Potensi Wisata Halal Aceh: Kekayaan Sejarah dan Budaya Jadi Andalan
Pemerintah Aceh optimistis dapat mengembangkan sektor pariwisata halal dengan memanfaatkan potensi sejarah, budaya, dan alam yang dimiliki, guna meningkatkan perekonomian daerah.
Banda Aceh, 18 Maret 2024 (ANTARA) - Kekayaan sejarah dan budaya Aceh, dipadukan dengan keindahan alamnya, diyakini memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata halal. Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M Nasir Syamaun, saat membuka Aceh Economic Forum (AEF) 2025 di Banda Aceh. Menurutnya, pengembangan wisata halal ini akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh.
Masjid Raya Baiturrahman, Museum Tsunami, Pantai Lampuuk, dan Sabang merupakan beberapa destinasi wisata unggulan Aceh yang telah dikenal luas. Namun, untuk memaksimalkan potensi ini, dibutuhkan strategi pengembangan yang sistematis dan berbasis ekonomi halal. Nasir Syamaun menekankan pentingnya pendekatan terpadu untuk mewujudkan hal tersebut.
"Dengan keunggulan budaya, sejarah, dan keindahan alam yang kita miliki, konsep pariwisata halal menjadi peluang besar yang dapat kita optimalkan," ujar M Nasir Syamaun. Ia menambahkan bahwa pariwisata halal tak hanya soal ketersediaan makanan halal, tetapi juga mencakup pelayanan, keamanan, kenyamanan, dan pengalaman wisata yang sesuai syariat Islam.
Strategi Pengembangan Wisata Halal Aceh
Beberapa langkah strategis diutarakan oleh Sekda Aceh untuk mengembangkan wisata halal di Aceh. Pertama, peningkatan infrastruktur dan aksesibilitas menjadi kunci utama. Pemerintah Aceh berkomitmen meningkatkan infrastruktur jalan, transportasi udara, dan sarana pendukung lainnya untuk memudahkan akses ke berbagai destinasi wisata.
Kedua, penguatan sumber daya manusia (SDM) juga sangat penting. Pelatihan bagi pelaku usaha wisata, pemandu wisata, dan sertifikasi halal untuk sektor pendukung lainnya perlu digencarkan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan wisatawan.
Ketiga, penguatan branding dan promosi Aceh sebagai destinasi wisata halal harus lebih gencar dilakukan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Pemanfaatan teknologi digital dan media sosial menjadi strategi pemasaran yang efektif.
Terakhir, kolaborasi dan kemitraan antar pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat sangat krusial. Kerja sama dengan investor dalam dan luar negeri juga diperlukan untuk mendukung pengembangan ekosistem pariwisata halal di Aceh.
Pariwisata Halal: Lebih dari Sekadar Ekonomi
M Nasir Syamaun menegaskan bahwa pengembangan pariwisata halal di Aceh bukan hanya sekadar strategi ekonomi, melainkan juga bagian dari upaya memperkuat identitas Aceh sebagai daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. Dengan berkembangnya industri ini, diharapkan kesejahteraan masyarakat meningkat tanpa mengesampingkan nilai-nilai budaya dan keislaman.
Ia menambahkan, "Dengan berkembangnya industri ini, kita tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga menjaga nilai-nilai budaya dan keislaman yang menjadi kebanggaan kita semua." Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah Aceh untuk mengembangkan pariwisata halal secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Pengembangan wisata halal di Aceh menjanjikan dampak positif, baik secara ekonomi maupun dalam menjaga nilai-nilai budaya dan agama. Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang kuat, Aceh berpotensi menjadi destinasi wisata halal terkemuka di Indonesia.