Ratusan Bus Buruh Padati Monas di May Day 2025, Aspirasi dan Pengamanan Ketat
Ribuan buruh dari berbagai daerah memadati Monas dalam peringatan May Day 2025, menyuarakan enam aspirasi utama, termasuk RUU Pokok Ketenagakerjaan dan upah layak, di tengah pengamanan ketat dari 13.252 personel gabungan.
Jakarta, 1 Mei 2025 - Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025 di Jakarta diwarnai dengan membludaknya massa buruh yang memadati kawasan Monumen Nasional (Monas). Ratusan bus dari berbagai daerah di Jawa Barat, seperti Karawang, Bekasi, Bogor, dan Tangerang, berdatangan sejak pagi, mengangkut ribuan buruh yang siap menyuarakan aspirasinya.
Massa buruh yang hadir diperkirakan mencapai 200 ribu orang dari Jabodetabek dan sekitarnya. Kehadiran mereka menandai momentum penting bagi kaum buruh untuk menyampaikan tuntutan dan harapan mereka kepada pemerintah. Pukul 10.30 WIB, arus kedatangan bus masih terlihat ramai, menyebabkan kemacetan di sekitar Jalan Medan Merdeka Selatan.
Selain buruh yang tergabung dalam serikat pekerja, terdapat pula sejumlah individu yang mengaku dikoordinir untuk hadir dalam acara tersebut. Mereka mengenakan kaos putih dengan lengan merah marun bertuliskan 'May Day 2025' dan mendapatkan imbalan berupa makanan. Hal ini menambah kompleksitas situasi di lapangan, menunjukkan beragam latar belakang peserta aksi.
Enam Aspirasi Utama Buruh di May Day 2025
Para buruh yang hadir di Monas membawa enam aspirasi utama yang ingin disampaikan kepada pemerintah. Salah satu tuntutan paling penting adalah pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pokok Ketenagakerjaan. RUU ini diharapkan dapat memberikan perlindungan dan kesejahteraan yang lebih baik bagi para pekerja di Indonesia.
Selain itu, buruh juga menuntut penetapan upah layak nasional yang sesuai dengan kebutuhan hidup layak. Mereka berharap pemerintah dapat memperhatikan kondisi ekonomi dan memberikan upah yang pantas bagi pekerja, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup mereka dan keluarga.
Aspirasi lainnya meliputi penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi, yang dinilai merugikan negara dan masyarakat, termasuk para pekerja. Mereka berharap pemerintah dapat bertindak tegas dan transparan dalam memberantas korupsi.
Tuntutan lain yang disampaikan berkaitan dengan perlindungan terhadap pekerja perempuan, jaminan kesehatan, dan keselamatan kerja. Buruh menekankan pentingnya pemerintah untuk memperhatikan aspek-aspek tersebut untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan adil.
Pengamanan May Day 2025
Menyikapi potensi kerumunan massa yang besar, Polda Metro Jaya mengerahkan kekuatan pengamanan yang cukup signifikan. Sebanyak 13.252 personel gabungan dikerahkan untuk mengamankan jalannya aksi May Day 2025. Personel tersebut terdiri dari 9.591 personel Polri, 3.385 personel TNI, dan 276 personel dari pemerintah daerah.
Pengamanan ketat dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dan memastikan aksi May Day 2025 berjalan dengan tertib dan aman. Kepolisian juga melakukan berbagai antisipasi untuk mengelola arus lalu lintas dan mencegah terjadinya kemacetan yang lebih parah.
Kehadiran ribuan buruh di Monas menjadi bukti nyata dari semangat dan perjuangan kaum pekerja dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Enam aspirasi yang mereka sampaikan menunjukkan berbagai tantangan yang masih dihadapi oleh para pekerja di Indonesia, dan menuntut perhatian serius dari pemerintah.
Meskipun ada beberapa individu yang hadir tanpa tergabung dalam serikat pekerja, hal ini tidak mengurangi esensi dari peringatan May Day 2025 sebagai momentum penting bagi kaum buruh untuk menyuarakan suara mereka. Semoga tuntutan mereka dapat didengar dan direspon dengan baik oleh pemerintah.