PGN Prediksi Defisit Gas Bumi 2025-2035: Ancaman bagi Ketahanan Energi Nasional?
Direktur Utama PGN memprediksi defisit gas bumi nasional pada 2025-2035 akibat penurunan produksi alami dan kurangnya temuan cadangan baru, terutama di Sumatera dan Jawa.
Jakarta, 28 April 2024 - Indonesia dihadapkan pada potensi defisit gas bumi dalam kurun waktu 2025 hingga 2035. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Arief Setiawan Handoko, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XII DPR RI di Jakarta. Defisit ini disebabkan oleh penurunan produksi alami dari sumber-sumber gas bumi yang ada, yang belum dapat diimbangi dengan penemuan dan produksi dari lapangan gas baru. Kondisi ini berdampak signifikan terhadap ketahanan energi nasional dan membutuhkan solusi segera.
Arief menjelaskan bahwa penurunan produksi alami atau "natural declining" dari beberapa wilayah penghasil gas bumi menjadi faktor utama penyebab defisit. Beberapa daerah yang diperkirakan akan mengalami penurunan pasokan gas bumi signifikan antara lain Sumatera Utara, Sumatera bagian selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Defisit ini bukan hanya proyeksi masa depan, tetapi telah mulai terjadi pada tahun 2024.
Lebih lanjut, Arief memaparkan bahwa defisit pasokan gas bumi di beberapa wilayah, khususnya Sumatera bagian selatan hingga Jawa Barat, telah mencapai 177 juta kaki kubik standar per hari (MMscfd) pada tahun 2024. Angka ini diprediksi akan membengkak menjadi 513 MMscfd pada tahun 2035. Sementara itu, di Sumatera bagian utara, defisit diperkirakan akan dimulai pada tahun 2028 dan mencapai 96 MMscfd pada tahun 2035. Kondisi ini jelas mengkhawatirkan dan membutuhkan strategi mitigasi yang tepat.
Ancaman Defisit Gas Bumi terhadap Ketahanan Energi Nasional
Penurunan produksi gas bumi yang signifikan ini menimbulkan ancaman serius terhadap ketahanan energi nasional. Indonesia, sebagai negara berkembang dengan kebutuhan energi yang terus meningkat, sangat bergantung pada pasokan gas bumi untuk berbagai sektor, termasuk industri, pembangkit listrik, dan rumah tangga. Defisit gas bumi dapat mengakibatkan gangguan pada pasokan energi, kenaikan harga, dan bahkan hambatan bagi pertumbuhan ekonomi.
Arief menekankan pentingnya upaya untuk menemukan dan memproduksi cadangan gas bumi baru guna mengimbangi penurunan produksi alami. Selain itu, pemanfaatan gas bumi dari sumber-sumber alternatif juga perlu dipertimbangkan. "Kondisi defisit ini sudah terjadi sejak 2025 dan ini dipengaruhi atau disebabkan utamanya karena penurunan natural atau natural declining dari pemasok yang belum dapat diimbangi dengan temuan cadangan dan produksi dari lapangan gas bumi baru," ujar Arief dalam RDP tersebut.
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan SKK Migas memiliki peran penting dalam mendorong eksplorasi dan produksi gas bumi baru. Investasi dalam teknologi eksplorasi dan pengembangan lapangan gas bumi juga perlu ditingkatkan untuk memastikan keberlanjutan pasokan gas bumi di masa mendatang.
Solusi Jangka Pendek dan Panjang: Regasifikasi LNG Domestik
Sebagai solusi jangka pendek, PGN telah mengajukan permohonan alokasi Liquefied Natural Gas (LNG) domestik kepada SKK Migas dan Kementerian ESDM sejak pertengahan tahun 2024. Regasifikasi LNG domestik diharapkan dapat membantu menutup defisit pasokan gas bumi dalam beberapa tahun mendatang. Namun, solusi jangka panjang tetap dibutuhkan untuk memastikan ketahanan energi nasional.
Solusi jangka panjang meliputi peningkatan investasi dalam eksplorasi dan produksi gas bumi, pengembangan teknologi energi terbarukan, dan peningkatan efisiensi penggunaan energi. Kerjasama antara pemerintah, perusahaan swasta, dan masyarakat sangat penting untuk mewujudkan hal ini. "Sejak pertengahan 2024, sudah kita minta dari SKK Migas dan ESDM untuk mendapatkan alokasi LNG (liquefied natural gas)," kata Arief.
Perlu adanya strategi komprehensif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mengatasi ancaman defisit gas bumi ini. Tanpa tindakan yang tepat dan cepat, Indonesia berisiko menghadapi krisis energi yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Kesimpulannya, prediksi defisit gas bumi oleh PGN menjadi peringatan serius bagi Indonesia. Langkah-langkah konkret dan kolaboratif dari berbagai pihak dibutuhkan untuk memastikan ketahanan energi nasional di masa mendatang dan mencegah dampak negatif dari kekurangan pasokan gas bumi.