Semarang Usul Musrenbang Khusus Pariwisata: Goa Kreo Jadi Fokus Pengembangan
Wali Kota Semarang mengusulkan musrenbang khusus pariwisata untuk pengembangan sektor ini secara komprehensif, dengan Goa Kreo sebagai salah satu fokus utama pengembangan.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, mengusulkan terselenggaranya musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) khusus pariwisata. Usulan ini disampaikan pada Minggu di Semarang, sebagai upaya pengembangan sektor pariwisata yang lebih komprehensif dan partisipatif. Beliau menekankan pentingnya perencanaan yang terarah dan melibatkan langsung para pelaku wisata.
Gagasan tersebut muncul dari keinginan untuk merancang pengembangan desa wisata secara khusus. Dengan musrenbang khusus, diharapkan perencanaan pembangunan pariwisata di Semarang dapat lebih terfokus dan melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk kelompok sadar wisata (pokdarwis) dan desa wisata. Wali Kota Semarang berencana untuk segera mengadakan rapat kerja dengan para pemangku kepentingan untuk membahas agenda tahun 2026.
Semarang memiliki potensi pariwisata yang luar biasa, salah satunya adalah Goa Kreo di Gunungpati. Goa Kreo, dengan tradisi unik Kirab Sesaji Rewanda, dianggap sebagai aset berharga yang perlu dikembangkan lebih lanjut. "Kalau ada musrenbang pembangunan kenapa tidak kita buat musrenbang untuk pariwisata. Nanti kami agendakan rapat kerja dengan kelompok sadar wisata (pokdarwis) dan desa wisata untuk menentukan agenda yang ada di Kota Semarang," ujar Wali Kota Semarang.
Pengembangan Goa Kreo dan Infrastruktur Pendukung
Wali Kota Semarang melihat Goa Kreo sebagai "permata terpendam" yang perlu diasah agar berkilau dan menarik minat wisatawan. Terdapat amfiteater yang telah tersedia dan pernah digunakan untuk pertunjukan orkestra. Namun, akses jalan menuju lokasi tersebut perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) diinstruksikan untuk segera memperbaiki dan memperlebar jembatan serta meningkatkan akses jalan masuk.
Peningkatan akses jalan ini sangat penting untuk menunjang kegiatan seni dan budaya di amfiteater. "Nanti kami perbesar jembatan dan tingkatkan akses jalan masuk supaya amfiteater juga dilirik. Karena kalau berdiri sendiri tanpa penunjang fasilitas tentu akan mempersulit teman-teman seniman yang akan menggunakan," jelas Wali Kota Semarang.
Selain infrastruktur, Wali Kota Semarang juga menekankan pentingnya pelestarian budaya lokal. Kirab Sesaji Rewanda, sebagai agenda tahunan, bukan hanya sekadar tontonan, melainkan juga wujud syukur dan pelestarian sejarah yang menghubungkan manusia dengan alam dan lingkungan sekitarnya, termasuk populasi monyet di kawasan Goa Kreo.
Komitmen Pemerintah Kota Semarang terhadap Pariwisata Berkelanjutan
Pemerintah Kota Semarang berkomitmen untuk terus merawat dan mengembangkan warisan budaya seperti Kirab Sesaji Rewanda. Ke depan, acara ini akan dikemas lebih meriah dengan melibatkan lebih banyak pokdarwis dan masyarakat sekitar. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk keberhasilan pengembangan pariwisata berkelanjutan di Semarang.
Musrenbang khusus pariwisata diharapkan dapat menjadi wadah bagi semua pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dan merumuskan strategi pengembangan pariwisata yang efektif dan berkelanjutan. Dengan perencanaan yang matang dan partisipasi aktif semua pihak, potensi pariwisata Semarang, termasuk Goa Kreo, dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Melalui pengembangan infrastruktur dan pelestarian budaya, diharapkan Semarang dapat menjadi destinasi wisata yang lebih menarik dan berdaya saing. Komitmen Pemerintah Kota Semarang untuk terus berinvestasi di sektor pariwisata menunjukkan visi yang jelas untuk menjadikan Semarang sebagai kota wisata yang maju dan berkelanjutan.