Sektor Pertanian dan Program MBG Jaga Ekonomi RI di Tengah Perang Tarif
Ekonom Fakhrul Fulvian menekankan pentingnya sektor pertanian dan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dalam menjaga perekonomian Indonesia di tengah perlambatan ekonomi global akibat perang tarif.
Ekonom Fakhrul Fulvian menyatakan bahwa sektor pertanian dan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) sangat penting untuk menjaga perekonomian Indonesia di tengah perlambatan ekonomi global akibat dinamika perang tarif. Pernyataan ini disampaikan di Jakarta pada Senin, 5 Mei 2025.
"Kekuatan sektor-sektor ini sangat penting bagi Indonesia untuk menghadapi volatilitas global yang sedang berlangsung. Ke depan, kebijakan seperti Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) akan memainkan peran penting dalam mendorong sektor pertanian," kata Fulvian.
Ia menambahkan bahwa pemerintah harus lebih gesit dalam memahami dinamika ekonomi global dan memanfaatkan peluang untuk memperkuat ekonomi domestik. Fulvian juga mengidentifikasi kuartal kedua tahun 2025 sebagai periode penting untuk mempercepat belanja anggaran negara melalui program-program yang bertujuan memperkuat pertanian.
Sektor Pertanian sebagai Benteng Ekonomi
Fulvian menjelaskan bahwa implementasi program MBG dapat bertindak sebagai penyangga terhadap gejolak ekonomi global. Program ini tidak hanya memberikan akses makanan bergizi bagi masyarakat, tetapi juga mendorong pertumbuhan sektor pertanian melalui peningkatan permintaan akan produk pertanian lokal.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya pemerintah untuk terus mendukung sektor pertanian melalui berbagai kebijakan, seperti penyediaan infrastruktur, akses pembiayaan, dan peningkatan teknologi pertanian. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor pertanian Indonesia di pasar global.
Dengan memperkuat sektor pertanian, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan ketahanan pangan nasional. Ketahanan pangan ini menjadi kunci penting dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Sektor Lain yang Tunjukkan Pertumbuhan Positif
Selain sektor pertanian dan program MBG, Fulvian juga menyoroti beberapa sektor lain yang menunjukkan kinerja positif. Sektor manufaktur, misalnya, tumbuh 4,55 persen year-on-year (yoy), menunjukkan peningkatan aktivitas produksi dalam negeri.
Pertumbuhan juga terlihat pada sektor perdagangan, yang meningkat 5,03 persen yoy, dan sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh signifikan sebesar 7,72 persen yoy. Pertumbuhan di sektor-sektor ini menunjukkan pemulihan ekonomi yang perlu terus didorong melalui implementasi berbagai program strategis.
Data dari Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,87 persen yoy pada kuartal pertama (Q1) 2025. PDB pada Q1 2025 dengan harga berlaku (ADHB) mencapai Rp5.665,9 triliun dan dengan harga konstan (ADHK) sebesar Rp3.264,5 triliun.
Pentingnya Strategi Jangka Panjang
Pertumbuhan ekonomi yang positif ini perlu dijaga dan ditingkatkan melalui strategi jangka panjang yang komprehensif. Pemerintah perlu terus memantau perkembangan ekonomi global dan menyesuaikan kebijakannya agar tetap relevan dan efektif dalam menghadapi tantangan yang ada.
Pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil juga tidak dapat diabaikan. Kerja sama yang erat akan memperkuat daya tahan ekonomi Indonesia dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Kesimpulannya, sektor pertanian dan program MBG terbukti menjadi pilar penting dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah gejolak ekonomi global. Pertumbuhan positif di sektor lain juga menunjukkan sinyal pemulihan ekonomi yang perlu terus didukung dengan kebijakan yang tepat dan terarah.