan perlu menjadi perhatian serius untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.