Pesona Parangtritis: Wisata Malam Tanpa Tiru Bali, Fokus Budaya Lokal
Pemda DIY tegaskan pengembangan wisata malam Parangtritis harus unik dan berbasis budaya lokal, bukan meniru Bali, meskipun potensi wisata matahari terbit hingga malam hari diakui.
Yogyakarta, 08 Mei 2024 (ANTARA) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menegaskan pengembangan wisata malam di Pantai Parangtritis, Bantul tidak perlu meniru konsep yang diterapkan di Bali. Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Imam Pratanadi, menekankan pentingnya keunikan lokal sebagai kunci utama dalam merancang pengembangan destinasi wisata di pesisir selatan tersebut. Hal ini disampaikannya di Yogyakarta pada Kamis lalu.
Menurut Imam, meskipun Bali dapat menjadi contoh, keunikan Yogyakarta harus tetap diprioritaskan. Pengembangan wisata malam di Parangtritis harus berbasis budaya lokal, bukan sekadar meniru konsep yang sudah ada di tempat lain. Atraksi wisata yang khas dan amenitas penunjang yang memadai perlu dirancang secara matang.
Meskipun sempat masuk dalam rancangan pengembangan kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN), saat ini belum ada perencanaan konkret terkait wisata malam di Parangtritis. Bahkan, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul pun belum menyiapkan desain atau program khusus untuk itu. Imam khawatir promosi wisata malam yang prematur akan mengecewakan pengunjung karena minimnya atraksi yang tersedia.
Potensi Wisata Matahari Terbit Hingga Malam Hari
Di sisi lain, Imam Pratanadi mengamati tren baru kunjungan wisatawan ke Pantai Parangtritis, yaitu kedatangan sejak pagi hari untuk menyaksikan matahari terbit. Fenomena ini dinilai sebagai peluang untuk membangun pola kunjungan yang lebih beragam, yang dapat dikembangkan menjadi wisata sepanjang hari, dari pagi hingga malam.
Dengan menggabungkan atraksi malam dan keindahan pagi hari, potensi peningkatan ekonomi lokal dan perpanjangan masa tinggal wisatawan di wilayah tersebut sangat besar. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Konsep ini menawarkan pengalaman yang lebih komprehensif dan berkesan bagi wisatawan, mendorong mereka untuk menghabiskan lebih banyak waktu di Parangtritis dan menikmati berbagai aspek keindahan alam dan budaya lokal.
Pengembangan wisata malam di Parangtritis harus dilakukan secara bertahap dan terencana. Tidak hanya sekadar menyediakan fasilitas penunjang, tetapi juga menciptakan atraksi yang menarik dan autentik, yang mencerminkan kekayaan budaya lokal Yogyakarta.
Tantangan dan Peluang Pengembangan Wisata Malam Parangtritis
Salah satu tantangan utama dalam pengembangan wisata malam Parangtritis adalah perlunya infrastruktur yang memadai, termasuk penerangan jalan, keamanan, dan fasilitas umum lainnya. Selain itu, diperlukan juga kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha pariwisata.
Namun, peluangnya juga sangat besar. Dengan pengembangan yang tepat, wisata malam Parangtritis dapat menjadi daya tarik baru bagi wisatawan domestik maupun mancanegara, meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, dan memperkenalkan kekayaan budaya Yogyakarta kepada dunia.
Penting untuk diingat bahwa pengembangan wisata malam ini harus berkelanjutan dan ramah lingkungan, sehingga tidak merusak keindahan alam Pantai Parangtritis dan keseimbangan ekosistemnya.
Pemerintah DIY berkomitmen untuk mendukung pengembangan wisata malam Parangtritis dengan pendekatan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Hal ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan kekayaan budaya lokal.
Dengan perencanaan yang matang dan kolaborasi yang baik, wisata malam Parangtritis berpotensi menjadi destinasi wisata yang unik dan menarik, berbeda dari destinasi wisata malam lainnya di Indonesia.
"Kita bisa melihat Bali sebagai salah satu contoh untuk pengembangan wisata malam. Namun demikian, saya rasa 'uniqueness' dari Daerah Istimewa Yogyakarta itu tetap nomor satu," ujar Imam Pratanadi.
Kesimpulan
Pengembangan wisata malam di Parangtritis menawarkan potensi besar bagi peningkatan ekonomi lokal dan kepariwisataan DIY. Namun, pendekatan yang tepat dan berkelanjutan sangat penting untuk memastikan keberhasilannya. Fokus pada keunikan budaya lokal, bukan meniru model lain, menjadi kunci utama dalam pengembangan ini.