Sekjen Kemenag Dorong Solusi Krisis Kemanusiaan dan Lingkungan di Konferensi ASEAN
Sekjen Kemenag, Kamaruddin Amin, dalam Konferensi Islam ASEAN III di Thailand, mengajukan solusi berbasis nilai-nilai Islam untuk atasi krisis kemanusiaan dan kerusakan lingkungan, menekankan pentingnya pendidikan, kolaborasi regional, dan kepemimpinan m
Sekjen Kemenag Bahas Kemanusiaan dan Lingkungan di Konferensi ASEAN
Jakarta, 26 Januari 2025 – Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin, berpartisipasi sebagai pembicara kunci dalam Konferensi Islam ASEAN (KIA) III di Bangkok, Thailand (25-27 Januari 2025). Beliau mewakili Indonesia dan menyampaikan gagasan mengenai isu krusial kemanusiaan dan pelestarian lingkungan.
Konferensi yang diprakarsai Kerajaan Arab Saudi ini dihadiri oleh para pejabat pemerintah, tokoh agama, akademisi, dan peneliti dari negara-negara ASEAN. Acara ini menjadi wadah penting untuk menyebarkan nilai-nilai perdamaian, moderasi, dan toleransi, serta melawan ekstremisme dan terorisme. Kemenag secara aktif berkontribusi dalam forum internasional ini.
Dalam pemaparannya, Kamaruddin Amin menekankan pentingnya peran umat Islam sebagai ‘umat terbaik’ sebagaimana tercantum dalam Al-Quran (Ali Imran: 110). Menurutnya, menjadi ‘umat terbaik’ bukan sekadar predikat, melainkan tanggung jawab untuk senantiasa berbuat baik dan berkontribusi bagi kemaslahatan manusia dan lingkungan. Ini sejalan dengan prinsip hablum minallah (hubungan dengan Tuhan), hablum minannas (hubungan dengan sesama), dan hablum minal alam (hubungan dengan alam).
Konsep ‘Khaira Ummah’ atau umat terbaik, menurut Kamaruddin, merupakan landasan penting bagi pembangunan masyarakat yang unggul. Lima prinsip utama Khaira Ummah yaitu kejujuran, amanah, keadilan, tolong-menolong, dan konsistensi, sangat relevan dalam mengatasi krisis kemanusiaan dan lingkungan yang menjadi tantangan global.
Solusi Mengatasi Krisis Kemanusiaan dan Lingkungan
Menyoroti kedua krisis tersebut, Kamaruddin menawarkan tiga solusi utama:
- Penguatan pendidikan multidimensional: Pendidikan berbasis nilai-nilai Islam perlu diperkaya dengan pendekatan multidimensional yang mengintegrasikan aspek spiritual, sosial, dan ekologis. Kurikulum pendidikan harus menanamkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dan solidaritas kemanusiaan. Kerja sama antar negara ASEAN untuk pertukaran pelajar juga diusulkan untuk memperkuat pemahaman dan kerja sama.
- Kolaborasi regional untuk keberlanjutan: Kolaborasi antar negara ASEAN sangat penting dalam menghadapi tantangan lingkungan. Kerja sama ini meliputi pengelolaan hutan secara berkelanjutan, investasi di teknologi ramah lingkungan, dan upaya bersama untuk mengurangi emisi karbon. Kerja sama ini penting bagi keberlanjutan lingkungan.
- Membangun kepemimpinan moral di kawasan: ASEAN perlu melahirkan pemimpin-pemimpin moral yang mampu menjadi teladan dalam menyelesaikan krisis global. Kepemimpinan yang berintegritas dan konsisten (Al-Istiqamah) sangat penting untuk mengarahkan masyarakat menuju kemajuan berkelanjutan.
Kesimpulannya, partisipasi Kemenag dalam Konferensi Islam ASEAN III ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mencari solusi global untuk masalah kemanusiaan dan lingkungan, berlandaskan pada nilai-nilai Islam yang universal.