Santa, Sekda NTB Lalu Gita Ariadi Tanggapi Desakan Pergantian Jabatan
Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Lalu Gita Ariadi, menanggapi santai desakan pergantian jabatannya menjelang masa pensiun Oktober mendatang, meskipun DPRD NTB mendesak Gubernur untuk segera menggantinya.
Mataram, 17 Maret 2024 (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Gita Ariadi, dengan santai menanggapi desakan pergantian jabatannya. Desakan tersebut muncul meskipun masa jabatannya baru akan berakhir pada Oktober mendatang. Pernyataan ini disampaikannya di Mataram pada Senin lalu. Desakan tersebut datang dari berbagai pihak, termasuk DPRD NTB, yang menilai pergantian Sekda sebagai langkah awal penataan birokrasi yang efektif.
Lalu Gita Ariadi menyatakan kesiapannya digantikan. Ia memandang pergantian posisi Sekda sebagai hal yang biasa dan lumrah dalam dinamika pemerintahan. "Memang sudah waktunya untuk diganti. Tinggal proses waktu saja," ujarnya. Ia juga menanggapi wajar adanya desakan dan aspirasi terkait pergantian jabatannya. "Namanya orang punya aspirasi, pemikiran. Jadi suatu hal yang wajar dan sah-sah saja," tambah Miq Gita, sapaan akrabnya.
Selama menjabat sebagai Sekda NTB dan Penjabat Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi merasa bangga atas berbagai pencapaian yang telah diraih. Salah satu yang ia soroti adalah keberhasilannya mengawal proses Pilkada 2024 hingga terpilihnya Gubernur dan Wakil Gubernur NTB yang memiliki legitimasi dari rakyat. Ia juga menekankan kelancaran masa transisi pemerintahan. "Alhamdulillah saya sudah menjalani masa transisi berjalan baik, tidak ada kekosongan pemerintahan," terangnya. Bahkan, ia telah menyampaikan secara tersirat kepada Gubernur dan Wakil Gubernur NTB mengenai berakhirnya masa jabatannya dan rencana mutasi.
Desakan Pergantian Sekda NTB dari DPRD
Sebelumnya, DPRD NTB mendesak Gubernur Lalu Muhammad Iqbal untuk mengganti Lalu Gita Ariadi dari posisi Sekda. Anggota DPRD NTB, Muhammad Aminurullah, menekankan hal ini sebagai langkah awal penataan birokrasi yang efektif. "Apabila Gubernur Lalu Muhamad Iqbal dan Wakil Gubernur Indah Dhamayanti Putri ingin sungguh-sungguh menata birokrasi, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah segera mengganti posisi Sekda NTB. Bukan justru sebaliknya melakukan mutasi atau merotasi pimpinan OPD," tegasnya.
Aminurullah, yang akrab disapa Haji Maman, menilai pentingnya pergantian Sekda berdasarkan meritokrasi. Ia berpendapat bahwa pergantian posisi Sekda harus dilakukan dari atas ke bawah (top down). "Harusnya pendekatan meritokrasi yang digunakan gubernur bersama wakilnya ini harus dimulai dengan mengganti top down atau atasnya dulu, baru bottom up atau ke bawah," tegasnya. Menurutnya, posisi Sekda sangat strategis karena berperan sebagai penata birokrasi dan pengelola keuangan daerah sebagai bagian dari Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).
Haji Maman menekankan pentingnya pergantian Sekda untuk kelancaran pemerintahan. Ia menyarankan agar Gubernur tidak menunggu hingga pensiunnya Lalu Gita Ariadi untuk kemudian mengusulkan pengganti. "Jadi jangan menunggu sekda yang sekarang pensiun dulu, baru usulkan pengganti, itu kalau dia (gubernur) mau pemerintahan ini berjalan baik, ingin nyaman, ya itu tadi ganti sekda dulu baru yang lain (OPD)," katanya. Pernyataan ini menunjukkan urgensi pergantian Sekda bagi DPRD NTB dalam konteks penataan birokrasi dan efektivitas pemerintahan.
Lalu Gita Ariadi sendiri menanggapi desakan tersebut dengan tenang dan menyatakan kesiapannya memasuki masa pensiun sebagai ASN di usia 60 tahun. Ia mengaku bahagia dan siap kembali ke rumah. "Saya bahagia saja dengan isu itu. Bahkan, saya sadar betul karena usia juga sudah 60 tahun. Pada akhirnya saya juga siap lengser dan kembali ke rumah," katanya. Sikapnya yang legowo ini menunjukkan profesionalisme dan kedewasaan dalam menghadapi dinamika politik dan pemerintahan.