Resiliensi Pasar Kerja Indonesia di Tengah Tantangan Global
Menteri Ketenagakerjaan RI menyatakan pasar kerja Indonesia tetap tangguh pada tahun 2025, dengan angka pengangguran terbuka terendah sejak krisis 1998 dan penambahan jutaan lapangan kerja baru.
Jakarta, 7 Mei 2025 - Pasar kerja Indonesia menunjukkan ketahanan yang mengesankan di tahun 2025, meskipun dihadapkan pada tantangan dan ketidakpastian ekonomi global. Hal ini disampaikan oleh Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, pada hari Rabu lalu, menanggapi data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS).
Data BPS menunjukkan angka pengangguran terbuka pada Februari 2025 mencapai 4,76 persen, angka terendah sejak krisis 1998. Menteri Yassierli menyatakan, "Di tengah tantangan ekonomi global, lapangan kerja Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat. Ketahanan ini memberikan peluang untuk memperkuat intervensi yang bertujuan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dan berkualitas tinggi."
Lebih lanjut, BPS mencatat penambahan 3,59 juta orang yang memasuki angkatan kerja. Ini menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam penciptaan lapangan kerja. Kondisi ini juga menandakan peningkatan kualitas lapangan kerja jika dibandingkan dengan Februari 2024.
Pertumbuhan Lapangan Kerja di Berbagai Sektor
Pertumbuhan lapangan kerja terjadi hampir di semua sektor ekonomi. Sektor perdagangan menyerap 980 ribu pekerja, diikuti oleh sektor pertanian (890 ribu pekerja) dan industri manufaktur (720 ribu pekerja). Kenaikan ini menunjukkan dinamika positif perekonomian Indonesia.
Di sektor manufaktur, penyerapan tenaga kerja terbesar terjadi di industri alas kaki (172 ribu pekerja), diikuti oleh industri makanan skala kecil (137 ribu pekerja), dan manufaktur komponen sepeda motor (117 ribu pekerja). Data ini memberikan gambaran sektor-sektor yang berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
Proporsi pekerja penuh waktu juga meningkat dari 65,6 persen menjadi 66,2 persen. Sementara itu, angka pengangguran terselubung menurun dari 8,5 persen menjadi 8,0 persen, dan proporsi pekerja paruh waktu sedikit menurun dari 25,9 persen menjadi 25,8 persen. Semua indikator ini menunjukkan perbaikan kualitas ketenagakerjaan di Indonesia.
Kolaborasi untuk Peningkatan Produktivitas
Menteri Yassierli menegaskan komitmen Kementerian Ketenagakerjaan untuk terus meningkatkan kolaborasi dengan kementerian dan lembaga lain, pelaku usaha, serikat pekerja, dan mitra pembangunan. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, memperluas kesempatan kerja, dan meningkatkan daya saing tenaga kerja nasional.
Langkah-langkah strategis yang akan diambil meliputi pelatihan vokasi, peningkatan keterampilan, dan pengembangan program-program yang mendukung kewirausahaan. Pemerintah juga akan fokus pada peningkatan akses terhadap teknologi dan informasi bagi para pencari kerja.
Dengan keberhasilan dalam menjaga resiliensi pasar kerja di tengah tantangan global, Indonesia menunjukkan fondasi ekonomi yang kuat dan prospek positif untuk masa depan. Pemerintah akan terus berupaya untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja yang berkelanjutan.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan pemerintah yang pro-aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Ke depan, pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan daya saing Indonesia di pasar global.