Pilu, Anak Gantikan Ibunda Tutup Usia Menuju Tanah Suci
Maimunah Zebua, asal Medan, menggantikan ibunya yang telah meninggal untuk menunaikan ibadah haji, mewujudkan mimpi sang ibunda.
Seorang calon jemaah haji asal Medan, Sumatra Utara bernama Maimunah Zebua, telah menggantikan almarhumah ibunya, Darwati Pulungan (67 tahun), untuk menunaikan ibadah haji. Kepergian Ibu Darwati yang meninggal dunia lima bulan sebelum keberangkatan kelompok terbang (kloter) pertama pada Sabtu, 2 Mei 2024, membuat Maimunah mengambil keputusan yang sangat mengharukan ini. Peristiwa ini terjadi di tengah persiapan keberangkatan haji Kloter Pertama pada Sabtu, 2 Mei 2024.
Saat ditemui di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi pada Sabtu, 3 Mei 2024, Maimunah terlihat mengenakan mukena putih berhias renda ungu. Ia baru saja menunaikan shalat dzuhur ketika ditemui. Kisah ini menjadi bukti nyata pengorbanan dan cinta seorang anak terhadap orang tuanya.
Perjalanan haji ini bukan sekadar perjalanan biasa bagi Maimunah. Ia menggantikan mimpi sang ibu yang telah lama mendambakan untuk menunaikan ibadah haji. Ibu Darwati telah mendaftar haji sejak 12 tahun lalu, dengan harapan waktu tunggu hanya delapan tahun. Namun, pandemi COVID-19 menyebabkan penundaan hingga 12 tahun. Meskipun demikian, almarhumah tetap semangat dan telah melunasi biaya haji sebesar Rp52 juta serta mempersiapkan perlengkapannya.
Menggantikan Mimpi Sang Ibu
Maimunah menceritakan bahwa ibunya telah masuk dalam daftar cadangan untuk keberangkatan haji tahun 2024. Meskipun statusnya belum pasti, almarhumah tetap optimis dan bersiap untuk berangkat. "Ibu malah dikasih tahu berangkatnya pada 2025, tapi beliau sama sekali tidak sedih, seperti sudah siap," kenang Maimunah dengan haru. Namun, takdir berkata lain. Ibu Darwati meninggal dunia pada 16 Januari 2024, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, terutama karena impiannya untuk menunaikan ibadah haji belum terwujud.
Setelah kepergian ibunya, Maimunah mencari informasi ke Kementerian Agama di Tapanuli Utara dan mengetahui bahwa porsi haji ibunya dapat digantikan oleh ahli waris. Proses penggantian ini membutuhkan beberapa dokumen penting, termasuk surat ahli waris, akta kematian, surat keterangan ahli waris, dan surat kuasa dari saudara-saudarinya.
Maimunah mengungkapkan bahwa ia sebenarnya tidak merencanakan untuk menunaikan ibadah haji dalam waktu dekat karena tengah mempersiapkan pernikahan anak pertamanya. Namun, demi mewujudkan mimpi ibunya, ia rela menempuh perjalanan darat selama 12-14 jam dari Medan ke Tapanuli Utara untuk mengurus dokumen-dokumen tersebut. Hanya dalam waktu kurang dari seminggu, ia resmi menggantikan ibunya sebagai calon jemaah haji.
"Semua perlengkapan sudah ada, saya tinggal bawa badan saja. Sekarang barang-barang itu saya yang pakai," ujarnya dengan senyum yang sedikit getir.
Di Tanah Suci
Di Madinah, Maimunah memanfaatkan lokasi hotelnya yang dekat dengan Masjid Nabawi untuk menunaikan shalat lima waktu. Meskipun perasaannya campur aduk antara bahagia dan sedih, ia berusaha untuk tetap tegar dan fokus pada ibadahnya. "Bisa berangkat haji, tapi perasaan saya campur aduk. Rasanya belum usai sedihnya, sudah harus berangkat. Bahkan, saya tidak sempat ikut manasik karena semua serba mendadak," ucapnya.
Kisah Maimunah ini menyentuh hati banyak orang. Ia rela meninggalkan kesibukannya dan mengesampingkan rencana pribadinya untuk memenuhi keinginan terakhir sang ibu. Perjuangannya menjadi bukti nyata betapa besarnya cinta dan bakti seorang anak kepada orang tuanya.
Perjalanan Maimunah ke tanah suci merupakan wujud nyata dari pengorbanan dan keikhlasan seorang anak dalam mewujudkan mimpi orang tuanya. Ia telah berhasil menggantikan kesedihan dengan ibadah, membawa doa dan harapan untuk sang ibunda tercinta di Tanah Suci.
Semoga kisah ini menginspirasi kita semua untuk selalu menghargai dan menyayangi orang tua selagi mereka masih ada.