Produksi Gas RI Akan Naik di 2027, Berkat ENI dan Mubadala
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia optimis produksi gas nasional akan meningkat pada 2027 berkat proyek ENI dan Mubadala, mengatasi defisit yang diprediksi terjadi hingga 2035.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, baru-baru ini mengumumkan kabar baik terkait produksi gas nasional. Dalam keterangannya di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (2/5), beliau menyampaikan bahwa lifting gas nasional diproyeksikan akan meningkat pada tahun 2027. Peningkatan ini didorong oleh beroperasinya sumur-sumur gas baru yang dikelola oleh perusahaan energi internasional ENI dan Mubadala.
"Penambahannya dari ENI. Kemudian dari Mubadala, dari beberapa sumur-sumur yang ada," jelas Menteri Bahlil.
ENI, perusahaan migas asal Italia, saat ini tengah mengembangkan dua proyek strategis nasional. Proyek tersebut adalah Indonesia Deepwater Development (IDD) dengan cadangan 2,67 TCF gas dan 66 juta barel minyak, serta proyek Geng North dengan cadangan 5,3 TCF gas. Investasi untuk proyek-proyek ini terbilang besar, mencapai 3,7 miliar dolar AS untuk Southern Hub (IDD) dan 11,4 miliar dolar AS untuk Northern Hub.
Proyek ENI dan Mubadala sebagai Solusi Defisit Gas
Kenaikan produksi gas pada 2027 diharapkan dapat mengatasi defisit gas bumi yang diperkirakan terjadi pada periode 2025-2035. Pemerintah telah mengambil langkah antisipatif dengan mengalihkan sebagian jatah ekspor gas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal ini diungkapkan Menteri Bahlil saat kunjungan kerja di Senipah, Kalimantan Timur, Rabu (30/4). "Maka sebagian yang jatahnya harus diekspor, kami untuk sementara memenuhi dulu kebutuhan dalam negeri," tegasnya.
Defisit gas bumi ini, menurut Menteri Bahlil, disebabkan oleh kesalahan perencanaan sebelumnya dalam menghitung konsumsi gas bumi di dalam negeri. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Arief Setiawan Handoko, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XII DPR RI pada Senin (28/4). Arief menjelaskan bahwa defisit ini sudah terjadi sejak 2025, dan disebabkan oleh penurunan produksi alami (natural declining) dari pemasok gas yang belum dapat diimbangi dengan penemuan cadangan dan produksi dari lapangan gas bumi baru.
Arief juga memprediksi penurunan produksi akan terjadi di beberapa wilayah, termasuk Sumatera Utara, Sumatera bagian selatan, Jawa Barat, serta Jawa Tengah dan Jawa Timur. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pasokan gas bumi dari hasil regasifikasi LNG domestik untuk menjamin ketahanan energi nasional.
Mubadala Energy Kembangkan Eksplorasi di Aceh
Sementara itu, Mubadala Energy, perusahaan energi internasional dari Uni Emirat Arab (UEA), turut berkontribusi dalam meningkatkan produksi gas nasional. Mereka berencana mengembangkan eksplorasi cadangan gas di proyek Tangkulo-1, Blok South Andaman yang terletak di sisi utara Aceh. Proyek-proyek ini diharapkan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan lifting gas nasional di tahun 2027 dan seterusnya.
Langkah pemerintah dalam mengutamakan pemenuhan kebutuhan gas bumi dalam negeri merupakan upaya strategis untuk mencegah impor dan menjaga stabilitas perekonomian. Dengan adanya proyek-proyek besar dari ENI dan Mubadala, serta langkah-langkah antisipatif pemerintah, diharapkan Indonesia dapat mengatasi defisit gas bumi dan memastikan ketahanan energi nasional untuk masa depan.
Meskipun masih ada tantangan yang perlu diatasi, optimisme Menteri ESDM terhadap peningkatan produksi gas pada 2027 memberikan harapan baru bagi sektor energi Indonesia. Hal ini akan berdampak positif terhadap berbagai sektor industri dan perekonomian nasional.