Pram-Rano Diminta Optimalkan Potensi Jakarta untuk Jadi Kota Global
Ekonom CORE, Yusuf Rendy Manilet, mendorong Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, Pramono Anung-Rano Karno, untuk memanfaatkan potensi Jakarta sebagai kota global dan pusat bisnis, termasuk infrastruktur dan fiskal yang kuat.
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Rano), didesak untuk memanfaatkan potensi besar Jakarta guna memperkuat posisinya sebagai kota global dan pusat bisnis. Hal ini disampaikan oleh ekonom Center of Reform on Economics (CORE), Yusuf Rendy Manilet, menanggapi kemenangan pasangan tersebut dalam Pilkada DKI Jakarta baru-baru ini. Pernyataan tersebut disampaikan melalui wawancara pada Rabu lalu di Jakarta.
Menurut Yusuf, Jakarta memiliki infrastruktur yang relatif lengkap dan kapasitas fiskal yang tinggi, menjadi modal kuat untuk mencapai status kota global. Ia menekankan bahwa potensi ini harus dioptimalkan oleh Pram-Rano dalam menjalankan program-program ekonomi ke depannya. "Jakarta ini sebelumnya memang punya modal yang cukup kuat untuk menjadi kota global. Secara infrastruktur sudah lebih lengkap, yang menjadi penopang untuk memperkuat posisi Jakarta sebagai pusat bisnis," ujar Yusuf.
Lebih lanjut, Yusuf menyoroti pentingnya penciptaan lapangan kerja dan pengurangan angka pengangguran sebagai prioritas utama. Ia juga menekankan perlunya kelanjutan program-program pembangunan yang sudah ada, terutama dalam hal konektivitas transportasi. Pemanfaatan infrastruktur yang sudah ada dan kolaborasi dengan pemerintah daerah penyangga seperti Depok, Bekasi, Tangerang, dan Bogor menjadi kunci keberhasilan.
Program Prioritas Pram-Rano: Transportasi dan UMKM
Dalam kampanyenya, Pramono Anung telah menjanjikan anggaran Rp26 triliun untuk membangun sistem transportasi terintegrasi di Jakarta. Program ini termasuk rencana penggratisan transportasi umum bagi 15 golongan masyarakat. Komitmen ini selaras dengan saran Yusuf Rendy Manilet untuk memperkuat konektivitas transportasi dan mendorong integrasi antar daerah.
Selain transportasi, Pram-Rano juga mengalokasikan dana sebesar Rp300 miliar untuk permodalan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jakarta. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru. Program ini juga sejalan dengan upaya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi di Jakarta.
Pramono Anung juga berjanji untuk mengatasi masalah kemiskinan di Jakarta, mengingat disparitas ekonomi yang cukup tinggi antara kelompok kaya dan miskin. Komitmen ini membutuhkan strategi yang komprehensif dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencapai hasil yang optimal.
"Konektivitasnya itu yang perlu dibicarakan, (pemerintah provinsi) berkolaborasi dengan pemimpin daerah di sekitar Jakarta untuk merancang kebijakan transportasi publik," jelas Yusuf menambahkan pentingnya sinergi antar pemerintah daerah.
Tantangan dan Harapan untuk Jakarta
Meskipun Jakarta memiliki potensi besar, Pram-Rano juga dihadapkan pada berbagai tantangan dalam mewujudkan visi Jakarta sebagai kota global. Pengelolaan anggaran yang efektif, pengawasan program, dan kolaborasi yang kuat dengan berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan. Selain itu, memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan pembangunan juga sangat penting.
Harapannya, Pram-Rano dapat memanfaatkan momentum ini untuk membawa Jakarta ke arah yang lebih baik. Dengan memanfaatkan potensi yang ada dan menjalankan program-program yang terencana dengan baik, Jakarta dapat semakin memperkuat posisinya sebagai kota global dan pusat bisnis yang maju dan berkelanjutan.
Keberhasilan program-program tersebut akan berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Jakarta, penciptaan lapangan kerja, dan pengurangan kesenjangan ekonomi. Pentingnya kolaborasi dan sinergi antar berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta, tidak dapat diabaikan dalam mencapai tujuan tersebut.