Video Gibran: Strategi Komunikasi untuk Hindari Informasi Bias, Kata Setneg
Wamensesneg Juri Ardiantoro menilai unggahan video Gibran Rakabuming Raka di YouTube sebagai upaya efektif melawan penyebaran informasi bias dan mendorong transparansi pemerintah.

Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg), Juri Ardiantoro, memberikan apresiasi terhadap unggahan video monolog Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI), Gibran Rakabuming Raka, di kanal YouTube pribadinya. Menurut Wamensesneg, langkah tersebut merupakan strategi komunikasi yang efektif untuk memastikan publik mendapatkan informasi yang akurat dan tidak bias.
Pernyataan tersebut disampaikan Juri usai menghadiri acara Halal Bihalal Ikatan Keluarga Besar Tegal Bahari Ayu (IKBT-BA) se-Jabodetabek di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (27/4). Ia menekankan pentingnya pejabat publik berperan aktif dalam menyampaikan informasi langsung kepada masyarakat, mengingat maraknya penyebaran informasi yang tidak benar atau bias.
Juri Ardiantoro juga berharap masyarakat dapat lebih kritis dalam menyaring informasi dan mengutamakan sumber informasi yang terpercaya. Menurutnya, akses langsung ke sumber informasi, seperti melalui pernyataan resmi pejabat publik, dapat meminimalisir potensi distorsi dan penyebaran informasi yang menyesatkan.
Masyarakat Butuh Informasi Akurat
Juri Ardiantoro menjelaskan bahwa penyebaran informasi yang bias dan tidak akurat dapat berdampak negatif bagi masyarakat. Oleh karena itu, pejabat publik memiliki tanggung jawab untuk memastikan informasi yang disampaikan kepada publik adalah benar dan akurat. "Kadang-kadang informasi yang beredar sering kali sudah bias dan tidak benar, karena itu, baik sekali kalau para pejabat bisa menyampaikan langsung informasi yang benar yang dimiliki, termasuk Pak Wapres," ujar Juri.
Ia menambahkan bahwa pemerintah berupaya untuk terus meningkatkan transparansi dan aksesibilitas informasi kepada publik. Salah satu caranya adalah dengan mendorong pejabat publik untuk secara aktif berkomunikasi langsung dengan masyarakat melalui berbagai platform, termasuk media sosial.
Dengan begitu, masyarakat dapat memperoleh informasi yang lebih akurat dan terhindar dari informasi yang bias atau menyesatkan. "Kami mengharapkan masyarakat mendapatkan informasi yang lebih benar, lebih langsung dari sumbernya, masyarakat tidak banyak mendapatkan informasi-informasi yang sudah di-cloning/framing gitu sehingga bias informasi," tegasnya.
Video Gibran: Sebuah Inisiatif Positif
Juri Ardiantoro menilai unggahan video monolog Gibran Rakabuming Raka sebagai salah satu inisiatif positif dalam upaya melawan penyebaran informasi bias. Ia tidak mempermasalahkan metode komunikasi yang digunakan, selama pesan yang disampaikan dapat tersampaikan dengan jelas kepada masyarakat.
Menurut Juri, pejabat publik memiliki kewajiban untuk menyampaikan informasi penting kepada masyarakat, baik terkait program pemerintah maupun isu-isu lainnya. "Salah satu pekerjaan pejabat itu ya bicara, salah satu pekerjaan Pak Presiden Pak Wapres, para menteri ya bicara, menyampaikan hal yang menjadi kebijakan, masa orang bicara dilarang," katanya.
Ia menekankan bahwa pentingnya keberagaman metode komunikasi dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. "Tentu caranya macam-macam, modelnya macam-macam, yang penting pesannya sampai ke masyarakat," tutup Juri Ardiantoro.
Dengan demikian, upaya Gibran Rakabuming Raka dalam menyampaikan informasi secara langsung melalui video di YouTube dinilai sebagai langkah yang patut diapresiasi dan dapat ditiru oleh pejabat publik lainnya dalam rangka meningkatkan transparansi dan mencegah penyebaran informasi bias.