Program 'Tamasya': Daycare di Kawasan Industri Tingkatkan Produktivitas Pekerja
Kemendukbangga puji program 'Tamasya' atau daycare di KEK Industropolis Batang, Jawa Tengah, yang dinilai efektif meningkatkan produktivitas pekerja, terutama perempuan.
Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Program 'Taman Asuh Sayang Anak' atau 'Tamasya', sebuah program daycare di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, Jawa Tengah, diresmikan untuk meningkatkan produktivitas pekerja, khususnya perempuan. Sekretaris Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Sekretaris Utama BKKBN, Budi Setiyono, mengunjungi program ini pada Jumat (25/4) dan memberikan apresiasi atas inisiatif Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Program ini bertujuan agar para pekerja perempuan tidak perlu mengundurkan diri dari pekerjaan karena memiliki balita. Dengan adanya fasilitas penitipan anak, diharapkan para pekerja dapat tetap produktif dan berkontribusi pada perekonomian.
Kemendukbangga menilai program ini sangat penting dalam menghadapi bonus demografi Indonesia. Dengan jumlah penduduk usia produktif yang semakin besar, dibutuhkan strategi untuk memastikan mereka tetap produktif dan berkontribusi. 'Tamasya' menjadi salah satu solusi untuk mendukung partisipasi perempuan dalam angkatan kerja.
Kehadiran 'Tamasya' diharapkan dapat menjadi contoh bagi kawasan industri lain di Indonesia. Program ini tidak hanya meningkatkan produktivitas pekerja, tetapi juga mendukung kesejahteraan keluarga pekerja. Hal ini sejalan dengan komitmen Kemendukbangga untuk memperhatikan manusia sebagai sumber daya utama pembangunan.
Meningkatkan Produktivitas Pekerja Perempuan
Budi Setiyono menekankan pentingnya program 'Tamasya' dalam mencegah pekerja, terutama perempuan, untuk mengundurkan diri dari pekerjaan karena memiliki anak. "Jangan sampai karena mempunyai anak para pekerja harus resign atau keluar dari pekerjaan sehingga terjadi disrupsi," katanya. Dengan adanya fasilitas penitipan anak yang memadai, para pekerja dapat lebih fokus pada tugasnya dan meningkatkan produktivitas.
Program ini juga diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan ekonomi nasional. Pekerja perempuan yang produktif dapat berkontribusi lebih besar pada perekonomian negara. Keberadaan 'Tamasya' menjadi salah satu upaya untuk mendukung partisipasi perempuan dalam pembangunan.
Kemendukbangga berharap Kabupaten Batang dapat menjadi contoh atau Center of Excellence bagi program-program serupa di daerah lain. Program ini merupakan bagian dari lima program quick wins Kemendukbangga/BKKBN untuk menjawab tantangan bonus demografi.
Program Sidaya: Memberdayakan Lansia
Selain mengunjungi 'Tamasya', Budi Setiyono juga meninjau program Lansia Berdaya (Sidaya) di Desa Sembung, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang. Program ini bertujuan untuk memberdayakan lansia agar tetap sehat dan produktif di usia pensiun.
Program Sidaya memberikan edukasi kesehatan kepada para lansia dan mendorong mereka untuk tetap aktif dan mencari tambahan penghasilan sesuai dengan kemampuannya. Tujuannya adalah agar para lansia tetap memiliki peran aktif dalam masyarakat dan kesejahteraan ekonomi mereka tetap terjaga.
Dengan adanya program ini, diharapkan para lansia dapat menikmati masa pensiun dengan lebih bermakna dan tetap berkontribusi bagi keluarga dan masyarakat. Program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkelanjutan.
Budi Setiyono juga mengunjungi para punggawa Bangga Kencana di Balai Penyuluh Kecamatan Banyuputih. Ia memastikan program quick wins Kemendukbangga/BKKBN dapat berjalan efektif di lapangan.
Kemendukbangga/BKKBN berkomitmen untuk memastikan pelaksanaan pembangunan memperhatikan manusia sebagai sumber daya utama. Program 'Tamasya' dan Sidaya merupakan wujud nyata dari komitmen tersebut dalam menghadapi bonus demografi Indonesia.