Prospek Ekonomi Indonesia 2024-2026: Terjaga, Namun Tetap Waspada
Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif hingga 2026, namun perlu kewaspadaan terhadap ketidakpastian ekonomi global dan fokus pada transformasi ekonomi nasional.
Bank Indonesia (BI) menyampaikan prospek ekonomi Indonesia tetap positif hingga tahun 2026, meskipun diperlukan kewaspadaan terhadap ketidakpastian ekonomi global. Deputi Gubernur BI, Aida S. Budiman, menekankan optimisme di tengah tantangan global dalam diskusi peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2024, Rabu lalu.
Meskipun tahun 2024 diprediksi penuh tantangan, BI optimis pemulihan ekonomi Indonesia akan berlanjut dan menunjukkan daya tahan yang kuat. Hal ini terlihat dari PDB Indonesia yang cukup baik dibandingkan negara lain, inflasi terkendali, dan nilai tukar rupiah yang stabil.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 4,8 hingga 5,6 persen pada tahun 2026, didorong oleh konsumsi dan investasi swasta serta pemerintah, dan kinerja ekspor. Tren peningkatan pertumbuhan ekonomi juga terlihat dalam jangka menengah.
Tantangan Global dan Strategi BI
Namun, BI tetap waspada terhadap beberapa tantangan global. Salah satunya adalah perbedaan pertumbuhan ekonomi antara Amerika Serikat dan negara lain, serta risiko geopolitik dan fragmentasi perdagangan. BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan melambat dari 3,3 persen di tahun 2023 menjadi 3,1 persen di tahun 2026.
Untuk menghadapi tantangan ini dan memperkuat perekonomian nasional, BI menggarisbawahi pentingnya sinergi kebijakan. Transformasi ekonomi nasional memerlukan tiga strategi utama.
Tiga Strategi Utama Transformasi Ekonomi
- Sinergi untuk Stabilitas Makroekonomi dan Sistem Keuangan: Langkah awal adalah memperkuat stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk menciptakan fondasi yang kokoh.
- Sinergi untuk Pertumbuhan Domestik: Strategi selanjutnya berfokus pada peningkatan pertumbuhan domestik melalui peningkatan konsumsi dan investasi, serta peningkatan produktivitas dan kapasitas ekonomi nasional. Ini penting untuk meningkatkan daya tampung ekonomi (“membesarkan gelas”, kata Aida S. Budiman).
- Sinergi Pendalaman Keuangan dan Digitalisasi: Strategi terakhir melibatkan pendalaman pasar keuangan untuk pembiayaan ekonomi serta akselerasi digitalisasi sistem pembayaran dan sektor jasa keuangan. Digitalisasi dan pendalaman keuangan dinilai sebagai kunci untuk mendukung transformasi ekonomi.
Dengan menerapkan ketiga strategi tersebut, BI optimistis Indonesia dapat menghadapi tantangan global dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.