Rp1,6 Miliar Dialokasikan untuk Bantu Nelayan Pamekasan Gunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Pemkab Pamekasan mengalokasikan Rp1,6 miliar untuk membantu nelayan beralih ke alat tangkap ramah lingkungan, termasuk mesin perahu dan GPS, demi menjaga ekosistem laut.
Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,6 miliar pada tahun 2025 untuk membantu para nelayan di daerah tersebut. Bantuan ini difokuskan pada penyediaan alat tangkap ramah lingkungan, sebagai upaya pelestarian ekosistem laut dan terumbu karang. Program ini merupakan kelanjutan dari program serupa tahun 2024, dengan peningkatan signifikan dari alokasi anggaran sebelumnya sebesar Rp190 juta.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pamekasan, Mohammad Djufri Efendi, menjelaskan bahwa alokasi dana yang cukup besar ini bertujuan untuk mendorong nelayan beralih dari alat tangkap yang merusak lingkungan ke alat tangkap yang lebih ramah lingkungan. Hal ini penting karena banyak nelayan di Pamekasan masih menggunakan alat tangkap yang berpotensi merusak ekosistem laut dan terumbu karang. "Selain untuk membantu nelayan dalam penyediaan alat tangkap, bantuan alat tangkap nelayan ini juga sebagai bentuk kampanye agar para nelayan beralih menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan," ujar Efendi.
Program bantuan ini tidak hanya mencakup alat tangkap, tetapi juga mencakup mesin perahu dan teknologi penunjang lainnya. Peningkatan anggaran yang signifikan pada tahun 2025 ini memungkinkan DKP Pamekasan untuk memberikan bantuan yang lebih komprehensif kepada nelayan. Dengan demikian, diharapkan program ini dapat memberikan dampak yang lebih besar dalam upaya pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan nelayan.
Bantuan Alat Tangkap Ramah Lingkungan dan Teknologi Modern
Bantuan yang diberikan kepada nelayan tidak hanya berupa alat tangkap ramah lingkungan seperti jaring, tetapi juga mencakup mesin perahu untuk meningkatkan efisiensi penangkapan ikan. Hal ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan nelayan. Selain itu, program ini juga memprioritaskan penyediaan alat pendeteksi ikan dan GPS (Global Positioning System).
Menurut Efendi, alat pendeteksi ikan dan GPS sangat dibutuhkan oleh nelayan karena dapat membantu mereka menemukan lokasi ikan dan menentukan arah penangkapan yang lebih efektif. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan hasil tangkapan dan mengurangi waktu yang terbuang sia-sia di laut. Dengan demikian, nelayan dapat bekerja lebih efisien dan produktif.
Saat ini, proses penyaluran bantuan masih dalam tahap verifikasi administrasi dari usulan yang diajukan oleh kelompok nelayan. DKP Pamekasan bekerja keras untuk memastikan bantuan tersebut tepat sasaran dan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh para nelayan yang membutuhkan.
Jumlah Nelayan dan Kelompok Usaha Bersama
Data dari DKP Pamekasan menunjukkan bahwa jumlah nelayan di Kabupaten Pamekasan hingga akhir tahun 2024 mencapai 10.512 orang. Mereka tergabung dalam 95 kelompok usaha bersama (KUB) di bidang perikanan tangkap, dengan jumlah perahu sebanyak 1.543 unit. Angka ini menunjukkan besarnya potensi sektor perikanan di Pamekasan dan pentingnya dukungan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Dengan adanya bantuan alat tangkap ramah lingkungan, mesin perahu, alat pendeteksi ikan, dan GPS, diharapkan nelayan di Pamekasan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka. Lebih penting lagi, program ini berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan laut dan terumbu karang di wilayah tersebut. Program ini juga merupakan bukti komitmen Pemkab Pamekasan dalam memajukan sektor perikanan dan meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Program bantuan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi nelayan Pamekasan, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan. Dengan alat tangkap yang lebih ramah lingkungan dan teknologi modern, nelayan dapat menangkap ikan lebih efisien dan menjaga kelestarian ekosistem laut untuk generasi mendatang.