Rutan Donggala Latih Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) untuk Mandiri Lewat Kerajinan Tangan
Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Donggala melatih Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) membuat kerajinan tangan untuk bekal kemandirian pasca-penjara, meningkatkan kreativitas dan produktivitas.
Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Donggala, Sulawesi Tengah, memberikan pelatihan keterampilan kerajinan tangan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) sebagai bagian dari program pembinaan kemandirian. Inisiatif ini bertujuan untuk membekali WBP dengan keterampilan yang bermanfaat setelah mereka bebas dari hukuman, sehingga mereka dapat produktif dan mandiri di masyarakat. Pelatihan ini dijalankan oleh Kepala Rutan Kelas IIB Donggala, Antonius Andry, yang melihat pentingnya bekal keterampilan bagi para WBP.
Antonius Andry menjelaskan bahwa program ini melibatkan seluruh WBP di Rutan Donggala. Mereka dilatih untuk membuat berbagai kerajinan tangan yang memiliki potensi pasar. Antusiasme WBP dalam mengikuti pelatihan ini sangat tinggi, menunjukkan keinginan mereka untuk memiliki keterampilan yang berguna setelah menjalani masa hukuman. Hal ini menunjukkan keseriusan Rutan Donggala dalam memberikan pembinaan yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi para WBP.
Program pembinaan kemandirian ini tidak hanya sekedar pelatihan, tetapi juga upaya untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas WBP. Dengan keterampilan yang didapat, diharapkan para WBP dapat berkontribusi positif bagi perekonomian mereka sendiri setelah bebas nanti. Kepala Rutan berharap program ini menjadi bekal berharga bagi para WBP untuk membangun kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Pelatihan Kerajinan Tangan di Rutan Donggala
Berbagai jenis kerajinan tangan diajarkan dalam program ini. WBP dilatih membuat tas dan gantungan kunci dari tali nilon dengan berbagai bentuk menarik. Selain itu, mereka juga belajar membuat tas dari limbah plastik dengan berbagai model dan ukuran. Keterampilan menenun sarung tenun Donggala atau buya sabe, kain khas Kabupaten Donggala, juga diajarkan kepada para WBP. Pelatihan ini dirancang untuk memberikan beragam pilihan keterampilan agar WBP dapat memilih sesuai minat dan bakat mereka.
Proses pelatihan ini dilakukan secara intensif dan terstruktur. Para instruktur memberikan bimbingan dan arahan kepada WBP selama proses pembuatan kerajinan tangan. Selain itu, juga diberikan pemahaman tentang manajemen usaha kecil, sehingga WBP dapat memasarkan produk mereka dengan efektif setelah bebas nanti. Hal ini menunjukkan komitmen Rutan Donggala untuk memberikan pelatihan yang komprehensif dan berkelanjutan.
Meskipun saat ini pemasaran produk kerajinan tangan WBP masih terbatas pada penjualan internal di ruang kunjungan rutan, pihak Rutan Donggala memiliki rencana untuk memperluas pemasaran produk-produk tersebut ke pasar yang lebih luas di masa mendatang. Hal ini akan memberikan kesempatan yang lebih besar bagi WBP untuk mendapatkan penghasilan dan meningkatkan kemandirian ekonomi mereka.
Harapan untuk Masa Depan
Kepala Rutan, Antonius Andry, berharap program pembinaan kemandirian ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi para WBP. Ia berharap para WBP dapat mengembangkan keterampilan yang telah mereka pelajari dan menerapkannya untuk meningkatkan taraf hidup mereka setelah bebas dari hukuman. Dengan keterampilan kerajinan tangan yang dimiliki, mereka diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri dan bahkan dapat memberdayakan masyarakat sekitar.
Program ini merupakan contoh nyata dari upaya pemasyarakatan yang berorientasi pada pembinaan dan rehabilitasi. Bukan hanya memberikan hukuman, tetapi juga memberikan bekal keterampilan dan kesempatan bagi para WBP untuk memperbaiki diri dan menjadi anggota masyarakat yang produktif. Hal ini sejalan dengan tujuan pemasyarakatan untuk mengembalikan para WBP ke tengah masyarakat sebagai individu yang lebih baik dan mandiri.
Keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari jumlah WBP yang mengikuti pelatihan, tetapi juga dari kemampuan mereka untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan taraf hidup mereka setelah bebas. Oleh karena itu, Rutan Donggala akan terus memantau dan memberikan dukungan kepada para WBP setelah mereka kembali ke masyarakat.
Dengan adanya pelatihan kerajinan tangan ini, Rutan Donggala memberikan kontribusi nyata dalam upaya mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya di Kabupaten Donggala. Program ini juga menjadi contoh yang baik bagi lembaga pemasyarakatan lain di Indonesia dalam memberikan pembinaan yang berorientasi pada kemandirian dan pemberdayaan WBP.